Minggu, 09 Desember 2012

Perjalanan Mimpi

Diposting oleh nuratnamukti di 09.34 0 komentar
(cerita ini lanjutan dari cerita sebelumnya : Mimpi Butuh Perjuangan)


Perjalanan ke Jakarta itu mungkin perjalanan yang paling aku ingat. Karena perjalanan itu yang paling bersejarah bagiku. Mengapa? karena bagian itu adalah salah satu mimpiku. Naik pesawat. Sampai usiaku yang ke-19, aku belum pernah naik pesawat. Harap maklum sih ya, rumahku dekat dari Semarang, tak perlu  menyeberang lautan.

Dan akhirnya tanggal 10 November 2012 tepat di hari pahlawan, Allah mengahdiahkan ku mimpi itu. Naik pesawat. Boleh lah kalian tertawa menertawakan mimpiku itu. Tapi itulah aku, sesederhana itu, sampai naik pesawat pun ada di list mimpiku. Satu yang spesial di sini adalah pertama kalinya naik pesawat, tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis, karena semua biaya transportasi dan akomodasi telah ditanggung oleh panitia. Dan satu lagi yang menarik, sekalinya naik pesawat, pakenya Garuda Indonesia Airlines. Hehee..

Kalo nggak percaya nih tiketnya, hahaa..


SMG - CGK
Kode-kode kota lokasi Bandara yang artinya dari Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang ada di Cengkareng. Dulu aku sempat berfikir, SMG itu singkatan dari Semarang. Sedangkan CGK apa? kenapa tidak JKT atau TGR (Tangerang maksudnya) hehe.. Sempet berfikir juga, CGK itu Citi Great apa lah gitu, atau Center bla bla bla.. Tapi ternyata itu CENGKARENG hahaa.. Dan tahukah darimana aku mendapatkan jawabannya? Ketika aku iseng-iseng check in menggunakan forusquare, ada tulisa Cengkareng gitu, baru lah aku ngeh!

Haduh maaf ya, terserah sih pada mau bilang aku apa, katro, kampungan, kemseupay, ndeso, whatever. Ya memang kenyataannya begitu, hehee.. Anggap saja ini adalah suatu proses.

Yang membuat ku menarik, transportasi udara memiliki jadwal yang teratur dan disiplin. Sudah sangat jelas, bahkan tertulis di tiketnya, kalau batas check in jam segini, pesawat mulai terbang jam segini, sampai di kota tujuan jam segini. Dan siapapun yang telat ditinggal. Bayangkan jika angkutan darat seperti angkot, bis, yang ada di Indonesia memiliki sistem manajemen seperti ini. Lebih teratur. Kita tak usah lama menunggu angkot sampai setengah jam, karena kita telah memiliki jadwal kapan angkot itu datang di halte. dan kita dapat memprediksi jam berapa kita sampai di tujuan. Beda dengan angkot sekarang yang waktu tempuh itu tergantung supirnya. Kalau masih muda ya cepet, kalo udah tua  ya lama. Begitu kan?
Tapi aku yakin, suatu saat akan ada sistem tersebut yang diterapkan di Indonesia. Ini tugas kita, planner! :)

Semua orang pun jelas nggak ingin ketinggalan pesawat. Kita juga. Closing check in itu jam 05.30. Aku berangkat jam 04.00 dari Tembalang. Selesai sholat shubuh aku langsung memesan taxi dan meluncur. Wah pertama kali ke Bandara A. Yani apa yang aku pikirkan? Biasa aja. Hehe, peace. Yah, aku merasa ini seperti terminal, hanya lebih besar dan sedikit lebih bagus. 

45 menit perjalanan. Sangat singkat. Tapi menarik, aku bisa melihat kota dari atas langsung. Biasanya aku melihatnya dari foto citra, foto udara, kini aku melihat langsung, melihat pemukiman-pemukiman, sawah, dan lautan dengan perahu-perahu. Di dalam pesawat pun disediakan hiburan. Di depan kursi kita terdapat layar kecil yang kita dapat melihat berbagai macam video, film, lagu dari situ. 

Sesampainya di Jakarta, aku aktifkan lagi handphone ku. Banyak SMS dan whatsapp yang masuk. Menanyakan berangkat jam berapa, sudah sampai apa belum, dan banyak pula yang mendoakan kita juara. yang pertama kali aku balas adalah sms dari ibuku yang menanyakan, "Pesawatnya udah berangkat?" aku membalas, "Sudah sampai bu.." Ibuku membalas lagi, "Sudah sampai mana? Jakarta? cepet banget.." :)

tapi sayang banget nih, nggak ada moment yang aku jepret selama perjalanan ini. padahal kan bisa buat pamer lagi ya, hahaaa.. :D

Soekarno Hatta International Airport. Jauh jauh lebih besar dari A.Yani. Jelas, ini di ibukota! Selain lebih besar, juga lebih banyak orang dari berbagai suku ras budaya, kulit hitam, putih, coklat, rambut hitam, coklat, merah, putih, hidung mancung, pesek dan sebagainya. Intinya ini bandara rame deh!! hehee..

Akhirnya kita naik taxi menuju ke Hotel yang telah disebutkan panitia, Millenium Hotel Sirih Jakarta. Dan kami juga terkagum ketiak pertama kali melihatnya dari jendela taxi. Aku ingat Tony berkata padaku, "Wuih nung, lihat deh hotelnya keren!" wow, memang keren. Berhubung aku juga tidak menjepret hotel tersebut dari luar, aku kasih foto hasil searching aja yah, hehee...



Taraaa.. keren nggak tuh. Bintang 4 meen! 15 lantai meen.. dan kamar kita ada di lantai 10! Nih aku tunjukin juga bentuk kamarnya.. :)


Dengan AC yang dingin, kasur empuk, TV dengan banyak channel, air hangat, dan fasilitas yang lengkap banget, kita hari itu benar-benar dimanjakan. It's so different with kos-kosan kita! hahaa.. :D
Dan yang aku suka, kita dapat melihat kota Jakarta dari atas! dan tampak pemandangan-pemandangan khas Jakarta, gedung - gedung tinggi, macet, pemukiman padat...

Ini diambil di pagi hari. Masih sepi coy! tuh liat, skyline dar gedung-gedung tingginya keliatan jelas.

Millenium Hotel terletak di perempatan nih. Masih pagi jadi juga maish sepi jalanannya..

Jakarta di malam hari. Untung hotel kita tidak terletak di pusat kemacetan, jadi nggak terlalu bising :)


Gedung-gedung tinggi dan pemukiman padat

Di Jakarta, bukan kita dibangunkan oleh ayam berkokok, tapi kita dibangunkan oleh suara mesin dan klakson kendaraan bermotor. Oh Jakarta... Ibukota Indonesia..

Hotel Bintang 4 ini memang bisa dibilang mewah banget. Apalagi untuk ukuran aku yang anak kampung, hihi.. Menurutku ini adalah suatu kenikmatan dunia, semuanya di sini sudah tersedia, kita tinggal menggunakannya, tanpa harus membayarnya. Udah kayak orang kaya, orang prnting gitu deh :D

Awalnya sejak aku baru datang ke Hotel Millenium ini, kita sempat bingung. Soalnya dari panitia pun tidak ada yang menyambut, hehe. jadilah kita kayak orang ilang di Hotel mewah ini. Akhirnya kita duduk deh di cafe lounge di dekat lobby. Tiba-tiba ada pelayan yang menawarkan minum. Ups, padahal kita nggak niat minum, hanya mau numpang duduk. Dengan sok - sokan kita minta daftar menu yang dibawa oleh pelayan tersebut. 

dan... Taraaaa!!!!



Itu cuma sebagian yang berhasil ditangkap kamera, masih ada lho yang harganya jutaan rupiah, biasanya semacam wine gitu. cuma minum doang ngeluarin duit segitu banyak yaah, ckckck.. orang kayaa.. orang kayaaa.. 

terus kita milih apa? Akhirnya kita bilang ke mbak pelayan yang ramah dan murah senyum itu, "Nggak jadi deh mbaak.." sambil muka polos lama-lama rata deh tuh muka gue. lihat ekspresi mbaknya juga luntur deh senyumnya. Akhirnya dia ambil balik daftar menu dan pergi, hehee.. maaf ya mbaa. budget kita segitu nggak cuma buat minum doang, hahaaa.. :D

Okey, itu tadi cerita baru sebagian kecil dari inti ceritaku. Ini baru cerita tentang perjalanan mimpi dan di hotel. Ntar gue lanjutin lagi tentang presentasi, kawan baru, dan cerita lainnya yaaa :D

Sabtu, 08 Desember 2012

Mimpi Butuh Perjuangan

Diposting oleh nuratnamukti di 12.49 0 komentar

"Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..Keep our dreams alive, and we will survive.."


yup itu adalah salah satu quote yang terngiang-ngiang di  pikiranku setelah membaca buku 5 cm karya Donny Dhirgantoro. Sumpah ini buku menginspirasi banget buat gue!

dan satu lagi quote di buku 5 cm  :
“Dan bermimpi saja tidak akan pernah cukup...Dan sebuah impian memang seharusnya tidak perlu terlalu banyak dibicarakan,tetapi diperjuangkan.” 

Yah, mimpi itu butuh perjuangan.. gak cuma dimimpikan, ditulis, ditempe di dinding kamar, tapi perlu perjuangan! butuh kerja keras mencapainya. Dan ini yang menginspirasiku dalam meraih satu mimpiku. Memang beda, ketika kita bermimpi disertai usaha banting tulang, peras otak, banyak banget pengorbanannya, dibandingkan mimpi yang kita santai menggapainya. hasilnya beda!

Dan satu lagi quote di Buku Negeri 5 Menara :
"Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil."

Bersungguh-sungguh!! itu kuncinya sebenarnya. memang nggak semua mimpiku itu berhasil, terwujud, karena aku tau, aku kurang sungguh-sungguh, aku kurang berdoa, aku takut, perjuanganku sangat minim. itu!


---

Dan yang kini aku ceritakan adalah jelas tentang mimpi. mimpiku. tapi bukan hanya mimpiku, mimpi kita berlima. Aku, Ariga, Dewi, Asfi dan Tony. mahasiswa semester 5 jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, serta Arsitektur yang berkolaborasi sebagai strategi untuk meraih mimpi memenangkan suatu sayembara. Sayembara Ruang Kreatif Hijau. Menurut kami sayembara ini keren, karena tingkat nasional, dan diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum. Kenapa aku bilang keren? karena ini salah satu instansi dimana aku ingin bekerja di dalamnya :)

Mimpi kita. 
Berawal dari kita berdua aku dan Dewi yang ingin sekali mengikuti sayembara yang baru siangnya kita diinformasikan dari dosen Perancangan Kota ku. Namun kita berdua termasuk salah dua orang mahasiswa yang tidak mendapatkan kelompok. Sebenarnya sayembara ini sangat singkron dengan tugas besar kami di semester 5 ini. Sehingga ada yang satu kelompok tugas besar itu yang mengajukan diri ikut sayembara tersebut. Atau adalagi mereka yang membuat kelompok sendiri. Sementara aku, kelompokku ternyata tidak mau aku ajak sayembara itu, begitu juga kelompok Dewi, dimana teman sekelompoknya membuat kelompok lain untuk mengikuti sayembara tersebut. Tinggallah kami berdua yang sangat ingin mengikuti sayembara tersebut, namun apa daya, kami tak ada partner. 

Dulu, ada salah satu teman yang mengajakku untuk bergabung di timnya. Tapi aku menolak. Bukan apa-apa, karena ada satu teman yang lain yang perkataannya membuatku tersinggung, yang intinya secara tersirat bilang kalo aku boleh ikut, asal titik titik gitu deh.. Dan itu yang membuatku menolak. 

Kita berdua, Aku dan Dewi yang memiliki mimpi, masih terkendala mencari teman kelompok. Karena kita tidak mungkin hanya berdua. Sebenarnya banyak teman-temanku yang ingin ikut sayembara itu, tapi menurutku mereka penakut (peace :p), mereka takut nggak sanggup, mereka takut mencoba, mereka takut tak siap mengambil resiko, mereka terlalu pesimis. Tapi kata-kata andalanku bahwa kita harus berani, berani mengambil resiko, berani mencoba, dan harus berani bekerja keras!!! in kesempatan bung! aku sudah terlampau sering melewatkan kesempatan - kesempatan dalam hidup, dan saat itu aku nggak mau melewatkannya lagi!!!

"Kita harus berani mencoba, apa salahnya sih mencoba, gak ada ruginya, toh sayembara itu juga gratis, dikirimnya via email, nggak ngeluarin uang, yang kita butuhkan hanya semangat, sungguh-sungguh, keberanian, keluar dari zona nyaman!! Yang kita butuhkan hanyalah kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.." 

Itu kata-kata super yang aku ucapkan kepada teman-temanku ketika mengajaknya ikut dalam sayembara ini. Tak banyak yang terpengaruh, namun akhirnya ada juga yang tertarik dan memutuskan untuk ikut, Ariga, Asfi dan Tony. Susah banget ngedapetin mereka, hehee..


Ini kami dari kiri ke kanan, ada Tony, Asfi, Ariga, Inung dan Dewi



Mimpi.
Dulu bahkan aku hanya ingin sebatas ikut sayembara ini saja. Setelah kami berlima ngobrol - ngobrol, menghabiskan waktu bersama (ceilaah..) akhirnya muncul mimpi itu. Kita harus masuk final 5 besar! kita harus ke Jakarta!!! saat itu, tingkat kesemangatan kami meningkat 57 point.

Kalau boleh cerita, yah perjuangan kita memang cukup keren, di saat yang lain tidur, kita begadang di kontrakan Ariga buat ngerjain sayembara itu. Berapa malam kami menginap di kontrakan Ariga atau di rumah Tony untuk membabat habis sayembara itu. Kadang ada yang kelelahan sehingga paginya bolos kuliah (biasanya si Asfi, hehee..). Setiap kita kumpul pasti banyak kejadian-kejadian yang bener-bener diinget, kadang bikin ketawa kalo inget-inget.

Berawal dari cari lokasi perencanaan. Dari Gajahmungkur sampai Pedurungan, muter-muter, nyasar-nyasar di jalan yang sempit. Dan akhirnya, berbekal androidnya Dewi, kita menemukan Taman Sekar Jagad di Perumahan Tlogosari, Pedurungan. Ketika survey di sana, kita seperti orang asing, banyak anak-anak yang ngeliatin, dan ada bapak-bapak yang suka nanya-nanyain. Tapi alhamdulillah tdiak ada yang mengahmbat.

Pernah waktu kita ngerjain, hujan-hujan kita turun ke Semarang bawah buat nginep ke rumah Tony lewat Sigarbencah. Itu adalah jalan yang paling aku takutin selama di Semarang. Jadi jalannya itu menurun, berkelak kelok, gelap, dan banyak banget jalan yang rusak. Dan aku pernah kecelakaan yang cukup membuatku trauma turun ke Sigarbencah lagi. Namun sekali lagi ini dalam proses meraih mimpi, aku malam-malam, hujan, gelap, aku terabas Sigarbencah itu. Alhamdulillah, kami semua selamat sampai rumah Tony, walaupun kemaleman karena kami nyasar ngikutin Ariga, hehee..

Dan pernah juga di suatu malam hanya ada kita berempat, Ariga, Aku, Asfi dan Tony, kebetulan Dewi sedang berhalangan. Aku dan Asfi kelaparan malam itu, yah karena aku dan Asfi sama-sama belum makan malam. Ariga yang sangat keras kepala nggak mau nemenin kita beli makan, Tony yang ternyata sedang sibuk ngerjain tugas kuliah dia, akhirnya kita berdua keluar malam-malam cari makanan. Percaya atau tidak, itu jam 12 malam! Bayangkan jam 12 malam gadis cantik keluar berdua doang cari sesuap nasi untuk sekedar mengganjal perut. Dan ternyata tukang jualan makanan di dekat rumah Tony sudah pada tutup semua. Akhirnya kita jalan lebih jauh lagi. Sampai kita parno banget sumpah katika ada bapak - bapak yang ngikutin kita terus dari belakang, tapi alhamdulillah ternyata bukan apa-apa, hehee..

Karena kita bingung makan apa, kita memutuskna untuk makan pop mie di Indomaret depan Java Mall. Lagi-lagi disitu ada orang aneh dan misterius yang ngeliatin kita makan. Kita parno lagi tuh. Eh tapi ternyata dia lagi jemput temannya, hehee.. alhamdulillah.. Dan yang paling menjengkelkan, ketika kita pulang, Ariga tidur!

Satu lagi kejadian yang unforgetable, ketika aku jatuh dari motor ketika pulang dari rumah Tony. Jatuhnya itu nggak banget sih sebenernya, haha.. jadi intinya karena ngikutin Ariga, aku jatuh hehee..

Pokoknya banyak banget kejadian yang menemani perjuangan kita meraih mimpi ke Jakarta.
Yah, aku merasa perjuangan ini adalah perjuangan yang menyenangkan, seru, walaupun lelah, tapi itu membuat kita ada artinya hidup di dunia yang penuh perjuangan ini.

Tidur di lantai seperti pada gambar di atas mungkin salah satu cara kita menikmati perjuangan itu. Keluar dari zona nyaman, mungkin saat itu yang lain tidur nyenyak di atas kasur empuk, namun kita, di lantai, alhamdulillah masih ada bantal, hehee.. Lihat foto Asfi di atas, tidur dengan bantal di atas laptop, di samping kabel-kabel, makanan sisa amunisi buat melek, dan sebagainya..

Ketika kita mimpi ke Jakarta, kita berjanji bakalan lebih banyak berdoa pada Allah, minta doa restu orang tua, solat tahajud. Itu bagian dari usaha dan perjuangan, kawan! Berusaha tak cukup, berdoa yang melengkapinya.

Hingga suatu sore, entahlah aku juga lupa tanggal berapa, kita buka pengumuman finalis sayembara Ruang Kreatif Hijau itu di koperasi kampus. Lagi-lagi berbekal android Dewi, kita buka pengumuman. Dewi yang pertama kali melihatnya, "Ada nama kita..."

Di koperasi, kita berteriak, antara percaya dan tidak, senang sekali waktu itu, sampai kita keluar koperasi dan belum membayar makanan yang kita makan. Dewi lari ke kantin untuk meminjam laptop teman agar lebih jelas melihat pengumuman. Aku dan Asfi menyusul namun tak sampai menggapai Dewi, kita duduk lesehan di parkiran, sambil ketawa penuh syukur dan aku ingat apa yang aku ucapkan ke Asfi, "Fi, kita ke Jakarta..."

Satu mimpi kami terwujud, ke Jakarta.

Ingat lagu Laskar Pelangi, "mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan duniaa.."

Ya, mimpi adalah kunci. Kunci untuk membuka pintu mimpi menjaid kenyataan. Namun yang dibutuhkan tak hanya kunci, namun tangan yang menggerakkan kunci itu. Tangan itu adalah perjuangan dan doa. 
Selamat bermimpi, berjuang, berdoa untuk kita semua..


Akan ada lebih banyak cerita saat kita di Jakarta. Saat menemukan mimpi baru, perjuangan, hambatan dan sebagainya. To be continued...

test post

Diposting oleh nuratnamukti di 10.54 0 komentar
hhuuuwwwwwaaaaaaaaaaaaaaaa.....
*nari nari*
akhirnya gue ngeblog lagi, setelah lama di tengah kesibukan ngga bisa blogging, akhirnya di minggu siang yang cukup panas ini, aku yang lagi menganggur bisa deh nyempetin diri buat blogging, hehee..
Padahal ada yang bilang kalo blogger sejati itu yang dimanapun kapanpun, sempet ngga sempet, tetep bisa ngeblog. itu tandanya bukan gue, hehee..
it needs a proccess, right?

Banyak banget sebenernya adegan - adegan di setiap harinya yang menarik, inspiratif, sedih, kocak, haru, bahagia, semuanya.. yang bisa dishare ke yang lain..

nantikan cerita-cerita gue habis ini, habis ini gue langsung nulis deh!!
haha..

harap maklum yah post kali ini agak gak jelas emang, eh bukan gak jelas, emang nggak jelas, yang ini hanya ngetest seberapa cinta gue sm blogging (gak ada hubungannya sebenarnya haha), dan ngetest apakah gue masih inget bagaimana cari memposting di blog, hehe. makanya gue kasih judul test blog. pfffttt..

Kamis, 16 Agustus 2012

Celana Bahan Indikasikan Ikhwan?

Diposting oleh nuratnamukti di 12.37 0 komentar
Celana bahan. Agak ambigu sebenarnya. Celana bahan, bisa berarti celana bahan katun, celana bahan drill, celana bahan oxford, bahkan celana bahan jeans. Saya ingat saat pertama kali masuk ke dunia kampus, pada ospek senior yang kadang suka teriak - teriak berkata gini, "Yang cowok pake kemeja putih lengan panjang, yang cowok pake celana bahan!" Lalu banyak dari teman-teman saya yang nyeletuk, "Ini juga celana bahan, bahan jeans.."
Haha, benar juga.. Jadi apa yang harus dikatakan untuk menyebutkan celana yang dimaksud? Yah, sebenarnya pada intinya, celan bahan atau celana kain adalah celana yang berbahan bukan jeans, celana formal untuk acara-acara tertentu, atau celana yang biasa dipakai bapak-bapak pergi ke kantor, yang tidak membentuk bentuk kakinya, you know what i mean lah..
Sepertinya hampir semua anak muda zaman sekarang memakai celana jeans. Setuju kan?
Tapi ada 'kaum' yang berbeda, biasanya tidak memakai celana jeans, tapi celana bahan atau celana kain untuk kegiatannya sehari-hari. Ditambah lagi, celananya itu di atas mata kaki (tidak isbal), ya sesuai sunnah Rasul. Yah memang ada juga ikhwan yang kerap menggunakan celana jeans. Wallahu'alam. Malah ngomongin ikhwan ya ini, hehee..
Tapi ya sejatinya, kalau ada cowok pakai celana bahan di saat teman-teman lainnya memakai celana jeans, perlu dipertanyakan! Yang pertama, apakah dia seorang ikhwan (apalagi kalau celananya cingkrang), yang kedua apakah celana jeans-nya sedang dicuci? hehee..

Hingga suatu sore, saya menghadiri acara buka bersama teman-teman kelas di sekolah dulu. Sudah beberapa  tahun kita berpisah, ketika bertemu kembali, pasti banyak perubahan-perubahan yang terlihat. Ada seorang teman yang dulu biasa aja sekarang tambah jadi anak gaul, yang dulu bawa motor jadi bawa mobil, yang dulu ngomongnya nyong kowe sekarang jadi gue lo, yang dulu belum memakai jilbab sekarang memakai jilbab, yang dulu pakai sepatu balet sekarang memakai wedges dan semacamnya. Namun ada satu hal yang membuat saya penasaran. Ada dua teman cowok yang memakai celana bahan, padahal sewaktu sekolah dulu mereka biasa memakai celana jeans. Haha, sebenarnya biasa saja sih, cuma penasaran aja, haha..
Saya ingat sewaktu masih di Semarang seorang kakak tingkat bercerita tentang temannya yang dulu anak nakal sekarang jadi ikhwan, saya jadi terpikir, sepertinya belum ada teman saya yang berubah sedemikian itu, haha..
Akhirnya saya sms ke kakak tingkat saya itu, "Mbak, temen inung ada dua yang pake celana bahaan! hahaa.."
Dia langsung balas smsnya, "Paling baru beli tuh nung, celananya di atas mata kaki nggak?"
Pertanyaan yang tepat. Sayangnya celana bahan mereka tidak di atas mata kaki. Lalu mereka datang menghampiri kami  satu per satu. Seperti biasa, tradisi bersalam - salaman. Ku perhatikan mereka berdua. Tak usah suudzon, saya memperhatikan biasa doang kok, cuma liatin aja, haha.. Yang satu ternyata sudah tidak salaman dengan lawan jenis. Waah indikasi ikhwan yang kedua (setelah celana bahan) hahaa..
Namun sayang, teman yang satunya luput dari perhatian saya, tapi seingat saya di awal pertemua dia masih mau bersalaman dengan teman perempuan.
Ah, memang celana bahan tidak selalu mengindikasikan si pemakainya itu ikhwan ya? hahaa..

Rabu, 15 Agustus 2012

save rohingya

Diposting oleh nuratnamukti di 12.43 0 komentar

Di saat kita bebas dan merdeka menikmati setiap kehidupan kita,
Ada mereka di sana yang tak dapat menikmatinya.
Baginya, masih bisa hidup dan selamat adalah suatu rezeki yang tak terkira harganya.
Di saat teman-temannya dibantai, dibunuh, ditembaki di depan mata.

Umat islam di sana belum merdeka.
Namun apakah kita sesama muslim pantas berfoya-foya?

Jumat, 03 Agustus 2012

mau bikin desain?

Diposting oleh nuratnamukti di 10.19 0 komentar
berhubung di sini saya mendapat banyak job untuk desain, saya ekspansi di blog ini,

telah dibuka !!
Jasa pembuatan desain grafis
inunlicious design graphic

siapa saja yang ingin memesan desain baik berupa stiker, pin, cover, banner, sertifikat, pamflet, leaflet dan sebagainya, just sent email to nuratnamukti@gmail.com or comment in this post..

tapi di sini saya hanya membuat desain sesuai permintaan, nanti pihak konsumen yang mencetaknya sendiri yaah :D kalo untuk warga Tembalang atau UNDIP mungkin bisa saya cetak sekaligus.
untuk masalah biaya, dapat diperhitungkan, tergantung size desain, kerumitan dan waktu pembuatan :D
to get further information just sent me email .. ^^

contoh desain-desain kami dapat dilihat di sini

let's order !! 

Rabu, 01 Agustus 2012

Count On Me - Bruno Mars

Diposting oleh nuratnamukti di 11.24 0 komentar




If you ever find yourself stuck in the middle of the sea

I'll sail the world to find you
If you ever find yourself lost in the dark and you can't see
I'll be the light to guide you

Find out what we're made of
When we are called to help our friends in need

You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah
ooooooh, oooohhh yeah yeah

If you're tossin' and you're turnin
and you just can't fall asleep
I'll sing a song beside you
And if you ever forget how much you really mean to me
Every day I will remind you

Find out what we're made of
When we are called to help our friends in need

You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah
ooooooh, oooohhh yeah yeah

You'll always have my shoulder when you cry
I'll never let go
Never say goodbye

Oh, You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah
ooooooh, oooohhh

You can count on me 'cause I can count on you



satu lagu Bruno Mars yang aku suka, liriknya keren :D
apalagi bagian ini :

"You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there

And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah"


Kamis, 26 Juli 2012

aneh?

Diposting oleh nuratnamukti di 22.47 0 komentar
sendiri

sepi

aku sendiri

entahlah

hanya aku yang merasakannya? ataukah kalian juga rasakan?

sepertinya tidak

dimana?

dimana yang aku cari kemana?
sembunyi?
belum tampakkan diri?
kapan?
sampai kapan sembunyi?

entah

entahlah

aku saja yang merasakannya

aneh


aku?

iya

aku aneh

aneh dalam kesendirian ini

sudah 

selesailah

Selasa, 24 Juli 2012

Tantangan Ramadhan

Diposting oleh nuratnamukti di 20.07 0 komentar


bagiku tantangan saat bulan Ramadhan adalah tantangan masak, bikin takjil dan semacamnya. 

yah secara ya, aku belum expert dalam hal perdapuran. suka sih sebenernya, suka bantuin ibu motong - motong wortel, buncis, sosis, suka juga bantuin numis bumbu di penggorengan, suka juga bantuin ngaduk - ngadukin adonan biar kalis, mixer-in adonan, blender-in buah - buahan. tapi kalo ditinggal sendirian, udah, ngga tau apa-apa, haha..

hari kedua ramadhan udah ada lomba masak antar kelompok liqo. woww!! amazing banget mengingat kita sekelompok ngga ada yang bisa masak! hahaa.. mana masaknya ditentukan, harus masak suatu makanan ta'jil beserta minumannya, dengan bahan dasar pisang.
oke, akhirnya kita searching, browsing, surfing, akhirnya menu deh Bolu Kukus Pisang. itu nama yang tercantum di suatu artikel di internet. di gambar sih keliatannya enak banget, terus bikinnya juga gampang, ngga perlu di oven (secara kita ngga punya oven, hehe) cuma dikukus (padahal kita juga ngga punya panci pengukus, haha).

namun, pada percobaan pertama kita GAGAL! pewarna makanan terlalu banyak jadi lebih nampak seperti daging sapi mentah, yiiaakksss.. selain itu, bolunya tidak mengembang, semacam bantat gitu deh. kata tester kita, rasanya ngga manis, terigunya kok kayak nggumpal gitu, dan satu lagi kebanyakan pewarna jadi kayak makan lipstick. yeaaah.. kita mengkeret deh nih. akhirnya jam 3 kita start bikin lagi bolu yang kedua. dengan revisi hasil asistensi dengan tester. dan hasilnya ternyata ngga jauh beda dari yang pertama. bedanya hanya di warnanya yang memang sudah kita kurangi. jika yang pertama seperti daging sapi yang mentah, percobaan kedua ini seperti ham yang ada di burger-burger. untuk tambah menguatkan akhirnya kita potong aja bundar biar tambah kayak ham, hahaa..

kegagalan demi kegagalan itu kadang bikin kita lemes. akhirnya dengan segala kreatifitas kita, kita bikin menu inovasi dari resep tersebut dan akhirnya kita menamakan makanan buatan kita dengan nama "Bolu Pisang Isi Strawberry Saus Mangga" \\(^O^)//

Dari bolu tipis karena adonan emang dikit dan ngga ngembang, akhirnya kita tumpuk jadi dua, ditengah-tengahnya kita kasih fla dan irisan strawberry. Fla terbuat dari susu cair, gula, ditambah air. lalu saat direbus kita kasih maizena, dan diaduk sampai mengental. lalu biar cantik kita siram pakai saus mangga. kenapa saus mangga? karena kita ngiranya ini makanan bakal manis banget, jadi biar ada asam - asamnya kita kasih saus mangga. sausnya itu dibuat dari fla putih tadi, kasih marimas mangga, hehee.. ditaburin deh sausnya di atas bolunya.. untuk garnish nya, kita kasih irisan tipis dari pisang dan strawberry. sumpah, imut bangeeet kaaan?





dilihat dari penampilannya, kita emang dapet banget haha.. tapi jangan tanya rasanya. ketika kita nawarin ke seseorang yang pintar masak, dahinya langsung berkerut, "Ini ngga pake telur ya?" Lah mbaak, kita emang ngga pake telur, di resepnya nggak ada.. lalu, beralih ke mbak yang biasa aja juga, ngga masak kayak kita, "Aku ngga tau ini emang gini apa bantat sih?" yah, kita juga ngga tau deh mba, nggausah tanya kita. hehe..

di tempat perlombaan kita cuek aja sih. apalagi kalo dibandingin sama makanan dari berbagai kelompok rival kita. ugh optimis banget! optimis ngga bakal menang ~,~
Kita bertekad pulang duluan setelah makan besar. tapi tiba - tiba mc berdiri, mengumumkan juara - juaranya. aku penasaran, makanya ak berhenti dan menyimak sang mc. "Juara tiga adalah..." siapa lupa namanya. oke fix, kita pulang. soalnya aku hanya ngarep juara 3, toh ngga mungkin juara satu dan dua, hehe.. sambil siap siap pulang masih terdengar mbak mc ngumumin, "juara dua adalah..........." lalu terdengan ramai - ramai "horrreeee...." aku melanjutkan beres-beresku. lalu di detik - detik akhir, aku masih mendengar, "Dan juara satu adalaaaaaah.... ROQUUUU!!!" Whaaaat? Roqu? roqu tak lain adalah nama kelompok liqo ku. 
"Mbak bener roqu?" tanyaku sambil melotot tak percaya.
Mbak mc mengangguk yang artinya "Iya, bener Roqu.."
akhirnya aku membawa kabar mengejutkan ini kepada teman-temanku yang sudah ada di luar halaman rumah. mereka shock. sama shock nya seperti aku saat pertama kali ku dengar dari mc. kita heboh, jelas, kita memang heboh! hehe..
lalu terdengar celetuk seorang teman yang kelompoknya nggak menang, "jelaslah kamu menang, wong yang lain pisang kalian daging sendiri.. " haha..
akhirnya kita pulang dengan membawa predikat juara satu. entahlah apa yang ada di benak para juri. mungkin mereka ngga nyicipin ya, hanya liat hahaa.. sayang yang kita bawa hanya predikat, hadiahnya mana? jawabannya nyusul. semoga hadiahnya bukan buku resep makanan, haha..
oke, cukup sudah hari itu.
lalu sore ini, tiba - tiba ketua rohis ku sms :
“Assalamu’alaikum. Ukh, bisa minta tolong koordinir pengurus akhwat untuk bikin takjil?”
aku teringat besok ada buka bersama rohis di panti asuhan. oke, perintahnya emang cuma suruh ngoordinir, tapi setauku kebanyakan pengurus akhwat udah pada pulang. hanya beberapa di sini. itu artinya sama aja nyuruh aku yang masak. jadi sepertinya aku akan sedikit bereksperimen dengan resep lagi. haha.
dengan sok cool aku balas :
“Takjilnya apa?”
dengan lebih cool lagi dibalas :
“Kurma sama kolak”
Glek *nelen sendok*
aku ngga bisa bikin kolaaaaaaaaaak…
Ku raih handphone ku. ku ketikkan di layar message, ku tulis untuk ibuku :
“Bu, bikin kolak itu gimana caranya ya?” ~('__'!)~~
---------------------------------------

Desain Stiker

Diposting oleh nuratnamukti di 13.27 4 komentar
Lagi, desain stiker buatanku. Alhamdulillah masih ada orang yang percaya sama aku buat bikinin stiker di acaranya, atau buat menghasilkan duit (alias danus). Maklumlah kalo bikin desain di sini ya emang tanpa dipungut biaya, hehe.. Tapi sebenernya ada stiker bikinanku yang kata orang yang nyuruh sih mau dibayar (gara-gara waktu itu lagi jaman bgt danus) tapi ngga tau nih sampe sekarang ngga ada kabarnya, haha.. but, it's no problem, because i love it :D

Ini stiker diminta temenku buat aku yang bikin. Stiker buat danus TANYA 2012 (Tafakur Alamnya Anak Teknik). Nah, BEN10 itu nama forum mahasiswa muslim angkatan 2010 yang lahir pada saat acara TANYA 2011. Singkatannya adalah Brave and Excellent Muslim Engineer 2010 :D

Ini stiker juga sama, buat danus TANYA 2012.
Biar menarik, aku tambahin kata - kata :
"Dengan membeli stiker ini, anda telah mendukung kegiatan TANYA 2012"
hahaa...

Kalo stiker ini buat acara ku sendiri sih. hehe..
Stiker ini dibagi cuma - cuma sebagai souvenir buat peserta
Sekolah Pementor. Maksudnya sih biar menarik aja.
Ditambah lagi di stikernya ada ayat Al Quran yang memotivasi mereka
biar mereka SIAP! jadi pementor. (kayak yang ditulis di stiker) :D

Nah, yang ini sama aja kayak atasnya sih.. 
cuma ini gambarnya akhwat, 
jadi dibagiin buat peserta akhwat. 
Kalo yang tadi dibagiin untuk peserta ikhwan.

Kalo ini acaranya Departemen Riset FST, yaitu GORE (Grand Opening Research)
Ini aku diminta bikinin stiker sama temenku yang kebetulan dia jadi ketua panitianya. 

Ini nasibnya sama kayak stiker BEN10 tadi, sama sama buat danus TANYA 2012 hehe
Bedanya ini stiker UNDIP

Stiker UNDIP yang ini juga sama buat danus acara TANYA 2012

Ramadhan Kali Ini...

Diposting oleh nuratnamukti di 11.56 0 komentar


Ramadhan kali ini menurut saya adalah ramadhan yang ramai, penuh haru, huru hara, dan hura hura.

Haru. Ramadhan kerap disebutkan sebagai bulan penuh berkah, (walaupun memang benar adanya) setiap amal yang dilakukan dilipat gandakan. Tak heran banyak orang yang memanfaatkan kesempatan emas ini untuk melakukan hal - hal yang jarang dilakukan di bulan - bulan biasa. Momen Ramadhan ini banyak sekali kegiatan berbagi. Lihatlah anak - anak jalanan yang berkeliaran di jalanan, yang biasanya diacuhkan, tak diperhatikan, kini datangnya Ramadhan setidaknya membuat mereka bahagia sejenak. Banyak warga biasa, pengusaha,  dan sebagainya yang sedikit melirik mereka, menyisihkan sebagain rezekinya, berbagi dengan mereka. Bahkan komunitas - komunitas, organisasi masyarakat, acap kali mengadakan kegiatan buka bersama dengan anak - anak jalanan itu. Belum lagi panti asuhan yang kini jadwalnya padat menerima kunjungan dari orang - orang yang peduli (walaupun ada yang peduli hanya saat Ramadhan). Melihat mereka bahagia, si pemberi bahagia karena beramal, si penerima bahagia karena akhirnya di bulan penuh berkah ini mereka banyak mencicipi makanan yang enak. Semoga kebahagiaan ini tidak berakhir di akhir Ramadhan tahun ini. Semoga yang kaya tak berhenti memberi, dan semoga yang berhak diberi tak terlena diberi, namun termotivasi untuk juga memberi.

Huru Hara. Ramadhan kali ini penuh huru hara, berita - berita yang cukup banyak dijadikan bahan obrolah mulai dari warung kopi sampai cafe - cafe. Seperti berita di dunia hiburan, sampai berita politik. Contohnya ada berita Ariel yang katanya 'pahlawan' bebas dari penjara, Miranda Goeltom yang akhirnya mengenakan baju tahanan KPK, ada lagi yang santer di Jakarta sana tentang pemilihan gubernur putaran kedua.. Semua mewarnai Ramadhan kali ini. Semoga banyaknya kabar - kabar tersebut tetap membuat kita fokus pada Ramadhan kita.

Hura - hura. Ini mungkin yang paling banyak terjadi di kalangan muda - mudi dan mahasiswa. Lihat saja banyak restoran, cafe, rumah makan elit, gaul, tempat nongkrong yang rame menjelang berbuka puasa. Banyak pula gerombolan muda - mudi atau bahkan berpasangan yang duduk - duduk siap untuk berbuka puasa. Baguslah kalau mereka memang berpuasa. Namun yang mengejutkan, terkadang, ketika adzan maghrib mereka berbuka sambil berbincang - bincang, namun sampai adzan isya berkumandang pun beberapa dari mereka masih tetap di tempat duduknya. Itu artinya beberapa dari mereka itu tidak melaksanakan sholat maghrib. Belum lagi hura hura yang satu ini --> Belanja di mall. Salah satu ibadah yang dilaksanakan pada saat Ramadhan adalah i'tikaf di masjid. Namun kebanyakan orang, dari anak - anak, remaja bahkan tante - tante yang hobi belanja mempunyai cara sendiri. Mereka kebanyakan beri'tikaf di mal bukan di masjid. Sebagian dari masyarakat kita memanfaatkan Ramadhan untuk berbelanja kue, atau pakaian, sepatu yang diobral di mal. Padahal Allah juga telah mengobral pahala - pahala untuk manusia yang beramal di Bulan Ramadhan ini. Boleh saja lah kita belanja untuk menyiapkan lebaran kita, namun jangan sampai lalai tujuan kita sebenarnya di Ramadhan ini.
Memang semakin banyak peristiwa yang terjadi di Ramadhan kali ini. Huru hara, yang haru, atau yang hura - hura. Semoga semuanya bisa tetap menikmati kenikmatan tak terbatas di Bulan Ramadhan ini..



Sabtu, 21 Juli 2012

In The End of This Semester

Diposting oleh nuratnamukti di 15.15 0 komentar
in this posting, i just wanna share about our lecture in this hot semester..

Yang aku rasakan dan teman - teman, semester 4 adalah semester yang terberat dari semester - semester sebelumnya, atau bahkan mungkin dengan sesudahnya. Pada semester ini, kami 'hanya' mengambil 6 mata kuliah. Yup hanya enam! Namun beratnya melebihi 12 mata kuliah. Di semester ini kami bergelut dengan Perencanaan Tapak, Studio Proses Perencanaan, Metode Analisis Perencanaan, Sistem Informasi Perencanaan, Perencanaan Wilayah dan Perencanaan Kota. Di semester ini kami pun bergelut dengan Auto CAD, ArcGIS, ArcView GIS, SPSS, Expert Choice, Google Earth, and also Microsoft Excel, Word, Power Point, Corel Draw and so forth. Dan di semester ini pula kami bergelut dengan virus, not responding, laptop yang nge-hang karena ngga pernah dimatikan. Tak lupa di semester ini pula, kami bergelut dengan teman - teman sekelompok yang kadang kacau, bergelut dengan mbak - mbak kos yang kita minta dibukain pintu jam 01.00 malem, bergelut dengan dosen - dosen yang selalu menuntut tugas kita selalu perfect, bergelut dengan asisten yang kadang membuat kami kesal, bergelut dengan kelompok lain waktu kita presentasi, bergelut dengan ibu kontrakan rumah sebelah karena kita yang rame, bergelut dengan tukang print, tukang plotter, tukang jilid, tukang nasi goreng yang lewat depan kontrakan, satpam, hahaaa.. #nostalgila

Semester 4, semester yang paling kacau. pernah nggak pulang kos - kosan 2 hari berturut - turut, ke kampus nggak mandi. kuliah jam 7 bangun jam setengah 8. nggak tidur 2 hari berturut - turut. organisasi terbengkalai.  semua itu ada di semester 4 ini..

di akhir semester yang penuh perjuangan ini, aku hanya berharap, muncul keajaiban. semester empat, ip empat.. wow.. 

Minggu, 06 Mei 2012

Dua Sisi

Diposting oleh nuratnamukti di 05.11 0 komentar
“Haah, udah habis?? Astaghfirullah kak..” Aku letakkan buku tebal yang aku baca sore itu, dan segera berdiri menatap wajah kakakku, yang lebih tua 10 menit dariku. Bisa dibilang kami berdua adalah saudara kembar. Aku geram melihat kelakuan kakakku ini. Bayangkan, uang satu juta kiriman mama di awal bulan, sudah habis dalam waktu kurang dari 20 hari saja, entah apa yang ada di pikirannya.
“Ya, gue kan banyak kebutuhan, Ne..” Jawabnya santai sambil menyulut korek api pada rokok yang sudah di mulutnya.
“Inne nggak suka kakak ngerokok!” Kataku sambil merebut rokok dan korek itu, lalu ku lemparkan ke arah tempat sampah yang berjarak 1 meter di sebelah kiriku. Tepat.
 “Udahlah Ne, gue pinjem duit lo dulu ya. Ya Inne ya, lo kan sodara gue satu-satunya. Iya sih, emang gue bukan ikhwan yang rajin ngaji kayak temen-temen lo itu, tapi gini-gini gue masih sodara kembar lo, malah tuaan gue kan.. Masak ngga mau bantuin kakak lo sendiri sih. Tega lu yee.”
Aku terdiam. Ya dia memang bukan ikhwan seperti kawanku di organisasi-organisasi yang aku ikuti. Dia jauh berbeda. Dia mahasiswa yang bukan aktivis, bukan juga mahasiswa study oriented, namun dia lebih asyik main band daripada kuliah. Aku sayang sama dia. Tapi aku juga tak mau menjadikan ia selalu bergantung seperti ini.
“Ne, gue nggak mungkin minta duit mama lagi. Kasihan mama, Ne.. Makanya gue pinjem lo, ntar awal bulan depan gue balikin deh. Gue ada jadwal manggung akhir bulan ini.”
“Kak Onni, bukannya Inne ngga mau ngasih pinjeman, tapi Inne nggak mau kakak kayak gini terus. Oke, sekarang kakak jawab jujur deh, itu uang bulanan bisa habis cepet banget buat beli apa? Beli rokok? Atau buat pacaran? Kaaak, Inne udah beberapa kali sih bilang, Inne nggak suka kakak pacaran, ngga ada untungnya, pacaran kan juga ngga boleh menurut islam. Apalagi rokok, sama aja bakar duit tau, mana ngga baik buat kesehatan. Kalau kakak kasihan sama mama, harusnya kakak tau, nggak bakal boros-boros kayak gini lagi..” ucapku masih dengan ketus.
“Yah, Ne, lo udah main semprot aja, gue belum jawab juga. Engga Ne, udah gue putusin si Sherly, matre dia, sekarang gue udah nggak pacaran kok, swear deh! Terus, gue ngrokok kadang-kadang doang, kalo lagi stress ne.. Udah deh beneran. Itu kemaren udah habis buat beli gitar baru, Ne.. hehe.. Please Inne cantik, hehe..” Jawabnya sambil memasang muka senyum – senyum aneh.
“Kak, Kakak udah gede, harusnya udah tau prioritas, mana yang penting buat dibeli, mana yang ngga penting. Kakak udah punya gitar kan? Hufft.. Kakak butuh duit berapa?”
“Iya, iya deeh.. Lima puluh aja deh..”
Aku buka dompet cokelatku, ku ambil lembaran berwarna biru, yang tak lain adalah uang lima puluh ribu rupiah. Ku sodorkan ke arah Kak Onni. Ketika Kak Onni akan meraihnya, aku tarik lagi uang itu, “Eits, tapi ada syaratnya..” Ucapku sambil tersenyum dan mengangkat satu alisku ke atas.
“Kakak janji ngga boleh ngerokok, dan nggak boleh pacaran.”
“Hmm, oke, gue janji..” jawabnya tanpa pikir panjang. Cepet banget jawabnya, kau pikir ini boongan apa? Ucapku dalam hati.
“Ya, Inne emang mungkin nggak bisa terus-terusan mata-matai kakak ngrokok atau engga, pacaran atau engga. Inne pun ngga punya uang buat nyewa mata-mata untuk memata-matai kakak. Tapi, ingat, ada Allah, Tuhan Inne, Tuhan Kakak juga.” Ucapku sambil menunjuk dada Kak Onni. “Dia yang mengawasi kakak setiap detik tanpa pernah luput pengawasannya. Kalau kakak ngrokok atau pacaran, berarti kakak tidak menepati janji, oke?  Oya, Allah tadi liat loh pas kakak bilang janji. Hehe.. Jadi deal ya, Inne ngasih uang ini ke kakak, tapi syaratnya kakak ngga boleh ngrokok lagi, dan nggak boleh pacaran lagi..”
“Hmm.. iye iye deh..”
“Ok, nih uangnya, Inne kasih seratus deh sampe akhir bulan, nggak tega, hehe..” Kataku sambil menyodorkan selembar uang seratus ribu rupiah kepada Kak Onni.
Seperti yang telah aku ceritakan, Aku dan Kak Onni adalah saudara kembar. Kami sama-sama mempunyai orang tua yang sama. Bahkan dari TK sampai SMA, kami bersekolah di tempat yang sama. Dan kini, kami pun sama-sama merantau ke Jakarta untuk kuliah di universitas yang sama, walaupun jurusan kami berbeda.
Namun selain itu, sebenarnya banyak sekali perbedaan di antara kita berdua. Jenis kelamin jelas, dia laki-laki, aku perempuan. Hobi juga berbeda, aku suka membaca, dia suka main musik. Aku cukup aktif berorganisasi di kampus, sedangkan dia sangat aktif nge-band di studio. Aku suka dengerin nasyid, sedangkan dia suka dengerin heavy metal. Pakaianku rapi, berjilbab menutup dada dan pakai rok, sedangkan dia kaos oblong warna hitam, tambah jeans belel yang berlubang-lubang, rambut gondrong. Dan, IP-ku Alhamdulillah tidak pernah kurang dari 3.00, sedangkan dia tidak pernah lebih dari 3.00.
Karena banyaknya perbedaan itulah banyak yang tak mengira kami bersaudara.
“Inne, itu siapamu?” Tanya Farah, teman baikku, saat pertama kali dia melihatku berbincang dengan Kak Onni.
“Itu saudara kembarku loh..” Jawabku sambil meringis.
“Hah, beneran? Beda bangeet..” Jawaban Farah, yang sudah dapat aku tebak.
Ketika aku memunculkan diri di depan teman-temannya reaksi itu pun muncul.
“Wuih Ni, siapa yang lo bawa? cewek baru?” celoteh teman satu bandnya, ketika aku diajak mampir ke studio mereka.
“Gila lo, adik gue tuh, eh, kembaran gue.”
“Hah, sumpah lo, Ni? Gilak, kembar apanya? Beda banget gini.. hahaa..”
Aku hanya tersenyum, dan kini pun terbiasa dengan reaksi semacam itu apabila melihatku bersama Kak Onni.
***
Suatu sore, aku mampir ke studio untuk meminta Kak Onni mengantarkanku ke toko buku. Ya, dari luar sudah terdengar suara musik rock yang keras.
Ada satu yang aku suka dari Kak Onni, setidaknya dia bisa mencari uang sendiri sejak SMA. Sedangkan aku belum bisa menghasilkan apa-apa. Ya, melalui kemampuannya nge-band-nya itulah yang membuat ia dapat pemasukan. Dan kini band-nya tidak hanya dikenal di kalangan mahasiswa, namun anak-anak gaul Jakarta pun sudah tak asing mendengarnya.
“Assalamualaikum..”
“Waalaikumsalam.. Eh, Inne.. Nyari Onni? Bentar, dia lagi sholat di belakang. Tunggu aja.” Kata Satria, teman satu band Kak Onni yang juga teman SMA-ku.
“Oh, oke. Aku tunggu sini ya. Eh, kok kalian nggak sholat?”
“Hehe.. kita nanti nyusul kok, hehe..”
Dan adalagi yang masih aku suka dari dia. Ia masih ingat sholat lima waktu. Ya, walaupun terkadang kurang tepat waktu.
“Kenapa, Ne?” Tanya Kak Onni melihat aku duduk di sofa studio.
“Kak, anterin Inne ke toko buku yang di sana yuk, males naik bus.”
“Oh oke, yaudah bentar ya boy, gue anterin Inne dulu.” Kata Kak Onni pada teman-teman band-nya.
Sebagai kakak, dia pun bertanggung jawab. Dia sering membantuku dalam banyak hal, mengantarku ketika aku butuh pergi, menjengukku sambil membawakan banyak makanan saat aku sakit. Bahkan dia berhasil membujuk kawan satu band-nya untuk tidak dibayar saat manggung di acara yang diadakan oleh himpunan mahasiswa di jurusanku.
***
Akhir – akhir ini Kak Onni agak aneh. Setiap aku sms, tidak pernah dibalas, aku telpon, di-reject. Aku khawatir terjadi sesuatu, maksudku aku takut Kak Onni punya masalah sehingga membuatnya demikian. Padahal aku selalu terbuka mendengar curhatan – curhatan Kak Onni, tapi sekarang mungkin dia lebih suka diam. Uang yang dia janjikan diganti di awal bulan pun belum terdengar kabarnya. Terkadang aku tidak memikirkannya, namun terkadang pula, aku mencemaskannya. Mungkin dia sibuk dengan band-nya. Pikirku.
“Ne, besok ahad sepedaan yuk!” ajak Farah membuyarkan lamunanku sore itu.
Aku menyetujui ajakannya, sudah lama pula aku tak berolahraga, rasanya badan ini kaku-kaku semua. Selain itu aku kira aku pun butuh refreshing, aktivitas kuliah dan organisasi yang aku ikuti benar-benar menguras tenaga dan pikiranku. Jadi pagi itu, aku memutuskan bersepeda keliling bersama sahabatku itu. Senang juga rasanya bisa menikmati udara pinggiran Jakarta yang masih sejuk pagi ini.
“Istirahat dulu deh, Fa. Capek aku, hehe..” usulku untuk istirahat duduk di tepi jalan sambil minum minuman yang telah kami bawa. Kami duduk di bawah pohon rindang di tepi jalan. Jalan ini begitu lengang. Tak seperti biasanya yang cukup ramai dengan berbagai macam kendaraan, baik itu pribadi ataupun kendaraan umum.
Tiba – tiba kami terkejut mendengar desisan rem. Kulihat, ternyata ada mobil sedan berwarna hitam metalik berhenti mendadak di seberang jalan. Entahlah mengapa, sebab aku rasa mobil itu tidak menabrak apapun. Dari pintu depan samping sebelah kiri mobil itu, keluarlah seorang pemuda, disusul dengan seorang lagi dari pintu belakang. Mereka membuka pintu depan dimana pengemudi mobil itu duduk. Lalu mengeluarkan seorang pemuda lagi dari kursi pengemudi itu. Mereka berdua memapah pemuda itu keluar dari mobil. Tampaknya pemuda yang menyetir mobil itu sakit. Aku lihat dari cara jalannya yang tidak seimbang dan harus dipapah oleh kedua temannya, lalu ia pun mmuntah – muntah di selokan tepi  jalan tersebut.
“Kayaknya dia mabok deh..” Ucap Farah yang juga memperhatikan pemuda itu.
“Masa sih?” Tanyaku, yang memang tidak tahu ciri – ciri orang mabok.
“Iyalah, pusing, muntah-muntah gitu. Eh, udah yuk, lanjut..” Jawabnya sembari mengajakku kembali bersepeda.
“Yuk..” Jawabku sambil menaiki sepedaku.
Kami menyeberangi jalan, karena kami berniat balik arah untuk segera pulang ke kos kami masing-masing. Saat aku bersepeda sambil menyeberang jalan tersebut, aku kembali memperhatikan para pemuda yang masih berada di tepi selokan itu dari dekat. Aku merasa heran dengan pemuda yang demikian itu. Apakah mereka tidak memikirkan keluarga mereka jika orang tua mereka tahu apa yang anak-anaknya perbuat?
“Hah, Satria!?”Aku benar-benar terkejut, mengerem sepedaku, Farah kebingungan. Ternyata setelah aku melihat mereka dari dekat, bahwa satu diantara mereka bertiga adalah Satria, teman satu band Kak Onni. Satria ternyata mendengar apa yang aku ucapkan, dia menoleh kepalanya ke arahku. Dengan terbata-bata, Satria berkata, “In.. Inne!??”
Mendengar apa yang Satria ucapkan, dua pemuda yang lain menoleh pula kepadaku. Aku shock. Serasa kepalaku berat, dan ingin jatuh pingsan. Ada Dean, teman satu band Kak Onni juga, dan yang lebih membuatku lemas adalah pemuda yang sedang muntah karena mabuk berat adalah..
“Kak Onnii !!! Astaghfirullah kakak..” Ya, Kak Onni, saudara kembarku sendiri. Wajah Kak Onni pucat, matanya merah, dia tampak lemas sekali, wajahnya terlihat pasrah, mungkin karena pengaruh alcohol dan karena ketahuan saudara kembarnya sendiri. Kulirik ke arah mobil yang berhenti itu, kenapa aku baru ngeh kalau itu mobil Kak Onni. Aarghh..
Aku segera mendekati Kak Onni, dan PLAAAK.. aku menamparnya. Baru pernah aku menampar seseorang, dan orang pertama yang aku tampar ternyata adalah saudara kembarku sendiri.
“Apa-apaan ini!?? Kakak mabok!?!?” Teriakku tepat di wajah Kak Onni.
“Lo yang apa-apaan??? Lo tau sodara kembar lo lagi sakit gini, malah ditampar. Sodara macam apa lo ini??” Kata Dean yang mencoba membela Kak Onni, sahabatnya. Sedangkan kakakku tak bisa berkata apa-apa, diam.
“Sakit karena mabok, kan?? Kakak sendiri yang bikin kakak sakit!! Kalian juga mabok kan? Mulut kalian bau alkohol tau!!” ucapku menanggapi perkataan Dean. Aku benar-benar terbawa emosi saat itu.
“Kalian kan yang ngajak dia mabok-mabokan? Kalian kan yang ngajarin? Temen macam apa kalian ini!!! Kalau kayak gini siapa yang mau tanggung jawab!!” teriakku kepada Dean dan Satria. “Kakak juga, kenapa mau diajakin? Haah? Bayangin kak, kalau mama papa tau kelakuan Kak Onni di sini, mereka bakalan kecewa kak sama kakak! kakak nggak sayang apa sama mereka!! Kakak nggak mikir apaa??” Aku benar-benar telah dikuasai amarahku. Bagaimanapun dia saudara kembarku. Saudaraku satu-satunya, tapi mengapa semua jadi seperti ini? Tak sadar aku meneteskan air mataku.
“Ne..”  ucap Kak Onni pelan untuk menghentikan perkataanku.
“Apaa?? Inne kecewa banget sama kakak!” ucapku dengan mengangkat jari telunjukku di depan wajah Kak Onni.
“Inne, udah Ne.. Istighfar…” kata Farah  menepuk pundakku. Aku berjalan berbalik menuju sepedaku. Aku tak peduli dengan Kak Onni dan dua temannya itu. Aku benar-benar marah saat itu. Sebelum kukayuh sepedaku, aku mengucapkan kalimat yang sebenarnya tak ingin aku ucapkan, “Kak, Inne malu punya saudara kembar kayak Kak Onni..” kata ‘malu’ benar-benar aku tegaskan di perkataanku. Ku lihat Kak Onni kaget mendengarnya, dan hanya menundukkan kepalanya.
Kukayuh sepeda itu dengan kencang, sengaja aku tinggal Farah di belakang. Aku ingin sendiri. Hingga tak sadar menetes deras air mata ini. Sesampainya di kos, ku lempar sepeda ini di tembok samping kos-kosanku. Braaak.. Membuat kaget anak – anak yang sedang bermain lompat tali di depan rumah.
Ku tutup pintu kamarku kencang, lalu ku kancing, untuk mencegah Farah masuk. Namun ternyata Farah mengetuk pintuku dan memanggilku pelan.
“Inne..” katanya.
Aku katakan padanya, “Maaf, Fa, aku sedang ingin sendiri..”
Ku lemparkan tubuhku ke kasur empuk di kamarku. Ku tutup wajahku dengan bantal, lalu aku menangis sejadi-jadinya. Tak peduli dengan tubuhku yang basah karena keringat. Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat, apa yang harus aku lakukan. Marah, kecewa, benci, sedih, malu dan semacamnya bercampur baur di dadaku. Sesak. Membuatku menangis sesenggukan. Aku tahu seperti ini tak akan menyelesaikan masalah. Tapi aku benar-benar tak tahu yang sebaiknya aku lakukan.
Ponselku berbunyi, ku lihat screen ponsel itu, dari Kak Onni. Tanpa pikir panjang, aku menekan tombol telepon berwarna merah. Mati. Sekitar lima menit kemudian, ponselku kembali berdering, dari mama. Sempat aku berfikir untuk menceritakan semuanya kepada beliau. Tapi aku sadar, aku tak ingin membuatnya kecewa. Aku tak ingin menyakiti perasaannya. Aku tak setega itu pada mamaku. Aku tak mau mendengar suara mamaku, aku tak tega. Dan aku pun tak bisa berbicara dengan mamaku dalam keadaan aku terisak menangis seperti ini. Aku biarkan ponsel itu bordering, sampai akhirnya mati sendiri. Lalu beberapa saat kemudian ada sms masuk. Dari mama. “Onni, Inne, anak-anak kesayangan mama, kalian lagi ngapain to? Mama telpon, nggak ada yang ngangkat satupun..”
Ma, maafin Inne ma, maafin Kak Onni juga.. Dan Kak Onni, kakak bener – bener tega sama mama, sama papa, sama Inne. Kakak mengecewakan kita semua, Kak.. Aku hanya bisa membatin.
***
"Ne, gue.. Gue mau minta maaf sama lo, Ne..”
“Buat apa? Inne ngga ngerasa dirugikan kok. Kakak yang ngerugiin diri kakak sendiri. Asal kakak tau, Inne paling benci sama cowok yang suka buang-buang duit buat kayak gituan, Inne paling nggak suka sama cowok yang sukanya mabok!! Dan sekarang cowok yang sukanya mabok itu ternyata saudara kembar Inne sendiri! Mau ditaruh mana muka Inne?? Bukan berarti Inne nglarang kakak ngrokok, nglarang kakak pacaran, lalu kakak pikir Inne ngizinin kakak mabuk-mabukan, engga kak! Inne bener-bener malu, Kak.. Inne kecewa banget sama Kakak!”
“Ne, gue tau lo kecewa banget sama gue, lo benci sama gue, bahkan lo malu jadi saudara kembar gue.. Please Ne, maafin gue.. Ini kali pertamanya gue minum, Ne. Sumpah, Demi Allah, Ne, ini pertama buat gue. Gue lagi stress waktu itu, banyak pikiran, makanya gue terima ajakan Satria sama Dean buat minum. Gue mungkin emang sering ke café-café buat manggung, tapi yang namanya nyicipin minuman keras kayak gitu baru kemarin, Ne.. Sumpah Ne, gue khilaf, gue nyesel.. Percaya Ne, sama yang gue omongin.”
Aku cuek. Diam. Seakan tak mendengarkan apa yang Kak Onni katakan.
“Ne, sekali lagi maafin gue, Ne.. Dan, please banget Ne, jangan ceritakan ini semua ke mama papa. Lo belum bilang ke mama papa kan, Ne?” Diam. “Jawab Ne..”
Aku meneteskan air mataku yang sudah terbendung. Aku usap air mataku sebelum Kak Onni melihatnya. Lalu aku menggelengkan kepalaku.
“Bagus.. Makasih banyak lo udah ngertiin gue, Ne.. Sekali lagi maaf, Ne… Gue bener-bener nyesel. Terserah lo mau maafin gue apa engga. Gue balik dulu.”
Kak Onni masuk ke dalam mobilnya. Aku masuk ke dalam rumah kos ku, ku banting pintu dengan keras. Sebenarnya kau mau memaafkannya, namun entah kenapa, masih ada yang mengganjal di dadaku. Masih ada serpihan rasa kecewaku padanya. Astaghfirullahal ‘adzhim..
Allahu Akbar.. Allahu Akbar..
Adzan Ashar itu jelas terdengar olehku. Segera ku berjalan ke arah tempat wudhu. Ku ambil air wudhu yang sejuk dan menyejukkan kulitku. Kupakai mukena putih pemberian mama, kugelar sajadah cokelat di lantai kamarku. Sholat. Di tengah-tengah sholat, aku masih saja meneteskan air mata.
“Allah, ampuni aku, ampuni kakakku.. Bukalah pintu hati kami ya Allah..” pintaku kepada Allah Sang Maha Kuasa setelah sholat yang menenteramkan.
Tut tuuut..
Tiba-tiba ponselku berdering. Dari Dean. Ada apa dia meneleponku? Tumben. Pikirku. Aku tekan tombol telepon berwarna hijau. Terdengar suara bising dibalik telepon.
“Halo.. Assalamualaikum..” ucapku.
“Waalaikumsalam.. Ne, lo harus ke sini sekarang juga..” kata Dean tersengal-sengal.
Hah, kemana??” jawabku.
---
Kulihat pemuda terbaring lemah di ruangan kecil ini. Di dahinya terbalut kasa putih, ada noda obat merah yang cukup lebar di dahi bagian kanannya, menandakan ada luka cukup parah di situ. Pemuda itu adalah pemuda yang sebenarnya sangat aku cintai, sangat aku sayangi, hanya aku tak pernah ucapkan dalam kata-kata, Kak Onni.
Dia mengalami kecelakaan di jalan dari kosku sore tadi. Kabarnya dia hendak menghindari lubang besar di tikungan, lalu banting setir ke kanan dan akhirnya menabrak pohon besar di tepi jalan tersebut. Kaca mobil pecah mengenai Kak Onni yang pada waktu itu lupa mengenakan sabuk pengaman. Untung saat itu jalanan sepi sehingga tak ada korban jiwa lainnya. Jalan menuju kos Kak Onni memang sedikit menyeramkan, jelek dan menikung-nikung. Entah mengapa dia memilih lokasi yang demikian. Aku rasa Kak Onni sedang tidak berkonsentrasi. Harusnya dia sudah paham jalanan menuju kosnya yang setiap hari ia lewati. Mungkin ia masih memikirkan masalah itu.
Ku genggam tangannya yang dingin. Matanya masih terpejam.
“Kak.. Kakak udah Inne maafin kok.. Maafin Inne juga yaa..” ucapku, saat itu mataku berkaca-kaca. “Inne percaya kok sama kakak. Inne yakin, kakak masih orang baik, hehe.. Inne cuma takut kakak jatuh jauh lebih dalam. Inne khawatir kakak jadi pemuda yang jauh dari Allah.. Inne ngga mau kak.. Inne sayang sama kakak, sayang Inne buat siapa lagi kalau engga buat mama, papa, kakak.. Kakak ngga boleh kayak gini lagi yaa.. Kasiha mama, papa.. Kakak harus cepet sembuh, kalau kakak sakit, Inne, mama, papa semua sedih kak...” Kali ini aku benar-benar terisak – isak menangis.
“Kak, Inne mungkin pernah bilang ke kakak, kalau Inne malu punya kakak kayak Kak Onni, Inne benci sama Kak Onni. Enggak kak, sebenarnya Inne-lah yang benci pada diri sendiri. Inne yang malu pada diri sendiri. Inne selama ini berdakwah, Inne menyampaikan islam, nasihat-nasihat pada temen-temen, pada adik-adik binaan mentoring Inne, tapi Inne lupa nggak berdakwah ke kakak. Inne malu pada diri sendiri kak.. Inne berdakwah kepada dunia luar, tapi keluarga Inne sendiri luput dari obyek dakwah Inne.. Inne malu kak, Inne benci sama Inne sendiri.. Maafin Inne kak..” Air mataku benar-benar tak terbendung lagi. Apa yang aku ucapkan benar-benar dari hatiku. Aku menyesal, aku malu, aku benci pada diriku sendiri. Aku sok-sokan koar-koar di luar, tapi di keluargaku pun masih membutuhkan dakwah ku. Aku sedih, aku malu. Aku menangis.
Allah, ampuni aku ya Allah.. ucapku dalam hati.
“Ne..” Terdengar suara lemah dari mulut Kak Onni.
“Kakak?? Kakak udah bangun?” Tanyaku terkejut.
“Iya, udah kamu nggak usah berpikiran gitu.”
“Maksud kakak?” Aku heran, mengapa Kak Onni bisa berkata demikian.
“Kakak dengar semua yang kamu bilang kok.. Maafin kakak ya.. Insyaallah kakak mau tobat, hehe.. Kakak mau jadi kakak yang baik buat kamu. Anak yang baik buat mama papa.” Dia mencoba tersenyum, namun aku bisa liat matanya berkaca-kaca.
“Kok kakak bisa denger?” tanyaku heran.
“Kakak kan tadi cuma pura-pura tidur tadi.. Hahaa..”
“Ihhh, kakak apaan sih.. Hehe..”
Allah memang Maha Pembuat Skenario terbaik. Allah punya rencana dibalik semua kejadian. Rangkaian kejadian ini aku anggap sebagai peringatan buat aku dan Kak Onni. Dan Alhamdulillah, kini kami mulai terbuka. Kak Onny memang masih setia di band-nya, tapi Kak Onni konsisten untuk tidak mau pacaran, merokok, apalagi mabuk. Aku bangga padanya. Aku pun makin semangat untuk mengingatkan dia sholat tepat waktu, puasa sunnah, atau datang ke kajian-kajian yang ada di Masjid Kampus. Alhamdulillah dia menyempatkan untuk datang apabila tidak ada jadwal kuliah atau jadwal manggung. Bahkan suatu saat aku melihat dia datang bersama Satria, Dean atau teman satu band-nya yang lain.
Ya, Allah selalu punya rencana dan kejutan di balik setiap peristiwa. Thanks Allah..


Semarang, Februari 2012 
inspired from someone and someincident in a morning

Minggu, 09 Desember 2012

Perjalanan Mimpi

Diposting oleh nuratnamukti di 09.34 0 komentar
(cerita ini lanjutan dari cerita sebelumnya : Mimpi Butuh Perjuangan)


Perjalanan ke Jakarta itu mungkin perjalanan yang paling aku ingat. Karena perjalanan itu yang paling bersejarah bagiku. Mengapa? karena bagian itu adalah salah satu mimpiku. Naik pesawat. Sampai usiaku yang ke-19, aku belum pernah naik pesawat. Harap maklum sih ya, rumahku dekat dari Semarang, tak perlu  menyeberang lautan.

Dan akhirnya tanggal 10 November 2012 tepat di hari pahlawan, Allah mengahdiahkan ku mimpi itu. Naik pesawat. Boleh lah kalian tertawa menertawakan mimpiku itu. Tapi itulah aku, sesederhana itu, sampai naik pesawat pun ada di list mimpiku. Satu yang spesial di sini adalah pertama kalinya naik pesawat, tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis, karena semua biaya transportasi dan akomodasi telah ditanggung oleh panitia. Dan satu lagi yang menarik, sekalinya naik pesawat, pakenya Garuda Indonesia Airlines. Hehee..

Kalo nggak percaya nih tiketnya, hahaa..


SMG - CGK
Kode-kode kota lokasi Bandara yang artinya dari Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang ada di Cengkareng. Dulu aku sempat berfikir, SMG itu singkatan dari Semarang. Sedangkan CGK apa? kenapa tidak JKT atau TGR (Tangerang maksudnya) hehe.. Sempet berfikir juga, CGK itu Citi Great apa lah gitu, atau Center bla bla bla.. Tapi ternyata itu CENGKARENG hahaa.. Dan tahukah darimana aku mendapatkan jawabannya? Ketika aku iseng-iseng check in menggunakan forusquare, ada tulisa Cengkareng gitu, baru lah aku ngeh!

Haduh maaf ya, terserah sih pada mau bilang aku apa, katro, kampungan, kemseupay, ndeso, whatever. Ya memang kenyataannya begitu, hehee.. Anggap saja ini adalah suatu proses.

Yang membuat ku menarik, transportasi udara memiliki jadwal yang teratur dan disiplin. Sudah sangat jelas, bahkan tertulis di tiketnya, kalau batas check in jam segini, pesawat mulai terbang jam segini, sampai di kota tujuan jam segini. Dan siapapun yang telat ditinggal. Bayangkan jika angkutan darat seperti angkot, bis, yang ada di Indonesia memiliki sistem manajemen seperti ini. Lebih teratur. Kita tak usah lama menunggu angkot sampai setengah jam, karena kita telah memiliki jadwal kapan angkot itu datang di halte. dan kita dapat memprediksi jam berapa kita sampai di tujuan. Beda dengan angkot sekarang yang waktu tempuh itu tergantung supirnya. Kalau masih muda ya cepet, kalo udah tua  ya lama. Begitu kan?
Tapi aku yakin, suatu saat akan ada sistem tersebut yang diterapkan di Indonesia. Ini tugas kita, planner! :)

Semua orang pun jelas nggak ingin ketinggalan pesawat. Kita juga. Closing check in itu jam 05.30. Aku berangkat jam 04.00 dari Tembalang. Selesai sholat shubuh aku langsung memesan taxi dan meluncur. Wah pertama kali ke Bandara A. Yani apa yang aku pikirkan? Biasa aja. Hehe, peace. Yah, aku merasa ini seperti terminal, hanya lebih besar dan sedikit lebih bagus. 

45 menit perjalanan. Sangat singkat. Tapi menarik, aku bisa melihat kota dari atas langsung. Biasanya aku melihatnya dari foto citra, foto udara, kini aku melihat langsung, melihat pemukiman-pemukiman, sawah, dan lautan dengan perahu-perahu. Di dalam pesawat pun disediakan hiburan. Di depan kursi kita terdapat layar kecil yang kita dapat melihat berbagai macam video, film, lagu dari situ. 

Sesampainya di Jakarta, aku aktifkan lagi handphone ku. Banyak SMS dan whatsapp yang masuk. Menanyakan berangkat jam berapa, sudah sampai apa belum, dan banyak pula yang mendoakan kita juara. yang pertama kali aku balas adalah sms dari ibuku yang menanyakan, "Pesawatnya udah berangkat?" aku membalas, "Sudah sampai bu.." Ibuku membalas lagi, "Sudah sampai mana? Jakarta? cepet banget.." :)

tapi sayang banget nih, nggak ada moment yang aku jepret selama perjalanan ini. padahal kan bisa buat pamer lagi ya, hahaaa.. :D

Soekarno Hatta International Airport. Jauh jauh lebih besar dari A.Yani. Jelas, ini di ibukota! Selain lebih besar, juga lebih banyak orang dari berbagai suku ras budaya, kulit hitam, putih, coklat, rambut hitam, coklat, merah, putih, hidung mancung, pesek dan sebagainya. Intinya ini bandara rame deh!! hehee..

Akhirnya kita naik taxi menuju ke Hotel yang telah disebutkan panitia, Millenium Hotel Sirih Jakarta. Dan kami juga terkagum ketiak pertama kali melihatnya dari jendela taxi. Aku ingat Tony berkata padaku, "Wuih nung, lihat deh hotelnya keren!" wow, memang keren. Berhubung aku juga tidak menjepret hotel tersebut dari luar, aku kasih foto hasil searching aja yah, hehee...



Taraaa.. keren nggak tuh. Bintang 4 meen! 15 lantai meen.. dan kamar kita ada di lantai 10! Nih aku tunjukin juga bentuk kamarnya.. :)


Dengan AC yang dingin, kasur empuk, TV dengan banyak channel, air hangat, dan fasilitas yang lengkap banget, kita hari itu benar-benar dimanjakan. It's so different with kos-kosan kita! hahaa.. :D
Dan yang aku suka, kita dapat melihat kota Jakarta dari atas! dan tampak pemandangan-pemandangan khas Jakarta, gedung - gedung tinggi, macet, pemukiman padat...

Ini diambil di pagi hari. Masih sepi coy! tuh liat, skyline dar gedung-gedung tingginya keliatan jelas.

Millenium Hotel terletak di perempatan nih. Masih pagi jadi juga maish sepi jalanannya..

Jakarta di malam hari. Untung hotel kita tidak terletak di pusat kemacetan, jadi nggak terlalu bising :)


Gedung-gedung tinggi dan pemukiman padat

Di Jakarta, bukan kita dibangunkan oleh ayam berkokok, tapi kita dibangunkan oleh suara mesin dan klakson kendaraan bermotor. Oh Jakarta... Ibukota Indonesia..

Hotel Bintang 4 ini memang bisa dibilang mewah banget. Apalagi untuk ukuran aku yang anak kampung, hihi.. Menurutku ini adalah suatu kenikmatan dunia, semuanya di sini sudah tersedia, kita tinggal menggunakannya, tanpa harus membayarnya. Udah kayak orang kaya, orang prnting gitu deh :D

Awalnya sejak aku baru datang ke Hotel Millenium ini, kita sempat bingung. Soalnya dari panitia pun tidak ada yang menyambut, hehe. jadilah kita kayak orang ilang di Hotel mewah ini. Akhirnya kita duduk deh di cafe lounge di dekat lobby. Tiba-tiba ada pelayan yang menawarkan minum. Ups, padahal kita nggak niat minum, hanya mau numpang duduk. Dengan sok - sokan kita minta daftar menu yang dibawa oleh pelayan tersebut. 

dan... Taraaaa!!!!



Itu cuma sebagian yang berhasil ditangkap kamera, masih ada lho yang harganya jutaan rupiah, biasanya semacam wine gitu. cuma minum doang ngeluarin duit segitu banyak yaah, ckckck.. orang kayaa.. orang kayaaa.. 

terus kita milih apa? Akhirnya kita bilang ke mbak pelayan yang ramah dan murah senyum itu, "Nggak jadi deh mbaak.." sambil muka polos lama-lama rata deh tuh muka gue. lihat ekspresi mbaknya juga luntur deh senyumnya. Akhirnya dia ambil balik daftar menu dan pergi, hehee.. maaf ya mbaa. budget kita segitu nggak cuma buat minum doang, hahaaa.. :D

Okey, itu tadi cerita baru sebagian kecil dari inti ceritaku. Ini baru cerita tentang perjalanan mimpi dan di hotel. Ntar gue lanjutin lagi tentang presentasi, kawan baru, dan cerita lainnya yaaa :D

Sabtu, 08 Desember 2012

Mimpi Butuh Perjuangan

Diposting oleh nuratnamukti di 12.49 0 komentar

"Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..Keep our dreams alive, and we will survive.."


yup itu adalah salah satu quote yang terngiang-ngiang di  pikiranku setelah membaca buku 5 cm karya Donny Dhirgantoro. Sumpah ini buku menginspirasi banget buat gue!

dan satu lagi quote di buku 5 cm  :
“Dan bermimpi saja tidak akan pernah cukup...Dan sebuah impian memang seharusnya tidak perlu terlalu banyak dibicarakan,tetapi diperjuangkan.” 

Yah, mimpi itu butuh perjuangan.. gak cuma dimimpikan, ditulis, ditempe di dinding kamar, tapi perlu perjuangan! butuh kerja keras mencapainya. Dan ini yang menginspirasiku dalam meraih satu mimpiku. Memang beda, ketika kita bermimpi disertai usaha banting tulang, peras otak, banyak banget pengorbanannya, dibandingkan mimpi yang kita santai menggapainya. hasilnya beda!

Dan satu lagi quote di Buku Negeri 5 Menara :
"Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil."

Bersungguh-sungguh!! itu kuncinya sebenarnya. memang nggak semua mimpiku itu berhasil, terwujud, karena aku tau, aku kurang sungguh-sungguh, aku kurang berdoa, aku takut, perjuanganku sangat minim. itu!


---

Dan yang kini aku ceritakan adalah jelas tentang mimpi. mimpiku. tapi bukan hanya mimpiku, mimpi kita berlima. Aku, Ariga, Dewi, Asfi dan Tony. mahasiswa semester 5 jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, serta Arsitektur yang berkolaborasi sebagai strategi untuk meraih mimpi memenangkan suatu sayembara. Sayembara Ruang Kreatif Hijau. Menurut kami sayembara ini keren, karena tingkat nasional, dan diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum. Kenapa aku bilang keren? karena ini salah satu instansi dimana aku ingin bekerja di dalamnya :)

Mimpi kita. 
Berawal dari kita berdua aku dan Dewi yang ingin sekali mengikuti sayembara yang baru siangnya kita diinformasikan dari dosen Perancangan Kota ku. Namun kita berdua termasuk salah dua orang mahasiswa yang tidak mendapatkan kelompok. Sebenarnya sayembara ini sangat singkron dengan tugas besar kami di semester 5 ini. Sehingga ada yang satu kelompok tugas besar itu yang mengajukan diri ikut sayembara tersebut. Atau adalagi mereka yang membuat kelompok sendiri. Sementara aku, kelompokku ternyata tidak mau aku ajak sayembara itu, begitu juga kelompok Dewi, dimana teman sekelompoknya membuat kelompok lain untuk mengikuti sayembara tersebut. Tinggallah kami berdua yang sangat ingin mengikuti sayembara tersebut, namun apa daya, kami tak ada partner. 

Dulu, ada salah satu teman yang mengajakku untuk bergabung di timnya. Tapi aku menolak. Bukan apa-apa, karena ada satu teman yang lain yang perkataannya membuatku tersinggung, yang intinya secara tersirat bilang kalo aku boleh ikut, asal titik titik gitu deh.. Dan itu yang membuatku menolak. 

Kita berdua, Aku dan Dewi yang memiliki mimpi, masih terkendala mencari teman kelompok. Karena kita tidak mungkin hanya berdua. Sebenarnya banyak teman-temanku yang ingin ikut sayembara itu, tapi menurutku mereka penakut (peace :p), mereka takut nggak sanggup, mereka takut mencoba, mereka takut tak siap mengambil resiko, mereka terlalu pesimis. Tapi kata-kata andalanku bahwa kita harus berani, berani mengambil resiko, berani mencoba, dan harus berani bekerja keras!!! in kesempatan bung! aku sudah terlampau sering melewatkan kesempatan - kesempatan dalam hidup, dan saat itu aku nggak mau melewatkannya lagi!!!

"Kita harus berani mencoba, apa salahnya sih mencoba, gak ada ruginya, toh sayembara itu juga gratis, dikirimnya via email, nggak ngeluarin uang, yang kita butuhkan hanya semangat, sungguh-sungguh, keberanian, keluar dari zona nyaman!! Yang kita butuhkan hanyalah kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.." 

Itu kata-kata super yang aku ucapkan kepada teman-temanku ketika mengajaknya ikut dalam sayembara ini. Tak banyak yang terpengaruh, namun akhirnya ada juga yang tertarik dan memutuskan untuk ikut, Ariga, Asfi dan Tony. Susah banget ngedapetin mereka, hehee..


Ini kami dari kiri ke kanan, ada Tony, Asfi, Ariga, Inung dan Dewi



Mimpi.
Dulu bahkan aku hanya ingin sebatas ikut sayembara ini saja. Setelah kami berlima ngobrol - ngobrol, menghabiskan waktu bersama (ceilaah..) akhirnya muncul mimpi itu. Kita harus masuk final 5 besar! kita harus ke Jakarta!!! saat itu, tingkat kesemangatan kami meningkat 57 point.

Kalau boleh cerita, yah perjuangan kita memang cukup keren, di saat yang lain tidur, kita begadang di kontrakan Ariga buat ngerjain sayembara itu. Berapa malam kami menginap di kontrakan Ariga atau di rumah Tony untuk membabat habis sayembara itu. Kadang ada yang kelelahan sehingga paginya bolos kuliah (biasanya si Asfi, hehee..). Setiap kita kumpul pasti banyak kejadian-kejadian yang bener-bener diinget, kadang bikin ketawa kalo inget-inget.

Berawal dari cari lokasi perencanaan. Dari Gajahmungkur sampai Pedurungan, muter-muter, nyasar-nyasar di jalan yang sempit. Dan akhirnya, berbekal androidnya Dewi, kita menemukan Taman Sekar Jagad di Perumahan Tlogosari, Pedurungan. Ketika survey di sana, kita seperti orang asing, banyak anak-anak yang ngeliatin, dan ada bapak-bapak yang suka nanya-nanyain. Tapi alhamdulillah tdiak ada yang mengahmbat.

Pernah waktu kita ngerjain, hujan-hujan kita turun ke Semarang bawah buat nginep ke rumah Tony lewat Sigarbencah. Itu adalah jalan yang paling aku takutin selama di Semarang. Jadi jalannya itu menurun, berkelak kelok, gelap, dan banyak banget jalan yang rusak. Dan aku pernah kecelakaan yang cukup membuatku trauma turun ke Sigarbencah lagi. Namun sekali lagi ini dalam proses meraih mimpi, aku malam-malam, hujan, gelap, aku terabas Sigarbencah itu. Alhamdulillah, kami semua selamat sampai rumah Tony, walaupun kemaleman karena kami nyasar ngikutin Ariga, hehee..

Dan pernah juga di suatu malam hanya ada kita berempat, Ariga, Aku, Asfi dan Tony, kebetulan Dewi sedang berhalangan. Aku dan Asfi kelaparan malam itu, yah karena aku dan Asfi sama-sama belum makan malam. Ariga yang sangat keras kepala nggak mau nemenin kita beli makan, Tony yang ternyata sedang sibuk ngerjain tugas kuliah dia, akhirnya kita berdua keluar malam-malam cari makanan. Percaya atau tidak, itu jam 12 malam! Bayangkan jam 12 malam gadis cantik keluar berdua doang cari sesuap nasi untuk sekedar mengganjal perut. Dan ternyata tukang jualan makanan di dekat rumah Tony sudah pada tutup semua. Akhirnya kita jalan lebih jauh lagi. Sampai kita parno banget sumpah katika ada bapak - bapak yang ngikutin kita terus dari belakang, tapi alhamdulillah ternyata bukan apa-apa, hehee..

Karena kita bingung makan apa, kita memutuskna untuk makan pop mie di Indomaret depan Java Mall. Lagi-lagi disitu ada orang aneh dan misterius yang ngeliatin kita makan. Kita parno lagi tuh. Eh tapi ternyata dia lagi jemput temannya, hehee.. alhamdulillah.. Dan yang paling menjengkelkan, ketika kita pulang, Ariga tidur!

Satu lagi kejadian yang unforgetable, ketika aku jatuh dari motor ketika pulang dari rumah Tony. Jatuhnya itu nggak banget sih sebenernya, haha.. jadi intinya karena ngikutin Ariga, aku jatuh hehee..

Pokoknya banyak banget kejadian yang menemani perjuangan kita meraih mimpi ke Jakarta.
Yah, aku merasa perjuangan ini adalah perjuangan yang menyenangkan, seru, walaupun lelah, tapi itu membuat kita ada artinya hidup di dunia yang penuh perjuangan ini.

Tidur di lantai seperti pada gambar di atas mungkin salah satu cara kita menikmati perjuangan itu. Keluar dari zona nyaman, mungkin saat itu yang lain tidur nyenyak di atas kasur empuk, namun kita, di lantai, alhamdulillah masih ada bantal, hehee.. Lihat foto Asfi di atas, tidur dengan bantal di atas laptop, di samping kabel-kabel, makanan sisa amunisi buat melek, dan sebagainya..

Ketika kita mimpi ke Jakarta, kita berjanji bakalan lebih banyak berdoa pada Allah, minta doa restu orang tua, solat tahajud. Itu bagian dari usaha dan perjuangan, kawan! Berusaha tak cukup, berdoa yang melengkapinya.

Hingga suatu sore, entahlah aku juga lupa tanggal berapa, kita buka pengumuman finalis sayembara Ruang Kreatif Hijau itu di koperasi kampus. Lagi-lagi berbekal android Dewi, kita buka pengumuman. Dewi yang pertama kali melihatnya, "Ada nama kita..."

Di koperasi, kita berteriak, antara percaya dan tidak, senang sekali waktu itu, sampai kita keluar koperasi dan belum membayar makanan yang kita makan. Dewi lari ke kantin untuk meminjam laptop teman agar lebih jelas melihat pengumuman. Aku dan Asfi menyusul namun tak sampai menggapai Dewi, kita duduk lesehan di parkiran, sambil ketawa penuh syukur dan aku ingat apa yang aku ucapkan ke Asfi, "Fi, kita ke Jakarta..."

Satu mimpi kami terwujud, ke Jakarta.

Ingat lagu Laskar Pelangi, "mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan duniaa.."

Ya, mimpi adalah kunci. Kunci untuk membuka pintu mimpi menjaid kenyataan. Namun yang dibutuhkan tak hanya kunci, namun tangan yang menggerakkan kunci itu. Tangan itu adalah perjuangan dan doa. 
Selamat bermimpi, berjuang, berdoa untuk kita semua..


Akan ada lebih banyak cerita saat kita di Jakarta. Saat menemukan mimpi baru, perjuangan, hambatan dan sebagainya. To be continued...

test post

Diposting oleh nuratnamukti di 10.54 0 komentar
hhuuuwwwwwaaaaaaaaaaaaaaaa.....
*nari nari*
akhirnya gue ngeblog lagi, setelah lama di tengah kesibukan ngga bisa blogging, akhirnya di minggu siang yang cukup panas ini, aku yang lagi menganggur bisa deh nyempetin diri buat blogging, hehee..
Padahal ada yang bilang kalo blogger sejati itu yang dimanapun kapanpun, sempet ngga sempet, tetep bisa ngeblog. itu tandanya bukan gue, hehee..
it needs a proccess, right?

Banyak banget sebenernya adegan - adegan di setiap harinya yang menarik, inspiratif, sedih, kocak, haru, bahagia, semuanya.. yang bisa dishare ke yang lain..

nantikan cerita-cerita gue habis ini, habis ini gue langsung nulis deh!!
haha..

harap maklum yah post kali ini agak gak jelas emang, eh bukan gak jelas, emang nggak jelas, yang ini hanya ngetest seberapa cinta gue sm blogging (gak ada hubungannya sebenarnya haha), dan ngetest apakah gue masih inget bagaimana cari memposting di blog, hehe. makanya gue kasih judul test blog. pfffttt..

Kamis, 16 Agustus 2012

Celana Bahan Indikasikan Ikhwan?

Diposting oleh nuratnamukti di 12.37 0 komentar
Celana bahan. Agak ambigu sebenarnya. Celana bahan, bisa berarti celana bahan katun, celana bahan drill, celana bahan oxford, bahkan celana bahan jeans. Saya ingat saat pertama kali masuk ke dunia kampus, pada ospek senior yang kadang suka teriak - teriak berkata gini, "Yang cowok pake kemeja putih lengan panjang, yang cowok pake celana bahan!" Lalu banyak dari teman-teman saya yang nyeletuk, "Ini juga celana bahan, bahan jeans.."
Haha, benar juga.. Jadi apa yang harus dikatakan untuk menyebutkan celana yang dimaksud? Yah, sebenarnya pada intinya, celan bahan atau celana kain adalah celana yang berbahan bukan jeans, celana formal untuk acara-acara tertentu, atau celana yang biasa dipakai bapak-bapak pergi ke kantor, yang tidak membentuk bentuk kakinya, you know what i mean lah..
Sepertinya hampir semua anak muda zaman sekarang memakai celana jeans. Setuju kan?
Tapi ada 'kaum' yang berbeda, biasanya tidak memakai celana jeans, tapi celana bahan atau celana kain untuk kegiatannya sehari-hari. Ditambah lagi, celananya itu di atas mata kaki (tidak isbal), ya sesuai sunnah Rasul. Yah memang ada juga ikhwan yang kerap menggunakan celana jeans. Wallahu'alam. Malah ngomongin ikhwan ya ini, hehee..
Tapi ya sejatinya, kalau ada cowok pakai celana bahan di saat teman-teman lainnya memakai celana jeans, perlu dipertanyakan! Yang pertama, apakah dia seorang ikhwan (apalagi kalau celananya cingkrang), yang kedua apakah celana jeans-nya sedang dicuci? hehee..

Hingga suatu sore, saya menghadiri acara buka bersama teman-teman kelas di sekolah dulu. Sudah beberapa  tahun kita berpisah, ketika bertemu kembali, pasti banyak perubahan-perubahan yang terlihat. Ada seorang teman yang dulu biasa aja sekarang tambah jadi anak gaul, yang dulu bawa motor jadi bawa mobil, yang dulu ngomongnya nyong kowe sekarang jadi gue lo, yang dulu belum memakai jilbab sekarang memakai jilbab, yang dulu pakai sepatu balet sekarang memakai wedges dan semacamnya. Namun ada satu hal yang membuat saya penasaran. Ada dua teman cowok yang memakai celana bahan, padahal sewaktu sekolah dulu mereka biasa memakai celana jeans. Haha, sebenarnya biasa saja sih, cuma penasaran aja, haha..
Saya ingat sewaktu masih di Semarang seorang kakak tingkat bercerita tentang temannya yang dulu anak nakal sekarang jadi ikhwan, saya jadi terpikir, sepertinya belum ada teman saya yang berubah sedemikian itu, haha..
Akhirnya saya sms ke kakak tingkat saya itu, "Mbak, temen inung ada dua yang pake celana bahaan! hahaa.."
Dia langsung balas smsnya, "Paling baru beli tuh nung, celananya di atas mata kaki nggak?"
Pertanyaan yang tepat. Sayangnya celana bahan mereka tidak di atas mata kaki. Lalu mereka datang menghampiri kami  satu per satu. Seperti biasa, tradisi bersalam - salaman. Ku perhatikan mereka berdua. Tak usah suudzon, saya memperhatikan biasa doang kok, cuma liatin aja, haha.. Yang satu ternyata sudah tidak salaman dengan lawan jenis. Waah indikasi ikhwan yang kedua (setelah celana bahan) hahaa..
Namun sayang, teman yang satunya luput dari perhatian saya, tapi seingat saya di awal pertemua dia masih mau bersalaman dengan teman perempuan.
Ah, memang celana bahan tidak selalu mengindikasikan si pemakainya itu ikhwan ya? hahaa..

Rabu, 15 Agustus 2012

save rohingya

Diposting oleh nuratnamukti di 12.43 0 komentar

Di saat kita bebas dan merdeka menikmati setiap kehidupan kita,
Ada mereka di sana yang tak dapat menikmatinya.
Baginya, masih bisa hidup dan selamat adalah suatu rezeki yang tak terkira harganya.
Di saat teman-temannya dibantai, dibunuh, ditembaki di depan mata.

Umat islam di sana belum merdeka.
Namun apakah kita sesama muslim pantas berfoya-foya?

Jumat, 03 Agustus 2012

mau bikin desain?

Diposting oleh nuratnamukti di 10.19 0 komentar
berhubung di sini saya mendapat banyak job untuk desain, saya ekspansi di blog ini,

telah dibuka !!
Jasa pembuatan desain grafis
inunlicious design graphic

siapa saja yang ingin memesan desain baik berupa stiker, pin, cover, banner, sertifikat, pamflet, leaflet dan sebagainya, just sent email to nuratnamukti@gmail.com or comment in this post..

tapi di sini saya hanya membuat desain sesuai permintaan, nanti pihak konsumen yang mencetaknya sendiri yaah :D kalo untuk warga Tembalang atau UNDIP mungkin bisa saya cetak sekaligus.
untuk masalah biaya, dapat diperhitungkan, tergantung size desain, kerumitan dan waktu pembuatan :D
to get further information just sent me email .. ^^

contoh desain-desain kami dapat dilihat di sini

let's order !! 

Rabu, 01 Agustus 2012

Count On Me - Bruno Mars

Diposting oleh nuratnamukti di 11.24 0 komentar




If you ever find yourself stuck in the middle of the sea

I'll sail the world to find you
If you ever find yourself lost in the dark and you can't see
I'll be the light to guide you

Find out what we're made of
When we are called to help our friends in need

You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah
ooooooh, oooohhh yeah yeah

If you're tossin' and you're turnin
and you just can't fall asleep
I'll sing a song beside you
And if you ever forget how much you really mean to me
Every day I will remind you

Find out what we're made of
When we are called to help our friends in need

You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah
ooooooh, oooohhh yeah yeah

You'll always have my shoulder when you cry
I'll never let go
Never say goodbye

Oh, You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah
ooooooh, oooohhh

You can count on me 'cause I can count on you



satu lagu Bruno Mars yang aku suka, liriknya keren :D
apalagi bagian ini :

"You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there

And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah"


Kamis, 26 Juli 2012

aneh?

Diposting oleh nuratnamukti di 22.47 0 komentar
sendiri

sepi

aku sendiri

entahlah

hanya aku yang merasakannya? ataukah kalian juga rasakan?

sepertinya tidak

dimana?

dimana yang aku cari kemana?
sembunyi?
belum tampakkan diri?
kapan?
sampai kapan sembunyi?

entah

entahlah

aku saja yang merasakannya

aneh


aku?

iya

aku aneh

aneh dalam kesendirian ini

sudah 

selesailah

Selasa, 24 Juli 2012

Tantangan Ramadhan

Diposting oleh nuratnamukti di 20.07 0 komentar


bagiku tantangan saat bulan Ramadhan adalah tantangan masak, bikin takjil dan semacamnya. 

yah secara ya, aku belum expert dalam hal perdapuran. suka sih sebenernya, suka bantuin ibu motong - motong wortel, buncis, sosis, suka juga bantuin numis bumbu di penggorengan, suka juga bantuin ngaduk - ngadukin adonan biar kalis, mixer-in adonan, blender-in buah - buahan. tapi kalo ditinggal sendirian, udah, ngga tau apa-apa, haha..

hari kedua ramadhan udah ada lomba masak antar kelompok liqo. woww!! amazing banget mengingat kita sekelompok ngga ada yang bisa masak! hahaa.. mana masaknya ditentukan, harus masak suatu makanan ta'jil beserta minumannya, dengan bahan dasar pisang.
oke, akhirnya kita searching, browsing, surfing, akhirnya menu deh Bolu Kukus Pisang. itu nama yang tercantum di suatu artikel di internet. di gambar sih keliatannya enak banget, terus bikinnya juga gampang, ngga perlu di oven (secara kita ngga punya oven, hehe) cuma dikukus (padahal kita juga ngga punya panci pengukus, haha).

namun, pada percobaan pertama kita GAGAL! pewarna makanan terlalu banyak jadi lebih nampak seperti daging sapi mentah, yiiaakksss.. selain itu, bolunya tidak mengembang, semacam bantat gitu deh. kata tester kita, rasanya ngga manis, terigunya kok kayak nggumpal gitu, dan satu lagi kebanyakan pewarna jadi kayak makan lipstick. yeaaah.. kita mengkeret deh nih. akhirnya jam 3 kita start bikin lagi bolu yang kedua. dengan revisi hasil asistensi dengan tester. dan hasilnya ternyata ngga jauh beda dari yang pertama. bedanya hanya di warnanya yang memang sudah kita kurangi. jika yang pertama seperti daging sapi yang mentah, percobaan kedua ini seperti ham yang ada di burger-burger. untuk tambah menguatkan akhirnya kita potong aja bundar biar tambah kayak ham, hahaa..

kegagalan demi kegagalan itu kadang bikin kita lemes. akhirnya dengan segala kreatifitas kita, kita bikin menu inovasi dari resep tersebut dan akhirnya kita menamakan makanan buatan kita dengan nama "Bolu Pisang Isi Strawberry Saus Mangga" \\(^O^)//

Dari bolu tipis karena adonan emang dikit dan ngga ngembang, akhirnya kita tumpuk jadi dua, ditengah-tengahnya kita kasih fla dan irisan strawberry. Fla terbuat dari susu cair, gula, ditambah air. lalu saat direbus kita kasih maizena, dan diaduk sampai mengental. lalu biar cantik kita siram pakai saus mangga. kenapa saus mangga? karena kita ngiranya ini makanan bakal manis banget, jadi biar ada asam - asamnya kita kasih saus mangga. sausnya itu dibuat dari fla putih tadi, kasih marimas mangga, hehee.. ditaburin deh sausnya di atas bolunya.. untuk garnish nya, kita kasih irisan tipis dari pisang dan strawberry. sumpah, imut bangeeet kaaan?





dilihat dari penampilannya, kita emang dapet banget haha.. tapi jangan tanya rasanya. ketika kita nawarin ke seseorang yang pintar masak, dahinya langsung berkerut, "Ini ngga pake telur ya?" Lah mbaak, kita emang ngga pake telur, di resepnya nggak ada.. lalu, beralih ke mbak yang biasa aja juga, ngga masak kayak kita, "Aku ngga tau ini emang gini apa bantat sih?" yah, kita juga ngga tau deh mba, nggausah tanya kita. hehe..

di tempat perlombaan kita cuek aja sih. apalagi kalo dibandingin sama makanan dari berbagai kelompok rival kita. ugh optimis banget! optimis ngga bakal menang ~,~
Kita bertekad pulang duluan setelah makan besar. tapi tiba - tiba mc berdiri, mengumumkan juara - juaranya. aku penasaran, makanya ak berhenti dan menyimak sang mc. "Juara tiga adalah..." siapa lupa namanya. oke fix, kita pulang. soalnya aku hanya ngarep juara 3, toh ngga mungkin juara satu dan dua, hehe.. sambil siap siap pulang masih terdengar mbak mc ngumumin, "juara dua adalah..........." lalu terdengan ramai - ramai "horrreeee...." aku melanjutkan beres-beresku. lalu di detik - detik akhir, aku masih mendengar, "Dan juara satu adalaaaaaah.... ROQUUUU!!!" Whaaaat? Roqu? roqu tak lain adalah nama kelompok liqo ku. 
"Mbak bener roqu?" tanyaku sambil melotot tak percaya.
Mbak mc mengangguk yang artinya "Iya, bener Roqu.."
akhirnya aku membawa kabar mengejutkan ini kepada teman-temanku yang sudah ada di luar halaman rumah. mereka shock. sama shock nya seperti aku saat pertama kali ku dengar dari mc. kita heboh, jelas, kita memang heboh! hehe..
lalu terdengar celetuk seorang teman yang kelompoknya nggak menang, "jelaslah kamu menang, wong yang lain pisang kalian daging sendiri.. " haha..
akhirnya kita pulang dengan membawa predikat juara satu. entahlah apa yang ada di benak para juri. mungkin mereka ngga nyicipin ya, hanya liat hahaa.. sayang yang kita bawa hanya predikat, hadiahnya mana? jawabannya nyusul. semoga hadiahnya bukan buku resep makanan, haha..
oke, cukup sudah hari itu.
lalu sore ini, tiba - tiba ketua rohis ku sms :
“Assalamu’alaikum. Ukh, bisa minta tolong koordinir pengurus akhwat untuk bikin takjil?”
aku teringat besok ada buka bersama rohis di panti asuhan. oke, perintahnya emang cuma suruh ngoordinir, tapi setauku kebanyakan pengurus akhwat udah pada pulang. hanya beberapa di sini. itu artinya sama aja nyuruh aku yang masak. jadi sepertinya aku akan sedikit bereksperimen dengan resep lagi. haha.
dengan sok cool aku balas :
“Takjilnya apa?”
dengan lebih cool lagi dibalas :
“Kurma sama kolak”
Glek *nelen sendok*
aku ngga bisa bikin kolaaaaaaaaaak…
Ku raih handphone ku. ku ketikkan di layar message, ku tulis untuk ibuku :
“Bu, bikin kolak itu gimana caranya ya?” ~('__'!)~~
---------------------------------------

Desain Stiker

Diposting oleh nuratnamukti di 13.27 4 komentar
Lagi, desain stiker buatanku. Alhamdulillah masih ada orang yang percaya sama aku buat bikinin stiker di acaranya, atau buat menghasilkan duit (alias danus). Maklumlah kalo bikin desain di sini ya emang tanpa dipungut biaya, hehe.. Tapi sebenernya ada stiker bikinanku yang kata orang yang nyuruh sih mau dibayar (gara-gara waktu itu lagi jaman bgt danus) tapi ngga tau nih sampe sekarang ngga ada kabarnya, haha.. but, it's no problem, because i love it :D

Ini stiker diminta temenku buat aku yang bikin. Stiker buat danus TANYA 2012 (Tafakur Alamnya Anak Teknik). Nah, BEN10 itu nama forum mahasiswa muslim angkatan 2010 yang lahir pada saat acara TANYA 2011. Singkatannya adalah Brave and Excellent Muslim Engineer 2010 :D

Ini stiker juga sama, buat danus TANYA 2012.
Biar menarik, aku tambahin kata - kata :
"Dengan membeli stiker ini, anda telah mendukung kegiatan TANYA 2012"
hahaa...

Kalo stiker ini buat acara ku sendiri sih. hehe..
Stiker ini dibagi cuma - cuma sebagai souvenir buat peserta
Sekolah Pementor. Maksudnya sih biar menarik aja.
Ditambah lagi di stikernya ada ayat Al Quran yang memotivasi mereka
biar mereka SIAP! jadi pementor. (kayak yang ditulis di stiker) :D

Nah, yang ini sama aja kayak atasnya sih.. 
cuma ini gambarnya akhwat, 
jadi dibagiin buat peserta akhwat. 
Kalo yang tadi dibagiin untuk peserta ikhwan.

Kalo ini acaranya Departemen Riset FST, yaitu GORE (Grand Opening Research)
Ini aku diminta bikinin stiker sama temenku yang kebetulan dia jadi ketua panitianya. 

Ini nasibnya sama kayak stiker BEN10 tadi, sama sama buat danus TANYA 2012 hehe
Bedanya ini stiker UNDIP

Stiker UNDIP yang ini juga sama buat danus acara TANYA 2012

Ramadhan Kali Ini...

Diposting oleh nuratnamukti di 11.56 0 komentar


Ramadhan kali ini menurut saya adalah ramadhan yang ramai, penuh haru, huru hara, dan hura hura.

Haru. Ramadhan kerap disebutkan sebagai bulan penuh berkah, (walaupun memang benar adanya) setiap amal yang dilakukan dilipat gandakan. Tak heran banyak orang yang memanfaatkan kesempatan emas ini untuk melakukan hal - hal yang jarang dilakukan di bulan - bulan biasa. Momen Ramadhan ini banyak sekali kegiatan berbagi. Lihatlah anak - anak jalanan yang berkeliaran di jalanan, yang biasanya diacuhkan, tak diperhatikan, kini datangnya Ramadhan setidaknya membuat mereka bahagia sejenak. Banyak warga biasa, pengusaha,  dan sebagainya yang sedikit melirik mereka, menyisihkan sebagain rezekinya, berbagi dengan mereka. Bahkan komunitas - komunitas, organisasi masyarakat, acap kali mengadakan kegiatan buka bersama dengan anak - anak jalanan itu. Belum lagi panti asuhan yang kini jadwalnya padat menerima kunjungan dari orang - orang yang peduli (walaupun ada yang peduli hanya saat Ramadhan). Melihat mereka bahagia, si pemberi bahagia karena beramal, si penerima bahagia karena akhirnya di bulan penuh berkah ini mereka banyak mencicipi makanan yang enak. Semoga kebahagiaan ini tidak berakhir di akhir Ramadhan tahun ini. Semoga yang kaya tak berhenti memberi, dan semoga yang berhak diberi tak terlena diberi, namun termotivasi untuk juga memberi.

Huru Hara. Ramadhan kali ini penuh huru hara, berita - berita yang cukup banyak dijadikan bahan obrolah mulai dari warung kopi sampai cafe - cafe. Seperti berita di dunia hiburan, sampai berita politik. Contohnya ada berita Ariel yang katanya 'pahlawan' bebas dari penjara, Miranda Goeltom yang akhirnya mengenakan baju tahanan KPK, ada lagi yang santer di Jakarta sana tentang pemilihan gubernur putaran kedua.. Semua mewarnai Ramadhan kali ini. Semoga banyaknya kabar - kabar tersebut tetap membuat kita fokus pada Ramadhan kita.

Hura - hura. Ini mungkin yang paling banyak terjadi di kalangan muda - mudi dan mahasiswa. Lihat saja banyak restoran, cafe, rumah makan elit, gaul, tempat nongkrong yang rame menjelang berbuka puasa. Banyak pula gerombolan muda - mudi atau bahkan berpasangan yang duduk - duduk siap untuk berbuka puasa. Baguslah kalau mereka memang berpuasa. Namun yang mengejutkan, terkadang, ketika adzan maghrib mereka berbuka sambil berbincang - bincang, namun sampai adzan isya berkumandang pun beberapa dari mereka masih tetap di tempat duduknya. Itu artinya beberapa dari mereka itu tidak melaksanakan sholat maghrib. Belum lagi hura hura yang satu ini --> Belanja di mall. Salah satu ibadah yang dilaksanakan pada saat Ramadhan adalah i'tikaf di masjid. Namun kebanyakan orang, dari anak - anak, remaja bahkan tante - tante yang hobi belanja mempunyai cara sendiri. Mereka kebanyakan beri'tikaf di mal bukan di masjid. Sebagian dari masyarakat kita memanfaatkan Ramadhan untuk berbelanja kue, atau pakaian, sepatu yang diobral di mal. Padahal Allah juga telah mengobral pahala - pahala untuk manusia yang beramal di Bulan Ramadhan ini. Boleh saja lah kita belanja untuk menyiapkan lebaran kita, namun jangan sampai lalai tujuan kita sebenarnya di Ramadhan ini.
Memang semakin banyak peristiwa yang terjadi di Ramadhan kali ini. Huru hara, yang haru, atau yang hura - hura. Semoga semuanya bisa tetap menikmati kenikmatan tak terbatas di Bulan Ramadhan ini..



Sabtu, 21 Juli 2012

In The End of This Semester

Diposting oleh nuratnamukti di 15.15 0 komentar
in this posting, i just wanna share about our lecture in this hot semester..

Yang aku rasakan dan teman - teman, semester 4 adalah semester yang terberat dari semester - semester sebelumnya, atau bahkan mungkin dengan sesudahnya. Pada semester ini, kami 'hanya' mengambil 6 mata kuliah. Yup hanya enam! Namun beratnya melebihi 12 mata kuliah. Di semester ini kami bergelut dengan Perencanaan Tapak, Studio Proses Perencanaan, Metode Analisis Perencanaan, Sistem Informasi Perencanaan, Perencanaan Wilayah dan Perencanaan Kota. Di semester ini kami pun bergelut dengan Auto CAD, ArcGIS, ArcView GIS, SPSS, Expert Choice, Google Earth, and also Microsoft Excel, Word, Power Point, Corel Draw and so forth. Dan di semester ini pula kami bergelut dengan virus, not responding, laptop yang nge-hang karena ngga pernah dimatikan. Tak lupa di semester ini pula, kami bergelut dengan teman - teman sekelompok yang kadang kacau, bergelut dengan mbak - mbak kos yang kita minta dibukain pintu jam 01.00 malem, bergelut dengan dosen - dosen yang selalu menuntut tugas kita selalu perfect, bergelut dengan asisten yang kadang membuat kami kesal, bergelut dengan kelompok lain waktu kita presentasi, bergelut dengan ibu kontrakan rumah sebelah karena kita yang rame, bergelut dengan tukang print, tukang plotter, tukang jilid, tukang nasi goreng yang lewat depan kontrakan, satpam, hahaaa.. #nostalgila

Semester 4, semester yang paling kacau. pernah nggak pulang kos - kosan 2 hari berturut - turut, ke kampus nggak mandi. kuliah jam 7 bangun jam setengah 8. nggak tidur 2 hari berturut - turut. organisasi terbengkalai.  semua itu ada di semester 4 ini..

di akhir semester yang penuh perjuangan ini, aku hanya berharap, muncul keajaiban. semester empat, ip empat.. wow.. 

Minggu, 06 Mei 2012

Dua Sisi

Diposting oleh nuratnamukti di 05.11 0 komentar
“Haah, udah habis?? Astaghfirullah kak..” Aku letakkan buku tebal yang aku baca sore itu, dan segera berdiri menatap wajah kakakku, yang lebih tua 10 menit dariku. Bisa dibilang kami berdua adalah saudara kembar. Aku geram melihat kelakuan kakakku ini. Bayangkan, uang satu juta kiriman mama di awal bulan, sudah habis dalam waktu kurang dari 20 hari saja, entah apa yang ada di pikirannya.
“Ya, gue kan banyak kebutuhan, Ne..” Jawabnya santai sambil menyulut korek api pada rokok yang sudah di mulutnya.
“Inne nggak suka kakak ngerokok!” Kataku sambil merebut rokok dan korek itu, lalu ku lemparkan ke arah tempat sampah yang berjarak 1 meter di sebelah kiriku. Tepat.
 “Udahlah Ne, gue pinjem duit lo dulu ya. Ya Inne ya, lo kan sodara gue satu-satunya. Iya sih, emang gue bukan ikhwan yang rajin ngaji kayak temen-temen lo itu, tapi gini-gini gue masih sodara kembar lo, malah tuaan gue kan.. Masak ngga mau bantuin kakak lo sendiri sih. Tega lu yee.”
Aku terdiam. Ya dia memang bukan ikhwan seperti kawanku di organisasi-organisasi yang aku ikuti. Dia jauh berbeda. Dia mahasiswa yang bukan aktivis, bukan juga mahasiswa study oriented, namun dia lebih asyik main band daripada kuliah. Aku sayang sama dia. Tapi aku juga tak mau menjadikan ia selalu bergantung seperti ini.
“Ne, gue nggak mungkin minta duit mama lagi. Kasihan mama, Ne.. Makanya gue pinjem lo, ntar awal bulan depan gue balikin deh. Gue ada jadwal manggung akhir bulan ini.”
“Kak Onni, bukannya Inne ngga mau ngasih pinjeman, tapi Inne nggak mau kakak kayak gini terus. Oke, sekarang kakak jawab jujur deh, itu uang bulanan bisa habis cepet banget buat beli apa? Beli rokok? Atau buat pacaran? Kaaak, Inne udah beberapa kali sih bilang, Inne nggak suka kakak pacaran, ngga ada untungnya, pacaran kan juga ngga boleh menurut islam. Apalagi rokok, sama aja bakar duit tau, mana ngga baik buat kesehatan. Kalau kakak kasihan sama mama, harusnya kakak tau, nggak bakal boros-boros kayak gini lagi..” ucapku masih dengan ketus.
“Yah, Ne, lo udah main semprot aja, gue belum jawab juga. Engga Ne, udah gue putusin si Sherly, matre dia, sekarang gue udah nggak pacaran kok, swear deh! Terus, gue ngrokok kadang-kadang doang, kalo lagi stress ne.. Udah deh beneran. Itu kemaren udah habis buat beli gitar baru, Ne.. hehe.. Please Inne cantik, hehe..” Jawabnya sambil memasang muka senyum – senyum aneh.
“Kak, Kakak udah gede, harusnya udah tau prioritas, mana yang penting buat dibeli, mana yang ngga penting. Kakak udah punya gitar kan? Hufft.. Kakak butuh duit berapa?”
“Iya, iya deeh.. Lima puluh aja deh..”
Aku buka dompet cokelatku, ku ambil lembaran berwarna biru, yang tak lain adalah uang lima puluh ribu rupiah. Ku sodorkan ke arah Kak Onni. Ketika Kak Onni akan meraihnya, aku tarik lagi uang itu, “Eits, tapi ada syaratnya..” Ucapku sambil tersenyum dan mengangkat satu alisku ke atas.
“Kakak janji ngga boleh ngerokok, dan nggak boleh pacaran.”
“Hmm, oke, gue janji..” jawabnya tanpa pikir panjang. Cepet banget jawabnya, kau pikir ini boongan apa? Ucapku dalam hati.
“Ya, Inne emang mungkin nggak bisa terus-terusan mata-matai kakak ngrokok atau engga, pacaran atau engga. Inne pun ngga punya uang buat nyewa mata-mata untuk memata-matai kakak. Tapi, ingat, ada Allah, Tuhan Inne, Tuhan Kakak juga.” Ucapku sambil menunjuk dada Kak Onni. “Dia yang mengawasi kakak setiap detik tanpa pernah luput pengawasannya. Kalau kakak ngrokok atau pacaran, berarti kakak tidak menepati janji, oke?  Oya, Allah tadi liat loh pas kakak bilang janji. Hehe.. Jadi deal ya, Inne ngasih uang ini ke kakak, tapi syaratnya kakak ngga boleh ngrokok lagi, dan nggak boleh pacaran lagi..”
“Hmm.. iye iye deh..”
“Ok, nih uangnya, Inne kasih seratus deh sampe akhir bulan, nggak tega, hehe..” Kataku sambil menyodorkan selembar uang seratus ribu rupiah kepada Kak Onni.
Seperti yang telah aku ceritakan, Aku dan Kak Onni adalah saudara kembar. Kami sama-sama mempunyai orang tua yang sama. Bahkan dari TK sampai SMA, kami bersekolah di tempat yang sama. Dan kini, kami pun sama-sama merantau ke Jakarta untuk kuliah di universitas yang sama, walaupun jurusan kami berbeda.
Namun selain itu, sebenarnya banyak sekali perbedaan di antara kita berdua. Jenis kelamin jelas, dia laki-laki, aku perempuan. Hobi juga berbeda, aku suka membaca, dia suka main musik. Aku cukup aktif berorganisasi di kampus, sedangkan dia sangat aktif nge-band di studio. Aku suka dengerin nasyid, sedangkan dia suka dengerin heavy metal. Pakaianku rapi, berjilbab menutup dada dan pakai rok, sedangkan dia kaos oblong warna hitam, tambah jeans belel yang berlubang-lubang, rambut gondrong. Dan, IP-ku Alhamdulillah tidak pernah kurang dari 3.00, sedangkan dia tidak pernah lebih dari 3.00.
Karena banyaknya perbedaan itulah banyak yang tak mengira kami bersaudara.
“Inne, itu siapamu?” Tanya Farah, teman baikku, saat pertama kali dia melihatku berbincang dengan Kak Onni.
“Itu saudara kembarku loh..” Jawabku sambil meringis.
“Hah, beneran? Beda bangeet..” Jawaban Farah, yang sudah dapat aku tebak.
Ketika aku memunculkan diri di depan teman-temannya reaksi itu pun muncul.
“Wuih Ni, siapa yang lo bawa? cewek baru?” celoteh teman satu bandnya, ketika aku diajak mampir ke studio mereka.
“Gila lo, adik gue tuh, eh, kembaran gue.”
“Hah, sumpah lo, Ni? Gilak, kembar apanya? Beda banget gini.. hahaa..”
Aku hanya tersenyum, dan kini pun terbiasa dengan reaksi semacam itu apabila melihatku bersama Kak Onni.
***
Suatu sore, aku mampir ke studio untuk meminta Kak Onni mengantarkanku ke toko buku. Ya, dari luar sudah terdengar suara musik rock yang keras.
Ada satu yang aku suka dari Kak Onni, setidaknya dia bisa mencari uang sendiri sejak SMA. Sedangkan aku belum bisa menghasilkan apa-apa. Ya, melalui kemampuannya nge-band-nya itulah yang membuat ia dapat pemasukan. Dan kini band-nya tidak hanya dikenal di kalangan mahasiswa, namun anak-anak gaul Jakarta pun sudah tak asing mendengarnya.
“Assalamualaikum..”
“Waalaikumsalam.. Eh, Inne.. Nyari Onni? Bentar, dia lagi sholat di belakang. Tunggu aja.” Kata Satria, teman satu band Kak Onni yang juga teman SMA-ku.
“Oh, oke. Aku tunggu sini ya. Eh, kok kalian nggak sholat?”
“Hehe.. kita nanti nyusul kok, hehe..”
Dan adalagi yang masih aku suka dari dia. Ia masih ingat sholat lima waktu. Ya, walaupun terkadang kurang tepat waktu.
“Kenapa, Ne?” Tanya Kak Onni melihat aku duduk di sofa studio.
“Kak, anterin Inne ke toko buku yang di sana yuk, males naik bus.”
“Oh oke, yaudah bentar ya boy, gue anterin Inne dulu.” Kata Kak Onni pada teman-teman band-nya.
Sebagai kakak, dia pun bertanggung jawab. Dia sering membantuku dalam banyak hal, mengantarku ketika aku butuh pergi, menjengukku sambil membawakan banyak makanan saat aku sakit. Bahkan dia berhasil membujuk kawan satu band-nya untuk tidak dibayar saat manggung di acara yang diadakan oleh himpunan mahasiswa di jurusanku.
***
Akhir – akhir ini Kak Onni agak aneh. Setiap aku sms, tidak pernah dibalas, aku telpon, di-reject. Aku khawatir terjadi sesuatu, maksudku aku takut Kak Onni punya masalah sehingga membuatnya demikian. Padahal aku selalu terbuka mendengar curhatan – curhatan Kak Onni, tapi sekarang mungkin dia lebih suka diam. Uang yang dia janjikan diganti di awal bulan pun belum terdengar kabarnya. Terkadang aku tidak memikirkannya, namun terkadang pula, aku mencemaskannya. Mungkin dia sibuk dengan band-nya. Pikirku.
“Ne, besok ahad sepedaan yuk!” ajak Farah membuyarkan lamunanku sore itu.
Aku menyetujui ajakannya, sudah lama pula aku tak berolahraga, rasanya badan ini kaku-kaku semua. Selain itu aku kira aku pun butuh refreshing, aktivitas kuliah dan organisasi yang aku ikuti benar-benar menguras tenaga dan pikiranku. Jadi pagi itu, aku memutuskan bersepeda keliling bersama sahabatku itu. Senang juga rasanya bisa menikmati udara pinggiran Jakarta yang masih sejuk pagi ini.
“Istirahat dulu deh, Fa. Capek aku, hehe..” usulku untuk istirahat duduk di tepi jalan sambil minum minuman yang telah kami bawa. Kami duduk di bawah pohon rindang di tepi jalan. Jalan ini begitu lengang. Tak seperti biasanya yang cukup ramai dengan berbagai macam kendaraan, baik itu pribadi ataupun kendaraan umum.
Tiba – tiba kami terkejut mendengar desisan rem. Kulihat, ternyata ada mobil sedan berwarna hitam metalik berhenti mendadak di seberang jalan. Entahlah mengapa, sebab aku rasa mobil itu tidak menabrak apapun. Dari pintu depan samping sebelah kiri mobil itu, keluarlah seorang pemuda, disusul dengan seorang lagi dari pintu belakang. Mereka membuka pintu depan dimana pengemudi mobil itu duduk. Lalu mengeluarkan seorang pemuda lagi dari kursi pengemudi itu. Mereka berdua memapah pemuda itu keluar dari mobil. Tampaknya pemuda yang menyetir mobil itu sakit. Aku lihat dari cara jalannya yang tidak seimbang dan harus dipapah oleh kedua temannya, lalu ia pun mmuntah – muntah di selokan tepi  jalan tersebut.
“Kayaknya dia mabok deh..” Ucap Farah yang juga memperhatikan pemuda itu.
“Masa sih?” Tanyaku, yang memang tidak tahu ciri – ciri orang mabok.
“Iyalah, pusing, muntah-muntah gitu. Eh, udah yuk, lanjut..” Jawabnya sembari mengajakku kembali bersepeda.
“Yuk..” Jawabku sambil menaiki sepedaku.
Kami menyeberangi jalan, karena kami berniat balik arah untuk segera pulang ke kos kami masing-masing. Saat aku bersepeda sambil menyeberang jalan tersebut, aku kembali memperhatikan para pemuda yang masih berada di tepi selokan itu dari dekat. Aku merasa heran dengan pemuda yang demikian itu. Apakah mereka tidak memikirkan keluarga mereka jika orang tua mereka tahu apa yang anak-anaknya perbuat?
“Hah, Satria!?”Aku benar-benar terkejut, mengerem sepedaku, Farah kebingungan. Ternyata setelah aku melihat mereka dari dekat, bahwa satu diantara mereka bertiga adalah Satria, teman satu band Kak Onni. Satria ternyata mendengar apa yang aku ucapkan, dia menoleh kepalanya ke arahku. Dengan terbata-bata, Satria berkata, “In.. Inne!??”
Mendengar apa yang Satria ucapkan, dua pemuda yang lain menoleh pula kepadaku. Aku shock. Serasa kepalaku berat, dan ingin jatuh pingsan. Ada Dean, teman satu band Kak Onni juga, dan yang lebih membuatku lemas adalah pemuda yang sedang muntah karena mabuk berat adalah..
“Kak Onnii !!! Astaghfirullah kakak..” Ya, Kak Onni, saudara kembarku sendiri. Wajah Kak Onni pucat, matanya merah, dia tampak lemas sekali, wajahnya terlihat pasrah, mungkin karena pengaruh alcohol dan karena ketahuan saudara kembarnya sendiri. Kulirik ke arah mobil yang berhenti itu, kenapa aku baru ngeh kalau itu mobil Kak Onni. Aarghh..
Aku segera mendekati Kak Onni, dan PLAAAK.. aku menamparnya. Baru pernah aku menampar seseorang, dan orang pertama yang aku tampar ternyata adalah saudara kembarku sendiri.
“Apa-apaan ini!?? Kakak mabok!?!?” Teriakku tepat di wajah Kak Onni.
“Lo yang apa-apaan??? Lo tau sodara kembar lo lagi sakit gini, malah ditampar. Sodara macam apa lo ini??” Kata Dean yang mencoba membela Kak Onni, sahabatnya. Sedangkan kakakku tak bisa berkata apa-apa, diam.
“Sakit karena mabok, kan?? Kakak sendiri yang bikin kakak sakit!! Kalian juga mabok kan? Mulut kalian bau alkohol tau!!” ucapku menanggapi perkataan Dean. Aku benar-benar terbawa emosi saat itu.
“Kalian kan yang ngajak dia mabok-mabokan? Kalian kan yang ngajarin? Temen macam apa kalian ini!!! Kalau kayak gini siapa yang mau tanggung jawab!!” teriakku kepada Dean dan Satria. “Kakak juga, kenapa mau diajakin? Haah? Bayangin kak, kalau mama papa tau kelakuan Kak Onni di sini, mereka bakalan kecewa kak sama kakak! kakak nggak sayang apa sama mereka!! Kakak nggak mikir apaa??” Aku benar-benar telah dikuasai amarahku. Bagaimanapun dia saudara kembarku. Saudaraku satu-satunya, tapi mengapa semua jadi seperti ini? Tak sadar aku meneteskan air mataku.
“Ne..”  ucap Kak Onni pelan untuk menghentikan perkataanku.
“Apaa?? Inne kecewa banget sama kakak!” ucapku dengan mengangkat jari telunjukku di depan wajah Kak Onni.
“Inne, udah Ne.. Istighfar…” kata Farah  menepuk pundakku. Aku berjalan berbalik menuju sepedaku. Aku tak peduli dengan Kak Onni dan dua temannya itu. Aku benar-benar marah saat itu. Sebelum kukayuh sepedaku, aku mengucapkan kalimat yang sebenarnya tak ingin aku ucapkan, “Kak, Inne malu punya saudara kembar kayak Kak Onni..” kata ‘malu’ benar-benar aku tegaskan di perkataanku. Ku lihat Kak Onni kaget mendengarnya, dan hanya menundukkan kepalanya.
Kukayuh sepeda itu dengan kencang, sengaja aku tinggal Farah di belakang. Aku ingin sendiri. Hingga tak sadar menetes deras air mata ini. Sesampainya di kos, ku lempar sepeda ini di tembok samping kos-kosanku. Braaak.. Membuat kaget anak – anak yang sedang bermain lompat tali di depan rumah.
Ku tutup pintu kamarku kencang, lalu ku kancing, untuk mencegah Farah masuk. Namun ternyata Farah mengetuk pintuku dan memanggilku pelan.
“Inne..” katanya.
Aku katakan padanya, “Maaf, Fa, aku sedang ingin sendiri..”
Ku lemparkan tubuhku ke kasur empuk di kamarku. Ku tutup wajahku dengan bantal, lalu aku menangis sejadi-jadinya. Tak peduli dengan tubuhku yang basah karena keringat. Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat, apa yang harus aku lakukan. Marah, kecewa, benci, sedih, malu dan semacamnya bercampur baur di dadaku. Sesak. Membuatku menangis sesenggukan. Aku tahu seperti ini tak akan menyelesaikan masalah. Tapi aku benar-benar tak tahu yang sebaiknya aku lakukan.
Ponselku berbunyi, ku lihat screen ponsel itu, dari Kak Onni. Tanpa pikir panjang, aku menekan tombol telepon berwarna merah. Mati. Sekitar lima menit kemudian, ponselku kembali berdering, dari mama. Sempat aku berfikir untuk menceritakan semuanya kepada beliau. Tapi aku sadar, aku tak ingin membuatnya kecewa. Aku tak ingin menyakiti perasaannya. Aku tak setega itu pada mamaku. Aku tak mau mendengar suara mamaku, aku tak tega. Dan aku pun tak bisa berbicara dengan mamaku dalam keadaan aku terisak menangis seperti ini. Aku biarkan ponsel itu bordering, sampai akhirnya mati sendiri. Lalu beberapa saat kemudian ada sms masuk. Dari mama. “Onni, Inne, anak-anak kesayangan mama, kalian lagi ngapain to? Mama telpon, nggak ada yang ngangkat satupun..”
Ma, maafin Inne ma, maafin Kak Onni juga.. Dan Kak Onni, kakak bener – bener tega sama mama, sama papa, sama Inne. Kakak mengecewakan kita semua, Kak.. Aku hanya bisa membatin.
***
"Ne, gue.. Gue mau minta maaf sama lo, Ne..”
“Buat apa? Inne ngga ngerasa dirugikan kok. Kakak yang ngerugiin diri kakak sendiri. Asal kakak tau, Inne paling benci sama cowok yang suka buang-buang duit buat kayak gituan, Inne paling nggak suka sama cowok yang sukanya mabok!! Dan sekarang cowok yang sukanya mabok itu ternyata saudara kembar Inne sendiri! Mau ditaruh mana muka Inne?? Bukan berarti Inne nglarang kakak ngrokok, nglarang kakak pacaran, lalu kakak pikir Inne ngizinin kakak mabuk-mabukan, engga kak! Inne bener-bener malu, Kak.. Inne kecewa banget sama Kakak!”
“Ne, gue tau lo kecewa banget sama gue, lo benci sama gue, bahkan lo malu jadi saudara kembar gue.. Please Ne, maafin gue.. Ini kali pertamanya gue minum, Ne. Sumpah, Demi Allah, Ne, ini pertama buat gue. Gue lagi stress waktu itu, banyak pikiran, makanya gue terima ajakan Satria sama Dean buat minum. Gue mungkin emang sering ke café-café buat manggung, tapi yang namanya nyicipin minuman keras kayak gitu baru kemarin, Ne.. Sumpah Ne, gue khilaf, gue nyesel.. Percaya Ne, sama yang gue omongin.”
Aku cuek. Diam. Seakan tak mendengarkan apa yang Kak Onni katakan.
“Ne, sekali lagi maafin gue, Ne.. Dan, please banget Ne, jangan ceritakan ini semua ke mama papa. Lo belum bilang ke mama papa kan, Ne?” Diam. “Jawab Ne..”
Aku meneteskan air mataku yang sudah terbendung. Aku usap air mataku sebelum Kak Onni melihatnya. Lalu aku menggelengkan kepalaku.
“Bagus.. Makasih banyak lo udah ngertiin gue, Ne.. Sekali lagi maaf, Ne… Gue bener-bener nyesel. Terserah lo mau maafin gue apa engga. Gue balik dulu.”
Kak Onni masuk ke dalam mobilnya. Aku masuk ke dalam rumah kos ku, ku banting pintu dengan keras. Sebenarnya kau mau memaafkannya, namun entah kenapa, masih ada yang mengganjal di dadaku. Masih ada serpihan rasa kecewaku padanya. Astaghfirullahal ‘adzhim..
Allahu Akbar.. Allahu Akbar..
Adzan Ashar itu jelas terdengar olehku. Segera ku berjalan ke arah tempat wudhu. Ku ambil air wudhu yang sejuk dan menyejukkan kulitku. Kupakai mukena putih pemberian mama, kugelar sajadah cokelat di lantai kamarku. Sholat. Di tengah-tengah sholat, aku masih saja meneteskan air mata.
“Allah, ampuni aku, ampuni kakakku.. Bukalah pintu hati kami ya Allah..” pintaku kepada Allah Sang Maha Kuasa setelah sholat yang menenteramkan.
Tut tuuut..
Tiba-tiba ponselku berdering. Dari Dean. Ada apa dia meneleponku? Tumben. Pikirku. Aku tekan tombol telepon berwarna hijau. Terdengar suara bising dibalik telepon.
“Halo.. Assalamualaikum..” ucapku.
“Waalaikumsalam.. Ne, lo harus ke sini sekarang juga..” kata Dean tersengal-sengal.
Hah, kemana??” jawabku.
---
Kulihat pemuda terbaring lemah di ruangan kecil ini. Di dahinya terbalut kasa putih, ada noda obat merah yang cukup lebar di dahi bagian kanannya, menandakan ada luka cukup parah di situ. Pemuda itu adalah pemuda yang sebenarnya sangat aku cintai, sangat aku sayangi, hanya aku tak pernah ucapkan dalam kata-kata, Kak Onni.
Dia mengalami kecelakaan di jalan dari kosku sore tadi. Kabarnya dia hendak menghindari lubang besar di tikungan, lalu banting setir ke kanan dan akhirnya menabrak pohon besar di tepi jalan tersebut. Kaca mobil pecah mengenai Kak Onni yang pada waktu itu lupa mengenakan sabuk pengaman. Untung saat itu jalanan sepi sehingga tak ada korban jiwa lainnya. Jalan menuju kos Kak Onni memang sedikit menyeramkan, jelek dan menikung-nikung. Entah mengapa dia memilih lokasi yang demikian. Aku rasa Kak Onni sedang tidak berkonsentrasi. Harusnya dia sudah paham jalanan menuju kosnya yang setiap hari ia lewati. Mungkin ia masih memikirkan masalah itu.
Ku genggam tangannya yang dingin. Matanya masih terpejam.
“Kak.. Kakak udah Inne maafin kok.. Maafin Inne juga yaa..” ucapku, saat itu mataku berkaca-kaca. “Inne percaya kok sama kakak. Inne yakin, kakak masih orang baik, hehe.. Inne cuma takut kakak jatuh jauh lebih dalam. Inne khawatir kakak jadi pemuda yang jauh dari Allah.. Inne ngga mau kak.. Inne sayang sama kakak, sayang Inne buat siapa lagi kalau engga buat mama, papa, kakak.. Kakak ngga boleh kayak gini lagi yaa.. Kasiha mama, papa.. Kakak harus cepet sembuh, kalau kakak sakit, Inne, mama, papa semua sedih kak...” Kali ini aku benar-benar terisak – isak menangis.
“Kak, Inne mungkin pernah bilang ke kakak, kalau Inne malu punya kakak kayak Kak Onni, Inne benci sama Kak Onni. Enggak kak, sebenarnya Inne-lah yang benci pada diri sendiri. Inne yang malu pada diri sendiri. Inne selama ini berdakwah, Inne menyampaikan islam, nasihat-nasihat pada temen-temen, pada adik-adik binaan mentoring Inne, tapi Inne lupa nggak berdakwah ke kakak. Inne malu pada diri sendiri kak.. Inne berdakwah kepada dunia luar, tapi keluarga Inne sendiri luput dari obyek dakwah Inne.. Inne malu kak, Inne benci sama Inne sendiri.. Maafin Inne kak..” Air mataku benar-benar tak terbendung lagi. Apa yang aku ucapkan benar-benar dari hatiku. Aku menyesal, aku malu, aku benci pada diriku sendiri. Aku sok-sokan koar-koar di luar, tapi di keluargaku pun masih membutuhkan dakwah ku. Aku sedih, aku malu. Aku menangis.
Allah, ampuni aku ya Allah.. ucapku dalam hati.
“Ne..” Terdengar suara lemah dari mulut Kak Onni.
“Kakak?? Kakak udah bangun?” Tanyaku terkejut.
“Iya, udah kamu nggak usah berpikiran gitu.”
“Maksud kakak?” Aku heran, mengapa Kak Onni bisa berkata demikian.
“Kakak dengar semua yang kamu bilang kok.. Maafin kakak ya.. Insyaallah kakak mau tobat, hehe.. Kakak mau jadi kakak yang baik buat kamu. Anak yang baik buat mama papa.” Dia mencoba tersenyum, namun aku bisa liat matanya berkaca-kaca.
“Kok kakak bisa denger?” tanyaku heran.
“Kakak kan tadi cuma pura-pura tidur tadi.. Hahaa..”
“Ihhh, kakak apaan sih.. Hehe..”
Allah memang Maha Pembuat Skenario terbaik. Allah punya rencana dibalik semua kejadian. Rangkaian kejadian ini aku anggap sebagai peringatan buat aku dan Kak Onni. Dan Alhamdulillah, kini kami mulai terbuka. Kak Onny memang masih setia di band-nya, tapi Kak Onni konsisten untuk tidak mau pacaran, merokok, apalagi mabuk. Aku bangga padanya. Aku pun makin semangat untuk mengingatkan dia sholat tepat waktu, puasa sunnah, atau datang ke kajian-kajian yang ada di Masjid Kampus. Alhamdulillah dia menyempatkan untuk datang apabila tidak ada jadwal kuliah atau jadwal manggung. Bahkan suatu saat aku melihat dia datang bersama Satria, Dean atau teman satu band-nya yang lain.
Ya, Allah selalu punya rencana dan kejutan di balik setiap peristiwa. Thanks Allah..


Semarang, Februari 2012 
inspired from someone and someincident in a morning
 

live and life Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea