Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 Februari 2013

Hanya Nyanyian di Tengah Hujan

Diposting oleh Anonim di 17.02 0 komentar

Saat ini adalah tahun ketigaku di masa perkuliahan ini. Tahun pertama aku lewati dengan mudah. Aku bilang mudah karena perjuangan di tahun ini tidaklah sesulit perjuangan di tahun berikutnya. Tahun pertama pun aku belum disibukkan dengan berbagai aktivitas selain kuliah. Di semester pertama memang masih ada rangkaian ospek, di jurusan kami biasa menyebutnya prosesi. Sedikit disibukkan dengan tugas-tigas dari senior, atau banyaknya kumpul di akhir pekan, masih memakai atribut yang menandakan bahwa kami anak baru. Semester kedua, prosesi sudah berakhir, kini aku telah memasuki dunia selain perkuliahan, organisasi. Dulu aku semangat sekali berorganisasi. Itu berkat para orang-orang yang bilang bahwa softskill sangat penting, dan softskill tidak bisa didapatkan di bangku kuliah, namun di organisasi. Dulu aku memilih 4 organisasi yang aku tekuni periode 1 tahun itu. Awalnya aku merasa agak kewalahan, tapi akhirnya bisa berjalan dengan baik. karena saat tahun pertama di organisasi pun aku hany asebagai staf sehingga amanah pun blm begitu berat. Sehingga tahun pertama, semester 1 dan semester 2 ku sangat lah mudah aku lewati dengan mulus. Ini dapat dilihat dari nilai-nilaiku yang bersinar, IP ku yang cumlaude yang membuat aku boleh sedikit bangga dengan diriku sendiri.

Tahun kedua adalah tahun yang berat, mungkin 2 kali lebih berat dari tahun pertama. Organisasi memang sudah aku kurangi. Aku hanya memegang 2 posisi dalam 2 organisasi, namun masing-masing memiliki amanah dan tanggung jawab yang lebih besar. Apalagi semester 3 dan 4 memiliki mata kuliah yang berat. Dalam satu semester ada beberapa mata kuliah yang berbobot 4 sks. Tahun kedua ini bisa kubilang walaupun berat, tapi mengesan. Dimana kita sudah mulai jarang tidur, hobi (mungkin bukan hobi, tapi paksaan ya..) kita lembur, tidak pulang ke kosan beberapa hari untuk menyelesaikan tugas, banyak survey sampai ke luar kota. Bisa dibilang tahun kedua tahun yang amat sangat melelahkan. Tapi karena banyaknya tuntutan tugas perkuliahan, organisasiku pun sedikit goyah. Jujur, saat itu aku lebih nyaman hidup bersama teman-teman kuliah, ya walaupun susah mengerjakan tugas, tapi aku sangat menikmati, daripada di organisasi. Aku sangat paham bahwa amanah itu sangat penting, sangat berat, karena ini bukan hanya dipertanggungjawabkan oleh senat, bukan hanya tanggung jawab di dunia, tapi di akhirat, tanggung jawab di hadapan Allah. Namun entah kenapa, hasrat dan semangatku di organisasi sangat memudar. Banyak orang, yang aku tahu, sangat kecewa terhadapku. Jadlah saya yang mungkin bsia dibilang berkepribadian ganda. Aku yang rame, antusias dalam hal akademis, prestasi, nilai, kuliah, namun kurang antusias dalam organisasi. Saat itu seringkali aku hanya menampakkan diri secara fisik saat rapat-rapat itu, namun tak pernah pikiran dan otakku di rapat. Astaghfirullah.. Dan kini aku tahu bahwa jika ketika kita memilih untuk fokus ke kuliah kita, tanpa memikirkan pekerjaan lain, tidak menjamin akademis kita yang nomer satu. Ya, tahun kedua, tepatnya semester 4, nilai ku turun, anjlok, bahkan aku mulai menemukan nilai C dalam transkrip nilaiku. Sedih? Pasti. Tapi, ini semua jadi bahan introspeksiku.  Mungkin ini akibat aku yang lalai dari amanah dan tanggung jawab, atau mungkin aku yang mendzalimi diriku dan teman-teman bahkan mendzalimi Allah ketika aku lari dari berbagai amanah. Dan satu yang ku ingat, semester 4, masalahku bertambah banyak.

Kini setengah dari tahun ketiga ku sudah kulalui. Semester 5 kemarin baru saja lewat. Lagi-lagi nilaiku tak seperti yang kuharapkan, walaupun tak sejelek semester 4, namun ini cukup membuatku kecewa dan membuatku merasa gagal di semester 5 ini. padahal, aku berjuang mati-matian, berusaha untuk yang terbaik dalam akademis dan prestasiku. Tapi mungkin inilah Allah menegurku. Lebih dari semester 4 mungkin, semester 5 adalah puncak kejenuhan ku dalam organisasi, sudah banyak aku bolos rapat, banyak juga proker-proker yang merupakan tanggung jawabku tidak terlaksana, aku juga jarang hadir dalam agenda organisasiku, sudah banyak pula yang memperingatkanku. Tapi inilah aku, aku memang susah diperingatkan oleh orang lain, apalagi oleh orang yang aku anggap bukan siapa-siapa. Aku terlalu keras kepala. Dan saat itu aku memang sedang menikmati masa-masa kuliahku yang sibuk, sulit, melelahkan namun aku rasa sangat menyenangkan. Apalagi dengan teman-teman kuliah yang sangat berbeda dari teman di organisasiku. Menurutku mereka lebih menyenangkan, menggembirakan, lebih ramai, lebih dekat dan lebih perhatian dan saling tolong menolong antara satu sama lain. Bukan berarti teman di organisasiku tidka menyenangkan, bukan, tapi mungkin karena intensitasku lebih besar dengan teman – teman satu timku itulah yang membuat aku tak sungkan berlama-lama dengan mereka. Mungkin juga karena organisasi ku merupakan organisasi keislaman sehingga sangat terbatas obrolan dengan lawan jenis, mungkin bercanda kita juga nggak kebangetan seperti bercanda dengan teman-teman kuliah.

Dan kini, aku menyelesaikan tahun ketigaku. Saat ini aku baru akan memasuki semester keenamku. Dan aku masih memegang amanah di satu organisasi. Ya memang cuma 1 secara lembaga. Tapi 1 itu adalah posisi yang sangat berat, dan walaupun aku hanya ada dalam 1 saja organisasi, tapi juga memiliki tanggung jawab di lain hal yang tak dapat ditinggalkan begitu saja. Dan kini, aku merasa titik kejenuhanku. Aku merasa menemukan passion lain, sehingga aku belum begitu semangat menyambut semester enamku ini. Banyak sekali terlintas aku ingin melepasakan semua amanah dan tanggung jawabku. Sangat kebalikan dengan tahun pertama, dimana aku sangat semangat berorganisasi. Aku hanya ingin fokus pada kuliahku saja. Titik. Aku hanya ingin cepat lulus. Kerja. Dan menghadapi kehidupan yang baru. Entah kenapa aku jenuh dengan masa-masa ini sebenarnya.

Tapi aku sadar, aku harus menghadapi semuanya. Aku tak boleh egois dengan semua keinginanku dengan semua passionku. Semester enam ini akan jadi semester yang melelahkan secara fisik. Tapi aku berharap ia tak melelahkan jiwa dan batinku. Aku ingin aku menyenangi apa yang ada di depan ku semua, perkuliahanku yang makin sibuk, organisasiku dengan posisi yang sebenernya sangat aku hindari tapi kali ini harus aku hadapi, aku harus mengemban semua amanah dan tanggung jawabku dengan tetap memeluk passionku.
Aku tahu mengapa nilai ku di semester 4 dan 5 menurun, itu karena aku lalai. Banyak hal yang aku lalaikan, yang aku lupakan. Walaupun aku berusaha keras dalam akademisku, tapi aku lalai pada amanahku.
Astaghfirullah. Aku tak ingin semua berulang. Aku ingin dengan aku yang tetap berjuang keras dan berusaha keras dalam memperbaiki akademis dan prestastiku, tapi aku tak ingin lalaikan hal yang lain, amanah dan tanggung jawabku. Aku yakin keduanya bisa berjalan selaras, aku yakin..

Barangsiapa menolong agama Allah, pasti Allah akan menolong mu.. Surat Muhammad ayat 7 ini menggema.
Allah, ingatkan hambamu yang lalai ini. jangan buat aku lalai lagi, jangan buat aku terperosok terlalu jauh ke dalam kenyamanan dan kebahagiaan yang dapat melalaikanku. Bantu aku untuk dapat memegang amanah yang berat ini. karena aku tahu, semua amanah dan tanggung jawab di dunia ini, sekecil apapun amanah dan tanggung jawab itu, Allah semua yang memberikannya, dan kepada Allah lah kembali tanggung jawab itu.
Di rintik hujan ini, aku berdoa, mudahkan semua urusanku ya Allah.. ampuni dosa-dosaku ya Allah.. izinkan aku merajut mimpi-mimpi ku tanpa lalai sedikitpun dengan amanah yang kau berikan. Amin..

















Di tengah rintik hujan dan petir yang menyambar sore yang mulai gelap, di langit Banjarnegara.
Hari terakhir di februari 2013
Dari aku yang ingin bangkit, ingat dan berubah

Kamis, 14 Februari 2013

Perjalanan Seonggok Tanah Liat

Diposting oleh Anonim di 10.28 0 komentar

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. "Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !"

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.


***


Teman, seperti inilah Allah membentuk kita. Pada saat Allah membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan Allah.

"Teman, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Allah sedang membentuk Anda. Bentukan -bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai.Anda akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk Anda.




diedit dari cerita seorang teman.

Sabtu, 19 Januari 2013

The Final Presentation

Diposting oleh Anonim di 07.10 0 komentar
Okay, now I will continue my story to all of you, I'm sorry make all of you waiting (maybe :p)..
Ini adalah kelanjutan dari cerita sebelumnya. Di sini aku ceritakan bagaimana tim kami melakukan presentasi final.
Presentasi ini dilakukan di ruang rapat di Hotel Millenium Sirih Jakarta. Tak hanya kami di sini. Ada 4 tim lain yang berjuang bersama kami, lawan yang tangguh bisa dibilang, tapi mereka kawan baru kami yang baik. Mereka adalah tim dari UGM, ITS, ITB dan UB (Universitas Brawijaya). Jelas bahwa ini bukan hanya perjuangan kami satu tim (Aku, Tony, Ariga, Asfi dan Dewi). Tapi ini bisa dibilang pertarungan antara universitas. Dan kami berlima membawa almamater besar Universitas Diponegoro. Hal yang berat memang. Memang banyak dukungan, namun banyak pula tekanan.
But, it's okay. everything will be fine.
Dari tim kawan memang sangat kreatif dalam mendesain ruang terbuka mereka. Misalnya, dari ITB mereka membuat ruang terbuka di atas sungai di Bandung, mereka menamakannya Flying Space. ITS juga keren, mereka membuat ruang terbuka hijau di tengah-tengah kawasan pemukiman padat penduduk dengan cara penghijauan di dindng-dindingnya, dan mereka beri nama Green Wall. Untuk UGM yang mereka ternyata mahasiswa S2 membuat runag terbuka di tepi Pantai, pokoknya unik-unik. Sedangkan kami yang cukup puas dengan usaha kami tapi ternyata di sini mungkin tampaknya biasa saja, hahahaa.. tapi kami dengan Taman Tata Krama kami tetap berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik, hasil usaha kami beberapa minggu.
Saat pengundian nomor urut presentasi, kami mendapatkan nomor urut 1. Entah, kami harus bahagia karena langsung lega atau kami harus sedih karena tak ada waktu untuk berlatih kembali (perlu diketahui, kami hanya latihan presentasi 1 kali saja). Tapi ya sudahlah, It's our turn!!
Setelah kami diskusikan sejak di Semarang, kami telah memutuskan aku dan Tony yang akan menjadi presentator dalam presentasi final ini. Kenapa aku dan Tony? yang jelas ini bukan hasil gambreng atau kocokan atau undian.. hehee.. Dari teman-teman memang mempercayaiku untuk berbicara, mungkin di kelas aku pun sering dipercayai atau mungkin kena ZONK untuk presentasi tugas. Lalu Tony dipilih karena di yang membuat desain dan siteplan, jadi paling tidak dia lebih mengerti daripada kami.
Untuk menghilangkan ketegangan, seperti biasa, kami berfoto saja sambil tetap berdoa untuk yang terbaik bagi kami :p


Foto ini diambil pada saat sebelum acara dimulai

Asfi, Tony dan Aku. Deg-degan sih, tapi kalau buat foto, tetep senyum dong! :p

Semua personel, dari 5 tim, dewan juri, serta panitia dari Ditjen Penataan Ruang

Tim UNDIP yang selalu eksis :p

Ini dia, waktu kami untuk presentasi mengenai konsep desain taman kami.
Aku sebagai presentatornya, Tony sebagai operator dan Ariga, Asfi dan Dewi yang akan membantu kami menjawab pertanyaan.

Sedikit tegang? iya sih..

Sayangnya waktu yang diberikan sangat singkat. Sehingga sangat disayangkan, tidak semua slide habis terpresentasikan.

Tidak hanya aku dan Tony di depan yang tegang, lihat deh, muka mereka juga serius.

Dan inilah 3 dari 5 juri dari berbagai macam bidang.


Mungkin inilah kenikmatan bagi orang yang maju pertama. Ya, setelah itu kami jadi memiliki waktu istirahat, bersantai, bermain dan yang pasti berfoto yang lama. hehee..

Di saat yang lain masih tegang dan sibuk dengan latihan dan persiapan presentasi, kami sudah asyik bersantai dengan kamera kami, hehehe

Ternyata cukup banyak obyek background untuk kami berfoto. Foto di atas salah satunya, kami berfoto dengan obyek restoran masakan Jepang, hehe

Sampai di kamar pun masih saja kami berfoto. Dari kelima tim kami, memang kami yang paling sering foto, sehingga banyak kawan yang mengatakan kami sebagai tim eksis, hahaa

Mungkin hari ini memang belum sepenuhnya kami lega. Karena belum ada pengumuman pemenang. Pemenang akan diumumkan esok hari, Minggu tanggal 11 November 2012 di Plaza Arsipel TMII yang sekaligus sebagai puncak Hari Tata Ruang. Jadi esoknya, kami semua digiring ke TMII. ternyata saat kami datang, di sana sudah cukup ramai. Kami disuguhkan dengan berbagai macam hiburan, mulai dari artis lokal milik Kementrian PU, artis ibukota yang kami tidak kenal, adalagi artis berdandan heboh yang katanya dari Republik Cinta Managemen, dan satu yang terheboh dan mungkin tidak ada yang tidak pernah dengar, Seventeen Band. Selain itu juga ada perlombaan anak-anak SD yaitu lomba debat yang temanya tentu berkaitan dengan Tata Ruang. Banyak juga di sana pameran-pameran terkait dengan tata ruang dan semacamnya. Pokoknya itu acara kita bangeeet! Plano bangeeet meen :D

Kemegahan panggung Festival Haritaru 2012 sebagai puncak acara Hari Tata Ruang


Maket di Stand Dinas Tata Ruang DKI Jakarta

Poster ini semaca poster tugas Studio hehee

Saat bosan, kami berjalan-jalan ke sekeliling Plaza Arsipel. Dan ini berada di kawasan Sulawesi Selatan

Saat yang ditunggu, pengumuman pemenang. Alhamdulillah, juara Harapan 1 adalah rezeki kami, yang terbaik dari Allah :) Juara 1 adalah ITS, juara 2 adalah UB, juara 3 adalah ITB, juara Harapan 1 adalah kami, dan juara Harapan 2 adalah UGM. Selamat!! :D

Saat pemberian hadiah. 

\
Yes! Finally.. usaha kami menghasilkan Juara Harapan 1. Tidak sesuai target mungkin, tapi ini yang terbaik, setimpal dengan usaha kami. Yah, paling tidak kami tidak perlu repot mengimplementasikan taman, walaupun sebenarnya ingin, hehheee.. Alhamdulillah. 




Minggu, 09 Desember 2012

Perjalanan Mimpi

Diposting oleh Anonim di 09.34 0 komentar
(cerita ini lanjutan dari cerita sebelumnya : Mimpi Butuh Perjuangan)


Perjalanan ke Jakarta itu mungkin perjalanan yang paling aku ingat. Karena perjalanan itu yang paling bersejarah bagiku. Mengapa? karena bagian itu adalah salah satu mimpiku. Naik pesawat. Sampai usiaku yang ke-19, aku belum pernah naik pesawat. Harap maklum sih ya, rumahku dekat dari Semarang, tak perlu  menyeberang lautan.

Dan akhirnya tanggal 10 November 2012 tepat di hari pahlawan, Allah mengahdiahkan ku mimpi itu. Naik pesawat. Boleh lah kalian tertawa menertawakan mimpiku itu. Tapi itulah aku, sesederhana itu, sampai naik pesawat pun ada di list mimpiku. Satu yang spesial di sini adalah pertama kalinya naik pesawat, tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis, karena semua biaya transportasi dan akomodasi telah ditanggung oleh panitia. Dan satu lagi yang menarik, sekalinya naik pesawat, pakenya Garuda Indonesia Airlines. Hehee..

Kalo nggak percaya nih tiketnya, hahaa..


SMG - CGK
Kode-kode kota lokasi Bandara yang artinya dari Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang ada di Cengkareng. Dulu aku sempat berfikir, SMG itu singkatan dari Semarang. Sedangkan CGK apa? kenapa tidak JKT atau TGR (Tangerang maksudnya) hehe.. Sempet berfikir juga, CGK itu Citi Great apa lah gitu, atau Center bla bla bla.. Tapi ternyata itu CENGKARENG hahaa.. Dan tahukah darimana aku mendapatkan jawabannya? Ketika aku iseng-iseng check in menggunakan forusquare, ada tulisa Cengkareng gitu, baru lah aku ngeh!

Haduh maaf ya, terserah sih pada mau bilang aku apa, katro, kampungan, kemseupay, ndeso, whatever. Ya memang kenyataannya begitu, hehee.. Anggap saja ini adalah suatu proses.

Yang membuat ku menarik, transportasi udara memiliki jadwal yang teratur dan disiplin. Sudah sangat jelas, bahkan tertulis di tiketnya, kalau batas check in jam segini, pesawat mulai terbang jam segini, sampai di kota tujuan jam segini. Dan siapapun yang telat ditinggal. Bayangkan jika angkutan darat seperti angkot, bis, yang ada di Indonesia memiliki sistem manajemen seperti ini. Lebih teratur. Kita tak usah lama menunggu angkot sampai setengah jam, karena kita telah memiliki jadwal kapan angkot itu datang di halte. dan kita dapat memprediksi jam berapa kita sampai di tujuan. Beda dengan angkot sekarang yang waktu tempuh itu tergantung supirnya. Kalau masih muda ya cepet, kalo udah tua  ya lama. Begitu kan?
Tapi aku yakin, suatu saat akan ada sistem tersebut yang diterapkan di Indonesia. Ini tugas kita, planner! :)

Semua orang pun jelas nggak ingin ketinggalan pesawat. Kita juga. Closing check in itu jam 05.30. Aku berangkat jam 04.00 dari Tembalang. Selesai sholat shubuh aku langsung memesan taxi dan meluncur. Wah pertama kali ke Bandara A. Yani apa yang aku pikirkan? Biasa aja. Hehe, peace. Yah, aku merasa ini seperti terminal, hanya lebih besar dan sedikit lebih bagus. 

45 menit perjalanan. Sangat singkat. Tapi menarik, aku bisa melihat kota dari atas langsung. Biasanya aku melihatnya dari foto citra, foto udara, kini aku melihat langsung, melihat pemukiman-pemukiman, sawah, dan lautan dengan perahu-perahu. Di dalam pesawat pun disediakan hiburan. Di depan kursi kita terdapat layar kecil yang kita dapat melihat berbagai macam video, film, lagu dari situ. 

Sesampainya di Jakarta, aku aktifkan lagi handphone ku. Banyak SMS dan whatsapp yang masuk. Menanyakan berangkat jam berapa, sudah sampai apa belum, dan banyak pula yang mendoakan kita juara. yang pertama kali aku balas adalah sms dari ibuku yang menanyakan, "Pesawatnya udah berangkat?" aku membalas, "Sudah sampai bu.." Ibuku membalas lagi, "Sudah sampai mana? Jakarta? cepet banget.." :)

tapi sayang banget nih, nggak ada moment yang aku jepret selama perjalanan ini. padahal kan bisa buat pamer lagi ya, hahaaa.. :D

Soekarno Hatta International Airport. Jauh jauh lebih besar dari A.Yani. Jelas, ini di ibukota! Selain lebih besar, juga lebih banyak orang dari berbagai suku ras budaya, kulit hitam, putih, coklat, rambut hitam, coklat, merah, putih, hidung mancung, pesek dan sebagainya. Intinya ini bandara rame deh!! hehee..

Akhirnya kita naik taxi menuju ke Hotel yang telah disebutkan panitia, Millenium Hotel Sirih Jakarta. Dan kami juga terkagum ketiak pertama kali melihatnya dari jendela taxi. Aku ingat Tony berkata padaku, "Wuih nung, lihat deh hotelnya keren!" wow, memang keren. Berhubung aku juga tidak menjepret hotel tersebut dari luar, aku kasih foto hasil searching aja yah, hehee...



Taraaa.. keren nggak tuh. Bintang 4 meen! 15 lantai meen.. dan kamar kita ada di lantai 10! Nih aku tunjukin juga bentuk kamarnya.. :)


Dengan AC yang dingin, kasur empuk, TV dengan banyak channel, air hangat, dan fasilitas yang lengkap banget, kita hari itu benar-benar dimanjakan. It's so different with kos-kosan kita! hahaa.. :D
Dan yang aku suka, kita dapat melihat kota Jakarta dari atas! dan tampak pemandangan-pemandangan khas Jakarta, gedung - gedung tinggi, macet, pemukiman padat...

Ini diambil di pagi hari. Masih sepi coy! tuh liat, skyline dar gedung-gedung tingginya keliatan jelas.

Millenium Hotel terletak di perempatan nih. Masih pagi jadi juga maish sepi jalanannya..

Jakarta di malam hari. Untung hotel kita tidak terletak di pusat kemacetan, jadi nggak terlalu bising :)


Gedung-gedung tinggi dan pemukiman padat

Di Jakarta, bukan kita dibangunkan oleh ayam berkokok, tapi kita dibangunkan oleh suara mesin dan klakson kendaraan bermotor. Oh Jakarta... Ibukota Indonesia..

Hotel Bintang 4 ini memang bisa dibilang mewah banget. Apalagi untuk ukuran aku yang anak kampung, hihi.. Menurutku ini adalah suatu kenikmatan dunia, semuanya di sini sudah tersedia, kita tinggal menggunakannya, tanpa harus membayarnya. Udah kayak orang kaya, orang prnting gitu deh :D

Awalnya sejak aku baru datang ke Hotel Millenium ini, kita sempat bingung. Soalnya dari panitia pun tidak ada yang menyambut, hehe. jadilah kita kayak orang ilang di Hotel mewah ini. Akhirnya kita duduk deh di cafe lounge di dekat lobby. Tiba-tiba ada pelayan yang menawarkan minum. Ups, padahal kita nggak niat minum, hanya mau numpang duduk. Dengan sok - sokan kita minta daftar menu yang dibawa oleh pelayan tersebut. 

dan... Taraaaa!!!!



Itu cuma sebagian yang berhasil ditangkap kamera, masih ada lho yang harganya jutaan rupiah, biasanya semacam wine gitu. cuma minum doang ngeluarin duit segitu banyak yaah, ckckck.. orang kayaa.. orang kayaaa.. 

terus kita milih apa? Akhirnya kita bilang ke mbak pelayan yang ramah dan murah senyum itu, "Nggak jadi deh mbaak.." sambil muka polos lama-lama rata deh tuh muka gue. lihat ekspresi mbaknya juga luntur deh senyumnya. Akhirnya dia ambil balik daftar menu dan pergi, hehee.. maaf ya mbaa. budget kita segitu nggak cuma buat minum doang, hahaaa.. :D

Okey, itu tadi cerita baru sebagian kecil dari inti ceritaku. Ini baru cerita tentang perjalanan mimpi dan di hotel. Ntar gue lanjutin lagi tentang presentasi, kawan baru, dan cerita lainnya yaaa :D

Sabtu, 08 Desember 2012

Mimpi Butuh Perjuangan

Diposting oleh Anonim di 12.49 0 komentar

"Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..Keep our dreams alive, and we will survive.."


yup itu adalah salah satu quote yang terngiang-ngiang di  pikiranku setelah membaca buku 5 cm karya Donny Dhirgantoro. Sumpah ini buku menginspirasi banget buat gue!

dan satu lagi quote di buku 5 cm  :
“Dan bermimpi saja tidak akan pernah cukup...Dan sebuah impian memang seharusnya tidak perlu terlalu banyak dibicarakan,tetapi diperjuangkan.” 

Yah, mimpi itu butuh perjuangan.. gak cuma dimimpikan, ditulis, ditempe di dinding kamar, tapi perlu perjuangan! butuh kerja keras mencapainya. Dan ini yang menginspirasiku dalam meraih satu mimpiku. Memang beda, ketika kita bermimpi disertai usaha banting tulang, peras otak, banyak banget pengorbanannya, dibandingkan mimpi yang kita santai menggapainya. hasilnya beda!

Dan satu lagi quote di Buku Negeri 5 Menara :
"Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil."

Bersungguh-sungguh!! itu kuncinya sebenarnya. memang nggak semua mimpiku itu berhasil, terwujud, karena aku tau, aku kurang sungguh-sungguh, aku kurang berdoa, aku takut, perjuanganku sangat minim. itu!


---

Dan yang kini aku ceritakan adalah jelas tentang mimpi. mimpiku. tapi bukan hanya mimpiku, mimpi kita berlima. Aku, Ariga, Dewi, Asfi dan Tony. mahasiswa semester 5 jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, serta Arsitektur yang berkolaborasi sebagai strategi untuk meraih mimpi memenangkan suatu sayembara. Sayembara Ruang Kreatif Hijau. Menurut kami sayembara ini keren, karena tingkat nasional, dan diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum. Kenapa aku bilang keren? karena ini salah satu instansi dimana aku ingin bekerja di dalamnya :)

Mimpi kita. 
Berawal dari kita berdua aku dan Dewi yang ingin sekali mengikuti sayembara yang baru siangnya kita diinformasikan dari dosen Perancangan Kota ku. Namun kita berdua termasuk salah dua orang mahasiswa yang tidak mendapatkan kelompok. Sebenarnya sayembara ini sangat singkron dengan tugas besar kami di semester 5 ini. Sehingga ada yang satu kelompok tugas besar itu yang mengajukan diri ikut sayembara tersebut. Atau adalagi mereka yang membuat kelompok sendiri. Sementara aku, kelompokku ternyata tidak mau aku ajak sayembara itu, begitu juga kelompok Dewi, dimana teman sekelompoknya membuat kelompok lain untuk mengikuti sayembara tersebut. Tinggallah kami berdua yang sangat ingin mengikuti sayembara tersebut, namun apa daya, kami tak ada partner. 

Dulu, ada salah satu teman yang mengajakku untuk bergabung di timnya. Tapi aku menolak. Bukan apa-apa, karena ada satu teman yang lain yang perkataannya membuatku tersinggung, yang intinya secara tersirat bilang kalo aku boleh ikut, asal titik titik gitu deh.. Dan itu yang membuatku menolak. 

Kita berdua, Aku dan Dewi yang memiliki mimpi, masih terkendala mencari teman kelompok. Karena kita tidak mungkin hanya berdua. Sebenarnya banyak teman-temanku yang ingin ikut sayembara itu, tapi menurutku mereka penakut (peace :p), mereka takut nggak sanggup, mereka takut mencoba, mereka takut tak siap mengambil resiko, mereka terlalu pesimis. Tapi kata-kata andalanku bahwa kita harus berani, berani mengambil resiko, berani mencoba, dan harus berani bekerja keras!!! in kesempatan bung! aku sudah terlampau sering melewatkan kesempatan - kesempatan dalam hidup, dan saat itu aku nggak mau melewatkannya lagi!!!

"Kita harus berani mencoba, apa salahnya sih mencoba, gak ada ruginya, toh sayembara itu juga gratis, dikirimnya via email, nggak ngeluarin uang, yang kita butuhkan hanya semangat, sungguh-sungguh, keberanian, keluar dari zona nyaman!! Yang kita butuhkan hanyalah kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.." 

Itu kata-kata super yang aku ucapkan kepada teman-temanku ketika mengajaknya ikut dalam sayembara ini. Tak banyak yang terpengaruh, namun akhirnya ada juga yang tertarik dan memutuskan untuk ikut, Ariga, Asfi dan Tony. Susah banget ngedapetin mereka, hehee..


Ini kami dari kiri ke kanan, ada Tony, Asfi, Ariga, Inung dan Dewi



Mimpi.
Dulu bahkan aku hanya ingin sebatas ikut sayembara ini saja. Setelah kami berlima ngobrol - ngobrol, menghabiskan waktu bersama (ceilaah..) akhirnya muncul mimpi itu. Kita harus masuk final 5 besar! kita harus ke Jakarta!!! saat itu, tingkat kesemangatan kami meningkat 57 point.

Kalau boleh cerita, yah perjuangan kita memang cukup keren, di saat yang lain tidur, kita begadang di kontrakan Ariga buat ngerjain sayembara itu. Berapa malam kami menginap di kontrakan Ariga atau di rumah Tony untuk membabat habis sayembara itu. Kadang ada yang kelelahan sehingga paginya bolos kuliah (biasanya si Asfi, hehee..). Setiap kita kumpul pasti banyak kejadian-kejadian yang bener-bener diinget, kadang bikin ketawa kalo inget-inget.

Berawal dari cari lokasi perencanaan. Dari Gajahmungkur sampai Pedurungan, muter-muter, nyasar-nyasar di jalan yang sempit. Dan akhirnya, berbekal androidnya Dewi, kita menemukan Taman Sekar Jagad di Perumahan Tlogosari, Pedurungan. Ketika survey di sana, kita seperti orang asing, banyak anak-anak yang ngeliatin, dan ada bapak-bapak yang suka nanya-nanyain. Tapi alhamdulillah tdiak ada yang mengahmbat.

Pernah waktu kita ngerjain, hujan-hujan kita turun ke Semarang bawah buat nginep ke rumah Tony lewat Sigarbencah. Itu adalah jalan yang paling aku takutin selama di Semarang. Jadi jalannya itu menurun, berkelak kelok, gelap, dan banyak banget jalan yang rusak. Dan aku pernah kecelakaan yang cukup membuatku trauma turun ke Sigarbencah lagi. Namun sekali lagi ini dalam proses meraih mimpi, aku malam-malam, hujan, gelap, aku terabas Sigarbencah itu. Alhamdulillah, kami semua selamat sampai rumah Tony, walaupun kemaleman karena kami nyasar ngikutin Ariga, hehee..

Dan pernah juga di suatu malam hanya ada kita berempat, Ariga, Aku, Asfi dan Tony, kebetulan Dewi sedang berhalangan. Aku dan Asfi kelaparan malam itu, yah karena aku dan Asfi sama-sama belum makan malam. Ariga yang sangat keras kepala nggak mau nemenin kita beli makan, Tony yang ternyata sedang sibuk ngerjain tugas kuliah dia, akhirnya kita berdua keluar malam-malam cari makanan. Percaya atau tidak, itu jam 12 malam! Bayangkan jam 12 malam gadis cantik keluar berdua doang cari sesuap nasi untuk sekedar mengganjal perut. Dan ternyata tukang jualan makanan di dekat rumah Tony sudah pada tutup semua. Akhirnya kita jalan lebih jauh lagi. Sampai kita parno banget sumpah katika ada bapak - bapak yang ngikutin kita terus dari belakang, tapi alhamdulillah ternyata bukan apa-apa, hehee..

Karena kita bingung makan apa, kita memutuskna untuk makan pop mie di Indomaret depan Java Mall. Lagi-lagi disitu ada orang aneh dan misterius yang ngeliatin kita makan. Kita parno lagi tuh. Eh tapi ternyata dia lagi jemput temannya, hehee.. alhamdulillah.. Dan yang paling menjengkelkan, ketika kita pulang, Ariga tidur!

Satu lagi kejadian yang unforgetable, ketika aku jatuh dari motor ketika pulang dari rumah Tony. Jatuhnya itu nggak banget sih sebenernya, haha.. jadi intinya karena ngikutin Ariga, aku jatuh hehee..

Pokoknya banyak banget kejadian yang menemani perjuangan kita meraih mimpi ke Jakarta.
Yah, aku merasa perjuangan ini adalah perjuangan yang menyenangkan, seru, walaupun lelah, tapi itu membuat kita ada artinya hidup di dunia yang penuh perjuangan ini.

Tidur di lantai seperti pada gambar di atas mungkin salah satu cara kita menikmati perjuangan itu. Keluar dari zona nyaman, mungkin saat itu yang lain tidur nyenyak di atas kasur empuk, namun kita, di lantai, alhamdulillah masih ada bantal, hehee.. Lihat foto Asfi di atas, tidur dengan bantal di atas laptop, di samping kabel-kabel, makanan sisa amunisi buat melek, dan sebagainya..

Ketika kita mimpi ke Jakarta, kita berjanji bakalan lebih banyak berdoa pada Allah, minta doa restu orang tua, solat tahajud. Itu bagian dari usaha dan perjuangan, kawan! Berusaha tak cukup, berdoa yang melengkapinya.

Hingga suatu sore, entahlah aku juga lupa tanggal berapa, kita buka pengumuman finalis sayembara Ruang Kreatif Hijau itu di koperasi kampus. Lagi-lagi berbekal android Dewi, kita buka pengumuman. Dewi yang pertama kali melihatnya, "Ada nama kita..."

Di koperasi, kita berteriak, antara percaya dan tidak, senang sekali waktu itu, sampai kita keluar koperasi dan belum membayar makanan yang kita makan. Dewi lari ke kantin untuk meminjam laptop teman agar lebih jelas melihat pengumuman. Aku dan Asfi menyusul namun tak sampai menggapai Dewi, kita duduk lesehan di parkiran, sambil ketawa penuh syukur dan aku ingat apa yang aku ucapkan ke Asfi, "Fi, kita ke Jakarta..."

Satu mimpi kami terwujud, ke Jakarta.

Ingat lagu Laskar Pelangi, "mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan duniaa.."

Ya, mimpi adalah kunci. Kunci untuk membuka pintu mimpi menjaid kenyataan. Namun yang dibutuhkan tak hanya kunci, namun tangan yang menggerakkan kunci itu. Tangan itu adalah perjuangan dan doa. 
Selamat bermimpi, berjuang, berdoa untuk kita semua..


Akan ada lebih banyak cerita saat kita di Jakarta. Saat menemukan mimpi baru, perjuangan, hambatan dan sebagainya. To be continued...

Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 Februari 2013

Hanya Nyanyian di Tengah Hujan

Diposting oleh Anonim di 17.02 0 komentar

Saat ini adalah tahun ketigaku di masa perkuliahan ini. Tahun pertama aku lewati dengan mudah. Aku bilang mudah karena perjuangan di tahun ini tidaklah sesulit perjuangan di tahun berikutnya. Tahun pertama pun aku belum disibukkan dengan berbagai aktivitas selain kuliah. Di semester pertama memang masih ada rangkaian ospek, di jurusan kami biasa menyebutnya prosesi. Sedikit disibukkan dengan tugas-tigas dari senior, atau banyaknya kumpul di akhir pekan, masih memakai atribut yang menandakan bahwa kami anak baru. Semester kedua, prosesi sudah berakhir, kini aku telah memasuki dunia selain perkuliahan, organisasi. Dulu aku semangat sekali berorganisasi. Itu berkat para orang-orang yang bilang bahwa softskill sangat penting, dan softskill tidak bisa didapatkan di bangku kuliah, namun di organisasi. Dulu aku memilih 4 organisasi yang aku tekuni periode 1 tahun itu. Awalnya aku merasa agak kewalahan, tapi akhirnya bisa berjalan dengan baik. karena saat tahun pertama di organisasi pun aku hany asebagai staf sehingga amanah pun blm begitu berat. Sehingga tahun pertama, semester 1 dan semester 2 ku sangat lah mudah aku lewati dengan mulus. Ini dapat dilihat dari nilai-nilaiku yang bersinar, IP ku yang cumlaude yang membuat aku boleh sedikit bangga dengan diriku sendiri.

Tahun kedua adalah tahun yang berat, mungkin 2 kali lebih berat dari tahun pertama. Organisasi memang sudah aku kurangi. Aku hanya memegang 2 posisi dalam 2 organisasi, namun masing-masing memiliki amanah dan tanggung jawab yang lebih besar. Apalagi semester 3 dan 4 memiliki mata kuliah yang berat. Dalam satu semester ada beberapa mata kuliah yang berbobot 4 sks. Tahun kedua ini bisa kubilang walaupun berat, tapi mengesan. Dimana kita sudah mulai jarang tidur, hobi (mungkin bukan hobi, tapi paksaan ya..) kita lembur, tidak pulang ke kosan beberapa hari untuk menyelesaikan tugas, banyak survey sampai ke luar kota. Bisa dibilang tahun kedua tahun yang amat sangat melelahkan. Tapi karena banyaknya tuntutan tugas perkuliahan, organisasiku pun sedikit goyah. Jujur, saat itu aku lebih nyaman hidup bersama teman-teman kuliah, ya walaupun susah mengerjakan tugas, tapi aku sangat menikmati, daripada di organisasi. Aku sangat paham bahwa amanah itu sangat penting, sangat berat, karena ini bukan hanya dipertanggungjawabkan oleh senat, bukan hanya tanggung jawab di dunia, tapi di akhirat, tanggung jawab di hadapan Allah. Namun entah kenapa, hasrat dan semangatku di organisasi sangat memudar. Banyak orang, yang aku tahu, sangat kecewa terhadapku. Jadlah saya yang mungkin bsia dibilang berkepribadian ganda. Aku yang rame, antusias dalam hal akademis, prestasi, nilai, kuliah, namun kurang antusias dalam organisasi. Saat itu seringkali aku hanya menampakkan diri secara fisik saat rapat-rapat itu, namun tak pernah pikiran dan otakku di rapat. Astaghfirullah.. Dan kini aku tahu bahwa jika ketika kita memilih untuk fokus ke kuliah kita, tanpa memikirkan pekerjaan lain, tidak menjamin akademis kita yang nomer satu. Ya, tahun kedua, tepatnya semester 4, nilai ku turun, anjlok, bahkan aku mulai menemukan nilai C dalam transkrip nilaiku. Sedih? Pasti. Tapi, ini semua jadi bahan introspeksiku.  Mungkin ini akibat aku yang lalai dari amanah dan tanggung jawab, atau mungkin aku yang mendzalimi diriku dan teman-teman bahkan mendzalimi Allah ketika aku lari dari berbagai amanah. Dan satu yang ku ingat, semester 4, masalahku bertambah banyak.

Kini setengah dari tahun ketiga ku sudah kulalui. Semester 5 kemarin baru saja lewat. Lagi-lagi nilaiku tak seperti yang kuharapkan, walaupun tak sejelek semester 4, namun ini cukup membuatku kecewa dan membuatku merasa gagal di semester 5 ini. padahal, aku berjuang mati-matian, berusaha untuk yang terbaik dalam akademis dan prestasiku. Tapi mungkin inilah Allah menegurku. Lebih dari semester 4 mungkin, semester 5 adalah puncak kejenuhan ku dalam organisasi, sudah banyak aku bolos rapat, banyak juga proker-proker yang merupakan tanggung jawabku tidak terlaksana, aku juga jarang hadir dalam agenda organisasiku, sudah banyak pula yang memperingatkanku. Tapi inilah aku, aku memang susah diperingatkan oleh orang lain, apalagi oleh orang yang aku anggap bukan siapa-siapa. Aku terlalu keras kepala. Dan saat itu aku memang sedang menikmati masa-masa kuliahku yang sibuk, sulit, melelahkan namun aku rasa sangat menyenangkan. Apalagi dengan teman-teman kuliah yang sangat berbeda dari teman di organisasiku. Menurutku mereka lebih menyenangkan, menggembirakan, lebih ramai, lebih dekat dan lebih perhatian dan saling tolong menolong antara satu sama lain. Bukan berarti teman di organisasiku tidka menyenangkan, bukan, tapi mungkin karena intensitasku lebih besar dengan teman – teman satu timku itulah yang membuat aku tak sungkan berlama-lama dengan mereka. Mungkin juga karena organisasi ku merupakan organisasi keislaman sehingga sangat terbatas obrolan dengan lawan jenis, mungkin bercanda kita juga nggak kebangetan seperti bercanda dengan teman-teman kuliah.

Dan kini, aku menyelesaikan tahun ketigaku. Saat ini aku baru akan memasuki semester keenamku. Dan aku masih memegang amanah di satu organisasi. Ya memang cuma 1 secara lembaga. Tapi 1 itu adalah posisi yang sangat berat, dan walaupun aku hanya ada dalam 1 saja organisasi, tapi juga memiliki tanggung jawab di lain hal yang tak dapat ditinggalkan begitu saja. Dan kini, aku merasa titik kejenuhanku. Aku merasa menemukan passion lain, sehingga aku belum begitu semangat menyambut semester enamku ini. Banyak sekali terlintas aku ingin melepasakan semua amanah dan tanggung jawabku. Sangat kebalikan dengan tahun pertama, dimana aku sangat semangat berorganisasi. Aku hanya ingin fokus pada kuliahku saja. Titik. Aku hanya ingin cepat lulus. Kerja. Dan menghadapi kehidupan yang baru. Entah kenapa aku jenuh dengan masa-masa ini sebenarnya.

Tapi aku sadar, aku harus menghadapi semuanya. Aku tak boleh egois dengan semua keinginanku dengan semua passionku. Semester enam ini akan jadi semester yang melelahkan secara fisik. Tapi aku berharap ia tak melelahkan jiwa dan batinku. Aku ingin aku menyenangi apa yang ada di depan ku semua, perkuliahanku yang makin sibuk, organisasiku dengan posisi yang sebenernya sangat aku hindari tapi kali ini harus aku hadapi, aku harus mengemban semua amanah dan tanggung jawabku dengan tetap memeluk passionku.
Aku tahu mengapa nilai ku di semester 4 dan 5 menurun, itu karena aku lalai. Banyak hal yang aku lalaikan, yang aku lupakan. Walaupun aku berusaha keras dalam akademisku, tapi aku lalai pada amanahku.
Astaghfirullah. Aku tak ingin semua berulang. Aku ingin dengan aku yang tetap berjuang keras dan berusaha keras dalam memperbaiki akademis dan prestastiku, tapi aku tak ingin lalaikan hal yang lain, amanah dan tanggung jawabku. Aku yakin keduanya bisa berjalan selaras, aku yakin..

Barangsiapa menolong agama Allah, pasti Allah akan menolong mu.. Surat Muhammad ayat 7 ini menggema.
Allah, ingatkan hambamu yang lalai ini. jangan buat aku lalai lagi, jangan buat aku terperosok terlalu jauh ke dalam kenyamanan dan kebahagiaan yang dapat melalaikanku. Bantu aku untuk dapat memegang amanah yang berat ini. karena aku tahu, semua amanah dan tanggung jawab di dunia ini, sekecil apapun amanah dan tanggung jawab itu, Allah semua yang memberikannya, dan kepada Allah lah kembali tanggung jawab itu.
Di rintik hujan ini, aku berdoa, mudahkan semua urusanku ya Allah.. ampuni dosa-dosaku ya Allah.. izinkan aku merajut mimpi-mimpi ku tanpa lalai sedikitpun dengan amanah yang kau berikan. Amin..

















Di tengah rintik hujan dan petir yang menyambar sore yang mulai gelap, di langit Banjarnegara.
Hari terakhir di februari 2013
Dari aku yang ingin bangkit, ingat dan berubah

Kamis, 14 Februari 2013

Perjalanan Seonggok Tanah Liat

Diposting oleh Anonim di 10.28 0 komentar

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. "Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !"

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.


***


Teman, seperti inilah Allah membentuk kita. Pada saat Allah membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan Allah.

"Teman, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Allah sedang membentuk Anda. Bentukan -bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai.Anda akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk Anda.




diedit dari cerita seorang teman.

Sabtu, 19 Januari 2013

The Final Presentation

Diposting oleh Anonim di 07.10 0 komentar
Okay, now I will continue my story to all of you, I'm sorry make all of you waiting (maybe :p)..
Ini adalah kelanjutan dari cerita sebelumnya. Di sini aku ceritakan bagaimana tim kami melakukan presentasi final.
Presentasi ini dilakukan di ruang rapat di Hotel Millenium Sirih Jakarta. Tak hanya kami di sini. Ada 4 tim lain yang berjuang bersama kami, lawan yang tangguh bisa dibilang, tapi mereka kawan baru kami yang baik. Mereka adalah tim dari UGM, ITS, ITB dan UB (Universitas Brawijaya). Jelas bahwa ini bukan hanya perjuangan kami satu tim (Aku, Tony, Ariga, Asfi dan Dewi). Tapi ini bisa dibilang pertarungan antara universitas. Dan kami berlima membawa almamater besar Universitas Diponegoro. Hal yang berat memang. Memang banyak dukungan, namun banyak pula tekanan.
But, it's okay. everything will be fine.
Dari tim kawan memang sangat kreatif dalam mendesain ruang terbuka mereka. Misalnya, dari ITB mereka membuat ruang terbuka di atas sungai di Bandung, mereka menamakannya Flying Space. ITS juga keren, mereka membuat ruang terbuka hijau di tengah-tengah kawasan pemukiman padat penduduk dengan cara penghijauan di dindng-dindingnya, dan mereka beri nama Green Wall. Untuk UGM yang mereka ternyata mahasiswa S2 membuat runag terbuka di tepi Pantai, pokoknya unik-unik. Sedangkan kami yang cukup puas dengan usaha kami tapi ternyata di sini mungkin tampaknya biasa saja, hahahaa.. tapi kami dengan Taman Tata Krama kami tetap berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik, hasil usaha kami beberapa minggu.
Saat pengundian nomor urut presentasi, kami mendapatkan nomor urut 1. Entah, kami harus bahagia karena langsung lega atau kami harus sedih karena tak ada waktu untuk berlatih kembali (perlu diketahui, kami hanya latihan presentasi 1 kali saja). Tapi ya sudahlah, It's our turn!!
Setelah kami diskusikan sejak di Semarang, kami telah memutuskan aku dan Tony yang akan menjadi presentator dalam presentasi final ini. Kenapa aku dan Tony? yang jelas ini bukan hasil gambreng atau kocokan atau undian.. hehee.. Dari teman-teman memang mempercayaiku untuk berbicara, mungkin di kelas aku pun sering dipercayai atau mungkin kena ZONK untuk presentasi tugas. Lalu Tony dipilih karena di yang membuat desain dan siteplan, jadi paling tidak dia lebih mengerti daripada kami.
Untuk menghilangkan ketegangan, seperti biasa, kami berfoto saja sambil tetap berdoa untuk yang terbaik bagi kami :p


Foto ini diambil pada saat sebelum acara dimulai

Asfi, Tony dan Aku. Deg-degan sih, tapi kalau buat foto, tetep senyum dong! :p

Semua personel, dari 5 tim, dewan juri, serta panitia dari Ditjen Penataan Ruang

Tim UNDIP yang selalu eksis :p

Ini dia, waktu kami untuk presentasi mengenai konsep desain taman kami.
Aku sebagai presentatornya, Tony sebagai operator dan Ariga, Asfi dan Dewi yang akan membantu kami menjawab pertanyaan.

Sedikit tegang? iya sih..

Sayangnya waktu yang diberikan sangat singkat. Sehingga sangat disayangkan, tidak semua slide habis terpresentasikan.

Tidak hanya aku dan Tony di depan yang tegang, lihat deh, muka mereka juga serius.

Dan inilah 3 dari 5 juri dari berbagai macam bidang.


Mungkin inilah kenikmatan bagi orang yang maju pertama. Ya, setelah itu kami jadi memiliki waktu istirahat, bersantai, bermain dan yang pasti berfoto yang lama. hehee..

Di saat yang lain masih tegang dan sibuk dengan latihan dan persiapan presentasi, kami sudah asyik bersantai dengan kamera kami, hehehe

Ternyata cukup banyak obyek background untuk kami berfoto. Foto di atas salah satunya, kami berfoto dengan obyek restoran masakan Jepang, hehe

Sampai di kamar pun masih saja kami berfoto. Dari kelima tim kami, memang kami yang paling sering foto, sehingga banyak kawan yang mengatakan kami sebagai tim eksis, hahaa

Mungkin hari ini memang belum sepenuhnya kami lega. Karena belum ada pengumuman pemenang. Pemenang akan diumumkan esok hari, Minggu tanggal 11 November 2012 di Plaza Arsipel TMII yang sekaligus sebagai puncak Hari Tata Ruang. Jadi esoknya, kami semua digiring ke TMII. ternyata saat kami datang, di sana sudah cukup ramai. Kami disuguhkan dengan berbagai macam hiburan, mulai dari artis lokal milik Kementrian PU, artis ibukota yang kami tidak kenal, adalagi artis berdandan heboh yang katanya dari Republik Cinta Managemen, dan satu yang terheboh dan mungkin tidak ada yang tidak pernah dengar, Seventeen Band. Selain itu juga ada perlombaan anak-anak SD yaitu lomba debat yang temanya tentu berkaitan dengan Tata Ruang. Banyak juga di sana pameran-pameran terkait dengan tata ruang dan semacamnya. Pokoknya itu acara kita bangeeet! Plano bangeeet meen :D

Kemegahan panggung Festival Haritaru 2012 sebagai puncak acara Hari Tata Ruang


Maket di Stand Dinas Tata Ruang DKI Jakarta

Poster ini semaca poster tugas Studio hehee

Saat bosan, kami berjalan-jalan ke sekeliling Plaza Arsipel. Dan ini berada di kawasan Sulawesi Selatan

Saat yang ditunggu, pengumuman pemenang. Alhamdulillah, juara Harapan 1 adalah rezeki kami, yang terbaik dari Allah :) Juara 1 adalah ITS, juara 2 adalah UB, juara 3 adalah ITB, juara Harapan 1 adalah kami, dan juara Harapan 2 adalah UGM. Selamat!! :D

Saat pemberian hadiah. 

\
Yes! Finally.. usaha kami menghasilkan Juara Harapan 1. Tidak sesuai target mungkin, tapi ini yang terbaik, setimpal dengan usaha kami. Yah, paling tidak kami tidak perlu repot mengimplementasikan taman, walaupun sebenarnya ingin, hehheee.. Alhamdulillah. 




Minggu, 09 Desember 2012

Perjalanan Mimpi

Diposting oleh Anonim di 09.34 0 komentar
(cerita ini lanjutan dari cerita sebelumnya : Mimpi Butuh Perjuangan)


Perjalanan ke Jakarta itu mungkin perjalanan yang paling aku ingat. Karena perjalanan itu yang paling bersejarah bagiku. Mengapa? karena bagian itu adalah salah satu mimpiku. Naik pesawat. Sampai usiaku yang ke-19, aku belum pernah naik pesawat. Harap maklum sih ya, rumahku dekat dari Semarang, tak perlu  menyeberang lautan.

Dan akhirnya tanggal 10 November 2012 tepat di hari pahlawan, Allah mengahdiahkan ku mimpi itu. Naik pesawat. Boleh lah kalian tertawa menertawakan mimpiku itu. Tapi itulah aku, sesederhana itu, sampai naik pesawat pun ada di list mimpiku. Satu yang spesial di sini adalah pertama kalinya naik pesawat, tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis, karena semua biaya transportasi dan akomodasi telah ditanggung oleh panitia. Dan satu lagi yang menarik, sekalinya naik pesawat, pakenya Garuda Indonesia Airlines. Hehee..

Kalo nggak percaya nih tiketnya, hahaa..


SMG - CGK
Kode-kode kota lokasi Bandara yang artinya dari Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang ada di Cengkareng. Dulu aku sempat berfikir, SMG itu singkatan dari Semarang. Sedangkan CGK apa? kenapa tidak JKT atau TGR (Tangerang maksudnya) hehe.. Sempet berfikir juga, CGK itu Citi Great apa lah gitu, atau Center bla bla bla.. Tapi ternyata itu CENGKARENG hahaa.. Dan tahukah darimana aku mendapatkan jawabannya? Ketika aku iseng-iseng check in menggunakan forusquare, ada tulisa Cengkareng gitu, baru lah aku ngeh!

Haduh maaf ya, terserah sih pada mau bilang aku apa, katro, kampungan, kemseupay, ndeso, whatever. Ya memang kenyataannya begitu, hehee.. Anggap saja ini adalah suatu proses.

Yang membuat ku menarik, transportasi udara memiliki jadwal yang teratur dan disiplin. Sudah sangat jelas, bahkan tertulis di tiketnya, kalau batas check in jam segini, pesawat mulai terbang jam segini, sampai di kota tujuan jam segini. Dan siapapun yang telat ditinggal. Bayangkan jika angkutan darat seperti angkot, bis, yang ada di Indonesia memiliki sistem manajemen seperti ini. Lebih teratur. Kita tak usah lama menunggu angkot sampai setengah jam, karena kita telah memiliki jadwal kapan angkot itu datang di halte. dan kita dapat memprediksi jam berapa kita sampai di tujuan. Beda dengan angkot sekarang yang waktu tempuh itu tergantung supirnya. Kalau masih muda ya cepet, kalo udah tua  ya lama. Begitu kan?
Tapi aku yakin, suatu saat akan ada sistem tersebut yang diterapkan di Indonesia. Ini tugas kita, planner! :)

Semua orang pun jelas nggak ingin ketinggalan pesawat. Kita juga. Closing check in itu jam 05.30. Aku berangkat jam 04.00 dari Tembalang. Selesai sholat shubuh aku langsung memesan taxi dan meluncur. Wah pertama kali ke Bandara A. Yani apa yang aku pikirkan? Biasa aja. Hehe, peace. Yah, aku merasa ini seperti terminal, hanya lebih besar dan sedikit lebih bagus. 

45 menit perjalanan. Sangat singkat. Tapi menarik, aku bisa melihat kota dari atas langsung. Biasanya aku melihatnya dari foto citra, foto udara, kini aku melihat langsung, melihat pemukiman-pemukiman, sawah, dan lautan dengan perahu-perahu. Di dalam pesawat pun disediakan hiburan. Di depan kursi kita terdapat layar kecil yang kita dapat melihat berbagai macam video, film, lagu dari situ. 

Sesampainya di Jakarta, aku aktifkan lagi handphone ku. Banyak SMS dan whatsapp yang masuk. Menanyakan berangkat jam berapa, sudah sampai apa belum, dan banyak pula yang mendoakan kita juara. yang pertama kali aku balas adalah sms dari ibuku yang menanyakan, "Pesawatnya udah berangkat?" aku membalas, "Sudah sampai bu.." Ibuku membalas lagi, "Sudah sampai mana? Jakarta? cepet banget.." :)

tapi sayang banget nih, nggak ada moment yang aku jepret selama perjalanan ini. padahal kan bisa buat pamer lagi ya, hahaaa.. :D

Soekarno Hatta International Airport. Jauh jauh lebih besar dari A.Yani. Jelas, ini di ibukota! Selain lebih besar, juga lebih banyak orang dari berbagai suku ras budaya, kulit hitam, putih, coklat, rambut hitam, coklat, merah, putih, hidung mancung, pesek dan sebagainya. Intinya ini bandara rame deh!! hehee..

Akhirnya kita naik taxi menuju ke Hotel yang telah disebutkan panitia, Millenium Hotel Sirih Jakarta. Dan kami juga terkagum ketiak pertama kali melihatnya dari jendela taxi. Aku ingat Tony berkata padaku, "Wuih nung, lihat deh hotelnya keren!" wow, memang keren. Berhubung aku juga tidak menjepret hotel tersebut dari luar, aku kasih foto hasil searching aja yah, hehee...



Taraaa.. keren nggak tuh. Bintang 4 meen! 15 lantai meen.. dan kamar kita ada di lantai 10! Nih aku tunjukin juga bentuk kamarnya.. :)


Dengan AC yang dingin, kasur empuk, TV dengan banyak channel, air hangat, dan fasilitas yang lengkap banget, kita hari itu benar-benar dimanjakan. It's so different with kos-kosan kita! hahaa.. :D
Dan yang aku suka, kita dapat melihat kota Jakarta dari atas! dan tampak pemandangan-pemandangan khas Jakarta, gedung - gedung tinggi, macet, pemukiman padat...

Ini diambil di pagi hari. Masih sepi coy! tuh liat, skyline dar gedung-gedung tingginya keliatan jelas.

Millenium Hotel terletak di perempatan nih. Masih pagi jadi juga maish sepi jalanannya..

Jakarta di malam hari. Untung hotel kita tidak terletak di pusat kemacetan, jadi nggak terlalu bising :)


Gedung-gedung tinggi dan pemukiman padat

Di Jakarta, bukan kita dibangunkan oleh ayam berkokok, tapi kita dibangunkan oleh suara mesin dan klakson kendaraan bermotor. Oh Jakarta... Ibukota Indonesia..

Hotel Bintang 4 ini memang bisa dibilang mewah banget. Apalagi untuk ukuran aku yang anak kampung, hihi.. Menurutku ini adalah suatu kenikmatan dunia, semuanya di sini sudah tersedia, kita tinggal menggunakannya, tanpa harus membayarnya. Udah kayak orang kaya, orang prnting gitu deh :D

Awalnya sejak aku baru datang ke Hotel Millenium ini, kita sempat bingung. Soalnya dari panitia pun tidak ada yang menyambut, hehe. jadilah kita kayak orang ilang di Hotel mewah ini. Akhirnya kita duduk deh di cafe lounge di dekat lobby. Tiba-tiba ada pelayan yang menawarkan minum. Ups, padahal kita nggak niat minum, hanya mau numpang duduk. Dengan sok - sokan kita minta daftar menu yang dibawa oleh pelayan tersebut. 

dan... Taraaaa!!!!



Itu cuma sebagian yang berhasil ditangkap kamera, masih ada lho yang harganya jutaan rupiah, biasanya semacam wine gitu. cuma minum doang ngeluarin duit segitu banyak yaah, ckckck.. orang kayaa.. orang kayaaa.. 

terus kita milih apa? Akhirnya kita bilang ke mbak pelayan yang ramah dan murah senyum itu, "Nggak jadi deh mbaak.." sambil muka polos lama-lama rata deh tuh muka gue. lihat ekspresi mbaknya juga luntur deh senyumnya. Akhirnya dia ambil balik daftar menu dan pergi, hehee.. maaf ya mbaa. budget kita segitu nggak cuma buat minum doang, hahaaa.. :D

Okey, itu tadi cerita baru sebagian kecil dari inti ceritaku. Ini baru cerita tentang perjalanan mimpi dan di hotel. Ntar gue lanjutin lagi tentang presentasi, kawan baru, dan cerita lainnya yaaa :D

Sabtu, 08 Desember 2012

Mimpi Butuh Perjuangan

Diposting oleh Anonim di 12.49 0 komentar

"Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..Keep our dreams alive, and we will survive.."


yup itu adalah salah satu quote yang terngiang-ngiang di  pikiranku setelah membaca buku 5 cm karya Donny Dhirgantoro. Sumpah ini buku menginspirasi banget buat gue!

dan satu lagi quote di buku 5 cm  :
“Dan bermimpi saja tidak akan pernah cukup...Dan sebuah impian memang seharusnya tidak perlu terlalu banyak dibicarakan,tetapi diperjuangkan.” 

Yah, mimpi itu butuh perjuangan.. gak cuma dimimpikan, ditulis, ditempe di dinding kamar, tapi perlu perjuangan! butuh kerja keras mencapainya. Dan ini yang menginspirasiku dalam meraih satu mimpiku. Memang beda, ketika kita bermimpi disertai usaha banting tulang, peras otak, banyak banget pengorbanannya, dibandingkan mimpi yang kita santai menggapainya. hasilnya beda!

Dan satu lagi quote di Buku Negeri 5 Menara :
"Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil."

Bersungguh-sungguh!! itu kuncinya sebenarnya. memang nggak semua mimpiku itu berhasil, terwujud, karena aku tau, aku kurang sungguh-sungguh, aku kurang berdoa, aku takut, perjuanganku sangat minim. itu!


---

Dan yang kini aku ceritakan adalah jelas tentang mimpi. mimpiku. tapi bukan hanya mimpiku, mimpi kita berlima. Aku, Ariga, Dewi, Asfi dan Tony. mahasiswa semester 5 jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, serta Arsitektur yang berkolaborasi sebagai strategi untuk meraih mimpi memenangkan suatu sayembara. Sayembara Ruang Kreatif Hijau. Menurut kami sayembara ini keren, karena tingkat nasional, dan diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum. Kenapa aku bilang keren? karena ini salah satu instansi dimana aku ingin bekerja di dalamnya :)

Mimpi kita. 
Berawal dari kita berdua aku dan Dewi yang ingin sekali mengikuti sayembara yang baru siangnya kita diinformasikan dari dosen Perancangan Kota ku. Namun kita berdua termasuk salah dua orang mahasiswa yang tidak mendapatkan kelompok. Sebenarnya sayembara ini sangat singkron dengan tugas besar kami di semester 5 ini. Sehingga ada yang satu kelompok tugas besar itu yang mengajukan diri ikut sayembara tersebut. Atau adalagi mereka yang membuat kelompok sendiri. Sementara aku, kelompokku ternyata tidak mau aku ajak sayembara itu, begitu juga kelompok Dewi, dimana teman sekelompoknya membuat kelompok lain untuk mengikuti sayembara tersebut. Tinggallah kami berdua yang sangat ingin mengikuti sayembara tersebut, namun apa daya, kami tak ada partner. 

Dulu, ada salah satu teman yang mengajakku untuk bergabung di timnya. Tapi aku menolak. Bukan apa-apa, karena ada satu teman yang lain yang perkataannya membuatku tersinggung, yang intinya secara tersirat bilang kalo aku boleh ikut, asal titik titik gitu deh.. Dan itu yang membuatku menolak. 

Kita berdua, Aku dan Dewi yang memiliki mimpi, masih terkendala mencari teman kelompok. Karena kita tidak mungkin hanya berdua. Sebenarnya banyak teman-temanku yang ingin ikut sayembara itu, tapi menurutku mereka penakut (peace :p), mereka takut nggak sanggup, mereka takut mencoba, mereka takut tak siap mengambil resiko, mereka terlalu pesimis. Tapi kata-kata andalanku bahwa kita harus berani, berani mengambil resiko, berani mencoba, dan harus berani bekerja keras!!! in kesempatan bung! aku sudah terlampau sering melewatkan kesempatan - kesempatan dalam hidup, dan saat itu aku nggak mau melewatkannya lagi!!!

"Kita harus berani mencoba, apa salahnya sih mencoba, gak ada ruginya, toh sayembara itu juga gratis, dikirimnya via email, nggak ngeluarin uang, yang kita butuhkan hanya semangat, sungguh-sungguh, keberanian, keluar dari zona nyaman!! Yang kita butuhkan hanyalah kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.." 

Itu kata-kata super yang aku ucapkan kepada teman-temanku ketika mengajaknya ikut dalam sayembara ini. Tak banyak yang terpengaruh, namun akhirnya ada juga yang tertarik dan memutuskan untuk ikut, Ariga, Asfi dan Tony. Susah banget ngedapetin mereka, hehee..


Ini kami dari kiri ke kanan, ada Tony, Asfi, Ariga, Inung dan Dewi



Mimpi.
Dulu bahkan aku hanya ingin sebatas ikut sayembara ini saja. Setelah kami berlima ngobrol - ngobrol, menghabiskan waktu bersama (ceilaah..) akhirnya muncul mimpi itu. Kita harus masuk final 5 besar! kita harus ke Jakarta!!! saat itu, tingkat kesemangatan kami meningkat 57 point.

Kalau boleh cerita, yah perjuangan kita memang cukup keren, di saat yang lain tidur, kita begadang di kontrakan Ariga buat ngerjain sayembara itu. Berapa malam kami menginap di kontrakan Ariga atau di rumah Tony untuk membabat habis sayembara itu. Kadang ada yang kelelahan sehingga paginya bolos kuliah (biasanya si Asfi, hehee..). Setiap kita kumpul pasti banyak kejadian-kejadian yang bener-bener diinget, kadang bikin ketawa kalo inget-inget.

Berawal dari cari lokasi perencanaan. Dari Gajahmungkur sampai Pedurungan, muter-muter, nyasar-nyasar di jalan yang sempit. Dan akhirnya, berbekal androidnya Dewi, kita menemukan Taman Sekar Jagad di Perumahan Tlogosari, Pedurungan. Ketika survey di sana, kita seperti orang asing, banyak anak-anak yang ngeliatin, dan ada bapak-bapak yang suka nanya-nanyain. Tapi alhamdulillah tdiak ada yang mengahmbat.

Pernah waktu kita ngerjain, hujan-hujan kita turun ke Semarang bawah buat nginep ke rumah Tony lewat Sigarbencah. Itu adalah jalan yang paling aku takutin selama di Semarang. Jadi jalannya itu menurun, berkelak kelok, gelap, dan banyak banget jalan yang rusak. Dan aku pernah kecelakaan yang cukup membuatku trauma turun ke Sigarbencah lagi. Namun sekali lagi ini dalam proses meraih mimpi, aku malam-malam, hujan, gelap, aku terabas Sigarbencah itu. Alhamdulillah, kami semua selamat sampai rumah Tony, walaupun kemaleman karena kami nyasar ngikutin Ariga, hehee..

Dan pernah juga di suatu malam hanya ada kita berempat, Ariga, Aku, Asfi dan Tony, kebetulan Dewi sedang berhalangan. Aku dan Asfi kelaparan malam itu, yah karena aku dan Asfi sama-sama belum makan malam. Ariga yang sangat keras kepala nggak mau nemenin kita beli makan, Tony yang ternyata sedang sibuk ngerjain tugas kuliah dia, akhirnya kita berdua keluar malam-malam cari makanan. Percaya atau tidak, itu jam 12 malam! Bayangkan jam 12 malam gadis cantik keluar berdua doang cari sesuap nasi untuk sekedar mengganjal perut. Dan ternyata tukang jualan makanan di dekat rumah Tony sudah pada tutup semua. Akhirnya kita jalan lebih jauh lagi. Sampai kita parno banget sumpah katika ada bapak - bapak yang ngikutin kita terus dari belakang, tapi alhamdulillah ternyata bukan apa-apa, hehee..

Karena kita bingung makan apa, kita memutuskna untuk makan pop mie di Indomaret depan Java Mall. Lagi-lagi disitu ada orang aneh dan misterius yang ngeliatin kita makan. Kita parno lagi tuh. Eh tapi ternyata dia lagi jemput temannya, hehee.. alhamdulillah.. Dan yang paling menjengkelkan, ketika kita pulang, Ariga tidur!

Satu lagi kejadian yang unforgetable, ketika aku jatuh dari motor ketika pulang dari rumah Tony. Jatuhnya itu nggak banget sih sebenernya, haha.. jadi intinya karena ngikutin Ariga, aku jatuh hehee..

Pokoknya banyak banget kejadian yang menemani perjuangan kita meraih mimpi ke Jakarta.
Yah, aku merasa perjuangan ini adalah perjuangan yang menyenangkan, seru, walaupun lelah, tapi itu membuat kita ada artinya hidup di dunia yang penuh perjuangan ini.

Tidur di lantai seperti pada gambar di atas mungkin salah satu cara kita menikmati perjuangan itu. Keluar dari zona nyaman, mungkin saat itu yang lain tidur nyenyak di atas kasur empuk, namun kita, di lantai, alhamdulillah masih ada bantal, hehee.. Lihat foto Asfi di atas, tidur dengan bantal di atas laptop, di samping kabel-kabel, makanan sisa amunisi buat melek, dan sebagainya..

Ketika kita mimpi ke Jakarta, kita berjanji bakalan lebih banyak berdoa pada Allah, minta doa restu orang tua, solat tahajud. Itu bagian dari usaha dan perjuangan, kawan! Berusaha tak cukup, berdoa yang melengkapinya.

Hingga suatu sore, entahlah aku juga lupa tanggal berapa, kita buka pengumuman finalis sayembara Ruang Kreatif Hijau itu di koperasi kampus. Lagi-lagi berbekal android Dewi, kita buka pengumuman. Dewi yang pertama kali melihatnya, "Ada nama kita..."

Di koperasi, kita berteriak, antara percaya dan tidak, senang sekali waktu itu, sampai kita keluar koperasi dan belum membayar makanan yang kita makan. Dewi lari ke kantin untuk meminjam laptop teman agar lebih jelas melihat pengumuman. Aku dan Asfi menyusul namun tak sampai menggapai Dewi, kita duduk lesehan di parkiran, sambil ketawa penuh syukur dan aku ingat apa yang aku ucapkan ke Asfi, "Fi, kita ke Jakarta..."

Satu mimpi kami terwujud, ke Jakarta.

Ingat lagu Laskar Pelangi, "mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan duniaa.."

Ya, mimpi adalah kunci. Kunci untuk membuka pintu mimpi menjaid kenyataan. Namun yang dibutuhkan tak hanya kunci, namun tangan yang menggerakkan kunci itu. Tangan itu adalah perjuangan dan doa. 
Selamat bermimpi, berjuang, berdoa untuk kita semua..


Akan ada lebih banyak cerita saat kita di Jakarta. Saat menemukan mimpi baru, perjuangan, hambatan dan sebagainya. To be continued...

 

live and life Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea