Tampilkan postingan dengan label planologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label planologi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Juli 2014

Sekilas tentang Perumahan di Malaysia

Diposting oleh Anonim di 16.57 2 komentar

Perumahan merupakan agenda utama bagi setiap negara di dunia, termasuk di Malaysia. Ini adalah karena perumahan bukan saja merupakan struktur fisik yang menyediakan perlindungan kepada penghuninya tetapi juga terkait erat dengan sosio ekonomi, politik (Bourne,1981).
Dasar perumahan negara adalah untuk menyediakan perumahan yang mencukupi, berkualitas dan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat terutama bagi golongan yang berpendapatan rendah. Oleh itu kerajaan di Malaysia telah membentuk dasar dan program–program tertentu bagi mencapai tujuan terkait perumahan tersebut.
Pihak yang bertanggung jawab di dalam pembangunan perumahan di Malaysia bernama Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan. Kementerian ini memainkan peranan utama dalam melaksanakan dasar-dasar Kerajaan, khususnya pembangunan rumah kos rendah dan rumah kos sederhana rendah bagi warga golongan berpendapatan rendah dan sederhana rendah agar mampu memiliki rumah. Rumah kos rendah di Malaysia juga seringkali dikenali sebagai rumah kerajaan, rumah murah, rumah kilat dan sebagainya.

a.        Perkembangan Permukiman
Pemukiman penduduk di Malaysia ini berawal dari pembangunan pelabuhan di kawasan semenanjung Malaya kemudian seiring dengan perkembangan pelabuhan yang pesat, dibangun pemukiman penduduk dalam kawasan pelabuhan ini. Lalu lambat laun permukiman penduduk tersebut menjadi sebuah kota yang cukup megah kala itu. Pembangunan pemukiman penduduk negara Malaysia kian berkembang setelah negara ini meraih kemerdekaan pada tanggal 31 Agustus 1957 dengan arsitektur gedung pemukiman penduduk cukup modern, meski pemukiman penduduk masih didominasi rumah pribadi saat itu. Pasca Malaysia meraih kemerdekaan pembangunan pemukiman penduduk di Malaysia cepat berkembang begitu pesat apalagi memasuki tahun 1980-an di bawah pemerintahan PM Mahathir Muhammad pembangunan pemukiman penduduk di negara ini memasuki fase baru melalui pelbagai megaproyek pemukiman penduduk seperti :perumahan,real estate, apartement, villa dan megaproyek menara kembar petronas,istana pemerintahan Putrajaya yang mewah dan inovatif. Pembangunan pemukiman pada masa Mahathir Muhammad boleh dibilang fantatis dan inovatif dengan pelbagai pembangunan pemukiman yang cukup mewah, megah dan dengan model bangunan pemukiman yang menjulang tinggi bagai pencakar langit seperti apartement, rumah susun, perumahan, real estate misalnya tidak kalah dengan negara lain. Pembangunan pemukiman penduduk memasuki 2002-an atau 10 tahun terakhir di kawasan Malaysia terus mengalami kemajuan yang berarti dengan pertumbuhan proyek propety yang cukup tinggi dengan arsitektur yang mewah, megah dan inovatif mencakup hampir seluruh wilayah Malaysia.

b.        Sistem Penyediaan Rumah
Sistem penyediaan rumah di Malaysia dikelola oleh MHSG (Ministry of Housing and Local Government). MHSG ini memiliki tujuan untuk menciptakan lingkungan permukiman yang nyaman serta melayani masyarakat dengan sebaik mungkin untuk menciptakan permukiman yang berkualitas dan seimbang secara sosial ekonomi.
Di Malaysia ini, arah pembangunan rumah sudah ke rusun meskipun masih banyak landed house. Rumah susun tersebut biasanya cenderung diperuntukkan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah. Sedangkan untuk rumah biasa (landed house) biasanya diperuntukkan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas.




Rumah susun di Kuala Lumpur Malaysia, untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah





Dalam perlaksanaan program perumahan, pemerintah bukan saja melibatkan sektor publik tetapi juga sektor swasta. Sektor publik berperan melaksanakan program perumahan terutama bagi golongan berpendapatan rendah. Sedangkan pihak swasta lebih kepada pembangunan perumahan khususnya bagi golongan sederhana dan penghasilan tinggi. Berbeda dengan apa yang terjadi di Negara Indonesia dimana sistim penyediaan perumahan sosial hampir 70 persen dimiliki oleh  sektor swasta, yang akhirnya menyebaban harga rumah meningkat dengan tinggi. Sehingga para calon pemilik rumah merasa tidak mampu untuk memiliki rumah tersebut.
Pihak kerajaan dan pihak swasta selalu menjadi aktor utama yang memberikan pengaruh terhadap penyediaan perumahan sosial, baik dalam proses pengambilan keputusan, juga dalam proses penjualan perumahan. Pihak penting lainnya yang berengaruh dalam proses penyediaan perumahan ini ialah professional, seperti para arsitek, engineer dan quantity surveyor. Dengan adanya campur tangan kerajaan diharapkan bahawa masyarakat dapat memliki perumahan yang affordable, sehingga permasalahan penyediaan perumahan akan terpecahkan. Penyerahan perumahan kepada sistim mekanisme pasar akan menjadikan harga rumah semakin mahal. Pihak-pihak kerajaan menyatakan bahwa penyediaan perumahan sosial oleh pihak swasta merupakan suatu hal yang tidak boleh dihindari, hal ini dikarenakan permasalahan stagnasi ekonomi, dan permasalahan kewangan kerajaan yang tidak meningkat sesuai dengan pertumbuhan masyarakat.
Dengan adanya pembagian ranah kerja antara sektor pemerintah dan sektor swasta tersebut, maka setiap warga negara Malaysia dapat memiliki rumah sesuai dengan kemampuannya. Hal tersebut menjadikan Malaysia tidak memiliki perumahan illegal atau kumuh seperti yang banyak dijumpai di Indonesia.

c.         Sarana dan Prasarana Pendukung Permukiman
Salah satu peran utama MHLG adalah untuk menciptakan perumahan yang layak dan harmonis serta penyediaan mata pencaharian masyarakat yang lebih baik, dan yang dilengkapi dengan fasilitas sosial dan fasilitas rekreasi.
Pembangunan pemukiman di negara ini juga dilengkapi fasilitas modern poliklinik, sekolah, bank, swalayan, kantor pos dan juga penghijauan kota dengan pembangunan taman-taman kota yang inovatif membuat panorama alam daerah pemukiman penduduk indah serta asri.

d.        Sistem Kepemilikan Tanah dan Bangunan
Sistem kepemilikan tanah di Malaysia dimiliki sepenuhnya oleh kerajaan. Sehingga masyarakat terutama yang tinggal di rumah susun hanya memiliki hak taas rumah saja. Selain itu, jika ingin memiliki rumah harus mengajukan izin terlebih dahulu kepada kementrian terkait.

e.         Slum and Squatter Area
Pemerintah telah memutuskan bahwa rumah yang akan dibangun oleh MHLG yaitu Program Perumahan Rakyat (PPR). Selain itu, MHLG harus memastikan bahwa 40% rumah tangga dengan penghasilan kurang dari 2500 RM per bulannya dan penghuni perumahan liar dapat memiliki rumah permanen yang lebih nyaman, santai dan lingkungan yang sehat. Ini adalah salah satu rencana alaysia bahwa pemerintah tidak hanya telah menyediakan perumahan bagi masyarakat sejak kemerdekaan negara itu pada tahun 1957 tetapi juga untuk menjaga value chain.
Solusi yang Malaysia keluarkan untuk mengatasi permukiman kumuh adalah adanya pembangunan rumah susun. Pengembangan rumah susun ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan permukiman kumuh di Malaysia.
Malaysia dapat dibilang sukses menyelesaikan masalah permukiman kumuh. Malaysia memulai menata dan membina masyarakat yang tinggal di kawasan kumuh sejak 1998 dalam program 'visi malaysia bebas kumuh 2005'.
Dengan kesadaran sendiri masyarakat pun bersedia menempati rumah susun milik dan sewa yang telah dipersiapkan secara matang oleh pemerintah. Meski banyak yang menentang, Malaysia pun berhasil mewujudkan visinya hanya dalam tujuh tahun.



f.         Penyediaan Rumah bagi yang Tidak Mampu
Di Malaysia, prinsip yang selalu dipegang dalam penyediaan perumahan adalah affordability. Kata Affordable housing sudah merupakan kata yang sangat awam untuk didengar, akan tetapi apa sebenarnya arti dari affordable tersebut, pihak kerajaan mengatakan bahwa konsep affordable housing berarti tersedianya rumah yang berkualitas dan dapat meningkatkan kualitas kehidupan penguninya untuk setiap golongan masyarakat.
Agar dapat terjangkau untuk semua masyarakat Malaysia, pemerintah kerajaan Malaysia juga memberikan subsidi perumahan untuk masyarakatnya. Subsidi perumahan dari aspek penawaran dibuat dalam dua cara:
a.         Merendahkan harga dan risiko bagi pemberi pinjaman swasta dalam memberi pinjaman perumahan samada untuk perumahan berpendapatan rendah dan sederhana.  Misalnya penarikan pajak yang tidak bermotifkan keuntungan, peruntukan pinjaman di bawah harga pasaran, dan kredit.
b.         Peminjaman Kerajaan secara langsung yaitu yang berkaitan pembiayaan, penyediaan infrastuktur, penyediaan tanah dan pembinaan dan pengurusan perumahan yang disubsidi untuk tujuan penyewaan dan kepemilikan.

Minggu, 09 Maret 2014

Sustainable Shopping Center di Singapore, Malaysia dan Indonesia

Diposting oleh Anonim di 14.18 0 komentar
Shopping center (pusat perbelanjaan) adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan (tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi) di bidang barang maupun jasa yang sifat kegiatannya untuk melayani umum dan lingkungan sekitarnya atau dapat juga diartikan sebagai tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek. Definisi lain shopping center adalah suatu wadah yang berisi sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari shopping center ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani. Semakin besar pelayanan pasar seperti contohnya melayani masyarakat internasional maka semakin luas shopping center ini dan sebaliknya.
Menurut International Council of Shopping Center (ICSC) bentuk pusat perbelanjaan secara umum dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu :  strip center dan mall.  Strip center adalah pusat perbelanjaan berbentuk  outlet yang berjejer dan bersatu sebagai gabungan dari kegiatan  perdagangan eceran,  bagian depan toko umumnya  dilengkapi dengan  kanopi. Sedangkan mall adalah bangunan tertutup dengan  pengatur suhu, memiliki koridor dengan posisi toko yang saling berhadapan, umumnya bentuk mall ini dibangun dalam standar pusat perbelanjaan tipe regional center atau  super regional center. Berbeda dengan strip center yang  cenderung  bersifat  terbuka (outdoor), mall adalah pusat perbelanjaan yang  sifatnya  tertutup (indoor).
Bagi sebagian pihak, pembangunan pusat perbelanjaan dianggap memberikan dampak positif bagi kota, terutama jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, seperti penyerapan tenaga kerja dan sumbangan pajak, selain itu, keberadaan pusat perbelanjaan juga dianggap berkontribusi pada perkembangan kota, terutama pusat perbelanjaan modern.
Walaupun secara fungsional shopping center dibangun sebagai pusat kegiatan ekonomi, namun shopping center juga dapat dilihat dari segi sosialnya. Dari segi sosialnya, shopping center tidak hanya sebagai tempat untuk membeli produk atau  jasa tetapi dapat juga sebagai tempat untuk melihat-lihat, tempat bersenang-senang, tempat rekreasi, tempat yang dapat menimbulkan  rangsangan yang mendorong orang untuk membeli, tempat bersantai dan bersosialisasi. Namun,  keberadaan  shopping center juga memiliki beberapa dampak negatif bagi suatu kota terutama dalam hal lingkungan. Seperti kemacetan lalu lintas, hal ini disebabkan oleh sifat dari pusat perbelanjaan sebagai konsentrasi massa dan lokasi berdirinya yang dekat dengan jalan raya, apalagi jika jarak antar pusat perbelanjaan berdekatan, tentu saja kemacetan lalu lintas akan menjadi semakin parah dan perdampak pula pada polusi asap kendaraan bermotor. Selain itu, keberadaan pusat perbelanjaan modern juga kerap memberikan masalah bagi lingkungan terkait dengan konversi daerah resapan air dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi kegiatan perdagangan dan jasa. Namun walaupun demikian pembangunan shopping center kini sangat berkembang di berbagai kota karena memiliki daya tarik tersendiri. Hal tersebut terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, maupun negara maju seperti Singapore dan Malaysia.
Di Singapore, dapat dengan mudah dijumpai pusat perbelanjaan, baik mal ataupun market atau strip center. Salah satu shopping center yang terkenal di Singapore adalah kawasan Orchard Road. Orchard road merupakan salah satu jalan yang ada di Singapore dimana merupakan kompleks mal – mal besar, megah dan terkenal dengan barang – barang kelas atas dan mahal. Sedangkan shopping center tradisional yang terkenal terdapat Chinatown, Bugis Street, dan Mustafa Centre. Barang-barang yang dijual di tempat tersebut jauh lebih murah daripada di kawasan Orchard Road. Berbeda dengan Orchard Road yang menjual pakaian, sepatu, atau jam tangan dengan brand ternama, Chinatown, Bugis Street dan Mustafa Centre, barang yang dijual dengan harga murah dan rata-rata merupakan souvenir atau oleh-oleh khas Singapore.
Ini di depan kompleks China Town Singapore (maap gak sempet rotate picture haha)

Komplek Chinatown Singapore

Bersama Teman - teman di Bagian Depan Kompleks Chinatown Singapore

Dilihat dari aspek sustainable development, shopping center di Singapore sangat sustainable. Secara ekonomi jelas sangat mendukung perekonomian Singapore dimana tempat-tempat ini banyak dikunjungi warga dari berbagai belahan dunia untuk wisata belanja. Secara sosial, telah disinggung di atas bahwa shopping center dapat dijadikan sebagai tempat bersantai dan bersosialisasi. Sebagai contoh banyak di kawasan Chinatown maupun Orchard Road disediakan sitting group sebagai tempat bersantai dan duduk-duduk.
Di Singapore tidak tampak adanya kemacetan lalu lintas di sekitar shopping center seperti yang tampak di Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat Singapore yang memang lebih banyak menggunakan transportasi public daripada kendaraan pribadi. Selain itu pemerintah Singapore juga telah menyediakan stasiun MRT di setiap titik – titik pusat perbelanjaan tersebut. Tak hanya itu, dilengkapi juga dengan halte – halte bus sehingga menjadikan orang-orang dengan mudah menjangkau pusat perbelanjaan tersebut serta aman, nyaman dan ramah lingkungan. Selain itu di tepi jalan kawasan Orchard Road pun ditanami pepohonan yang memberikan kesan sejuk bagi para pedestrian.

Kawasan Orchard Road, Singapore

Begitupun dengan di Malaysia, akan banyak ditemukan pusat – pusat perbelanjaan terutama di Kuala Lumpur, Selangor dan Johor. Mal dapat ditemukan di pusat kota seperti di KLCC berdekatan dengan Twin Tower, atau Johor Premium Outlet dimana berisi outlet – outlet fashion atau asesoris dengan brand ternama namun outlet tersebut tidak disatukan dalam bangunan mal melainkan outlet–outlet yang berjajar dalam satu kawasan yang didesain dengan menarik. Sedangkan untuk pasar tradisionalnya, terdapat Central Market (Pasar Seni) dan Chinatown (Petaling Street). Di sana banyak menjual berbagai macam oleh–oleh atau cinderamata khas Malaysia.
Hampir sama dengan Singapore, Malaysia sudah berusaha membuat shopping centre yang sustainable. Seperti contohnya Johor Premium Outlet yang memilki konsep outlet yang berjajar dimana bagian luar didesain banyak taman – taman, kolam, sehingga Ruang Terbuka Hijau tetap terjaga. Secara sosial d Johor Premium Otlet juga memiliki ruang – ruang interaksi seperti sitting group dan café. Walaupun transportasi umum seperti MRT belum menjangkau kawasan ini, namun Johor Premium Outlet ini dibangun di lahan yang luas serta jalan untuk mengaksesnya juga lebar sehingga tidak menyebabkan kemacetan.

Outlet- Outlet di Komplek Johor Premium Outlet, Malaysia

Namun di Central Market yang letaknya di pusat kota Kuala Lumpur menjadikan jalan di sekitar kawasan Central Market ini menjadi padat kendaraan. Begitupun dengan lahan parkir yang kurang mencukupi para pengunjung sehingga terdapat mobil yang parkir di tepi jalan, bukan di lahan parkir yang disediakan. Hal ini mungkin yang menjadikan Central Market kurang sustainable secara lingkungan.

Pintu Masuk Central Market, Malaysia

Sedangkan di Indonesia, khususnya di Semarang juga memiliki kawasan shopping center yaitu di kawasan Simpang Lima dimana terdapat mal – mal. Selain itu juga di Jalan Pemuda dimana terdapat DP mal dan Paragon. Dikaji dari sustainability-nya, apa yang ada di Semarang jauh berbeda dibandingkan apa yang terjadi di Malaysia dan Singapore. Secara ekonomi mungkin keberadaan shopping center ini jelas mampu memberikan pendapatan baik masyarakat maupun pemerintah, namun di sisi lain adanya shopping center ini menimbulkan adanya pelaku – pelaku ekonomi informal, dimana banyak terdapat pedagang kaki lima yang akhirnya membuat kesan tidak rapi, kurang bersih dan kumuh di lingkungan bagian luar mal. Ditinjau dari segi lingkungannya pun di kawasan simpang lima masih terganggu oleh masalah kemacetan. Apalagi jika pada hari – hari weekend sangat terlihat kemacetan kendaraan bermotor di sepanjang jalan di Simpang Lima. Selain itu manajemen parkir yang kurang ter-manage dengan baik sehingga trotoar atau badan jalan kerap digunakan sebagai lahan parkir. Hal ini jelas mengganggu sirkulasi dan menambah kemacetan. Kondisi Indonesia yang memang sangat berbeda dengan Malaysia dan Singapore menjadikan karakteristik yang berbeda pula. Jika di Indonesia masyarakat masih banyak menggunakan kendaraan pribadi maka seharusnya pembangunan shopping center mampu melayani kebutuhan tempat parkir tersebut. Sehingga tidak mengganggu atau menambah masalah yang lain.
Kawasan Simpang Lima, Semarang

Dengan demikian, ukuran sustainable di masing – masing negara dapat berbeda – beda sesuai kondisinya. Jika di Singapore dan Malaysia memang  kondisi negaranya yang sudah sustainable, sehingga konsep shopping center pun dibuat sustainable. Berbeda dengan Indonesia yang kurang sustainable sehingga sampai hal kecil pun tidak didesain dan dikelola secara sustainable.

Kamis, 28 Februari 2013

Hanya Nyanyian di Tengah Hujan

Diposting oleh Anonim di 17.02 0 komentar

Saat ini adalah tahun ketigaku di masa perkuliahan ini. Tahun pertama aku lewati dengan mudah. Aku bilang mudah karena perjuangan di tahun ini tidaklah sesulit perjuangan di tahun berikutnya. Tahun pertama pun aku belum disibukkan dengan berbagai aktivitas selain kuliah. Di semester pertama memang masih ada rangkaian ospek, di jurusan kami biasa menyebutnya prosesi. Sedikit disibukkan dengan tugas-tigas dari senior, atau banyaknya kumpul di akhir pekan, masih memakai atribut yang menandakan bahwa kami anak baru. Semester kedua, prosesi sudah berakhir, kini aku telah memasuki dunia selain perkuliahan, organisasi. Dulu aku semangat sekali berorganisasi. Itu berkat para orang-orang yang bilang bahwa softskill sangat penting, dan softskill tidak bisa didapatkan di bangku kuliah, namun di organisasi. Dulu aku memilih 4 organisasi yang aku tekuni periode 1 tahun itu. Awalnya aku merasa agak kewalahan, tapi akhirnya bisa berjalan dengan baik. karena saat tahun pertama di organisasi pun aku hany asebagai staf sehingga amanah pun blm begitu berat. Sehingga tahun pertama, semester 1 dan semester 2 ku sangat lah mudah aku lewati dengan mulus. Ini dapat dilihat dari nilai-nilaiku yang bersinar, IP ku yang cumlaude yang membuat aku boleh sedikit bangga dengan diriku sendiri.

Tahun kedua adalah tahun yang berat, mungkin 2 kali lebih berat dari tahun pertama. Organisasi memang sudah aku kurangi. Aku hanya memegang 2 posisi dalam 2 organisasi, namun masing-masing memiliki amanah dan tanggung jawab yang lebih besar. Apalagi semester 3 dan 4 memiliki mata kuliah yang berat. Dalam satu semester ada beberapa mata kuliah yang berbobot 4 sks. Tahun kedua ini bisa kubilang walaupun berat, tapi mengesan. Dimana kita sudah mulai jarang tidur, hobi (mungkin bukan hobi, tapi paksaan ya..) kita lembur, tidak pulang ke kosan beberapa hari untuk menyelesaikan tugas, banyak survey sampai ke luar kota. Bisa dibilang tahun kedua tahun yang amat sangat melelahkan. Tapi karena banyaknya tuntutan tugas perkuliahan, organisasiku pun sedikit goyah. Jujur, saat itu aku lebih nyaman hidup bersama teman-teman kuliah, ya walaupun susah mengerjakan tugas, tapi aku sangat menikmati, daripada di organisasi. Aku sangat paham bahwa amanah itu sangat penting, sangat berat, karena ini bukan hanya dipertanggungjawabkan oleh senat, bukan hanya tanggung jawab di dunia, tapi di akhirat, tanggung jawab di hadapan Allah. Namun entah kenapa, hasrat dan semangatku di organisasi sangat memudar. Banyak orang, yang aku tahu, sangat kecewa terhadapku. Jadlah saya yang mungkin bsia dibilang berkepribadian ganda. Aku yang rame, antusias dalam hal akademis, prestasi, nilai, kuliah, namun kurang antusias dalam organisasi. Saat itu seringkali aku hanya menampakkan diri secara fisik saat rapat-rapat itu, namun tak pernah pikiran dan otakku di rapat. Astaghfirullah.. Dan kini aku tahu bahwa jika ketika kita memilih untuk fokus ke kuliah kita, tanpa memikirkan pekerjaan lain, tidak menjamin akademis kita yang nomer satu. Ya, tahun kedua, tepatnya semester 4, nilai ku turun, anjlok, bahkan aku mulai menemukan nilai C dalam transkrip nilaiku. Sedih? Pasti. Tapi, ini semua jadi bahan introspeksiku.  Mungkin ini akibat aku yang lalai dari amanah dan tanggung jawab, atau mungkin aku yang mendzalimi diriku dan teman-teman bahkan mendzalimi Allah ketika aku lari dari berbagai amanah. Dan satu yang ku ingat, semester 4, masalahku bertambah banyak.

Kini setengah dari tahun ketiga ku sudah kulalui. Semester 5 kemarin baru saja lewat. Lagi-lagi nilaiku tak seperti yang kuharapkan, walaupun tak sejelek semester 4, namun ini cukup membuatku kecewa dan membuatku merasa gagal di semester 5 ini. padahal, aku berjuang mati-matian, berusaha untuk yang terbaik dalam akademis dan prestasiku. Tapi mungkin inilah Allah menegurku. Lebih dari semester 4 mungkin, semester 5 adalah puncak kejenuhan ku dalam organisasi, sudah banyak aku bolos rapat, banyak juga proker-proker yang merupakan tanggung jawabku tidak terlaksana, aku juga jarang hadir dalam agenda organisasiku, sudah banyak pula yang memperingatkanku. Tapi inilah aku, aku memang susah diperingatkan oleh orang lain, apalagi oleh orang yang aku anggap bukan siapa-siapa. Aku terlalu keras kepala. Dan saat itu aku memang sedang menikmati masa-masa kuliahku yang sibuk, sulit, melelahkan namun aku rasa sangat menyenangkan. Apalagi dengan teman-teman kuliah yang sangat berbeda dari teman di organisasiku. Menurutku mereka lebih menyenangkan, menggembirakan, lebih ramai, lebih dekat dan lebih perhatian dan saling tolong menolong antara satu sama lain. Bukan berarti teman di organisasiku tidka menyenangkan, bukan, tapi mungkin karena intensitasku lebih besar dengan teman – teman satu timku itulah yang membuat aku tak sungkan berlama-lama dengan mereka. Mungkin juga karena organisasi ku merupakan organisasi keislaman sehingga sangat terbatas obrolan dengan lawan jenis, mungkin bercanda kita juga nggak kebangetan seperti bercanda dengan teman-teman kuliah.

Dan kini, aku menyelesaikan tahun ketigaku. Saat ini aku baru akan memasuki semester keenamku. Dan aku masih memegang amanah di satu organisasi. Ya memang cuma 1 secara lembaga. Tapi 1 itu adalah posisi yang sangat berat, dan walaupun aku hanya ada dalam 1 saja organisasi, tapi juga memiliki tanggung jawab di lain hal yang tak dapat ditinggalkan begitu saja. Dan kini, aku merasa titik kejenuhanku. Aku merasa menemukan passion lain, sehingga aku belum begitu semangat menyambut semester enamku ini. Banyak sekali terlintas aku ingin melepasakan semua amanah dan tanggung jawabku. Sangat kebalikan dengan tahun pertama, dimana aku sangat semangat berorganisasi. Aku hanya ingin fokus pada kuliahku saja. Titik. Aku hanya ingin cepat lulus. Kerja. Dan menghadapi kehidupan yang baru. Entah kenapa aku jenuh dengan masa-masa ini sebenarnya.

Tapi aku sadar, aku harus menghadapi semuanya. Aku tak boleh egois dengan semua keinginanku dengan semua passionku. Semester enam ini akan jadi semester yang melelahkan secara fisik. Tapi aku berharap ia tak melelahkan jiwa dan batinku. Aku ingin aku menyenangi apa yang ada di depan ku semua, perkuliahanku yang makin sibuk, organisasiku dengan posisi yang sebenernya sangat aku hindari tapi kali ini harus aku hadapi, aku harus mengemban semua amanah dan tanggung jawabku dengan tetap memeluk passionku.
Aku tahu mengapa nilai ku di semester 4 dan 5 menurun, itu karena aku lalai. Banyak hal yang aku lalaikan, yang aku lupakan. Walaupun aku berusaha keras dalam akademisku, tapi aku lalai pada amanahku.
Astaghfirullah. Aku tak ingin semua berulang. Aku ingin dengan aku yang tetap berjuang keras dan berusaha keras dalam memperbaiki akademis dan prestastiku, tapi aku tak ingin lalaikan hal yang lain, amanah dan tanggung jawabku. Aku yakin keduanya bisa berjalan selaras, aku yakin..

Barangsiapa menolong agama Allah, pasti Allah akan menolong mu.. Surat Muhammad ayat 7 ini menggema.
Allah, ingatkan hambamu yang lalai ini. jangan buat aku lalai lagi, jangan buat aku terperosok terlalu jauh ke dalam kenyamanan dan kebahagiaan yang dapat melalaikanku. Bantu aku untuk dapat memegang amanah yang berat ini. karena aku tahu, semua amanah dan tanggung jawab di dunia ini, sekecil apapun amanah dan tanggung jawab itu, Allah semua yang memberikannya, dan kepada Allah lah kembali tanggung jawab itu.
Di rintik hujan ini, aku berdoa, mudahkan semua urusanku ya Allah.. ampuni dosa-dosaku ya Allah.. izinkan aku merajut mimpi-mimpi ku tanpa lalai sedikitpun dengan amanah yang kau berikan. Amin..

















Di tengah rintik hujan dan petir yang menyambar sore yang mulai gelap, di langit Banjarnegara.
Hari terakhir di februari 2013
Dari aku yang ingin bangkit, ingat dan berubah

Sabtu, 19 Januari 2013

Kalibawang : The Future of Kulon Progo

Diposting oleh Anonim di 08.47 0 komentar

Kabupaten Kulon Progo terdiri dari beberapa kecamatan, dimana setiap kecamatan memiliki kondisi yang berbeda-beda baik kondisi fisik maupun non fisiknya. Berdasarkan karekateristik topografinya, wilayah Kabupaten Kulon Progo di bagi menjadi 3 zona yakni wilayah utara, tengah dan selatan. Wilayah utara terdiri dari Kecamatan Kalibawang, Samigaluh, Nanggulan, dan Girimulyo. Wilayah tengah terdiri dari Kecamatan Kokap, Pengasih dan Sentolo. Wilayah selatan terdiri dari Kecamatan Wates, Temon, Galur, Panjatan dan Lendah. Wilayah utara memiliki ketinggian 500-1000 mdpl, wilayah tengah memiliki ketinggian 100-500 mdpl dan wilayah selatan memiliki ketinggian 0-100 mdpl. Dengan karakteristik topografi demikian menyebabkan perbedaan karakteristik kegiatan ekonomi yang berbeda di tiap zona.
Namun, perbedaan secara jelas terlihat pada wilayah utara dan wilayah selatan. Wilayah selatan cenderung lebih berkembang daripada wilayah utara. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakseimbangan wilayah di Kabupaten Kulon Progo. Maka dari itu, perlu di bahas lebih lanjut mengenai perbedaan karakateristik wilayah tersebut.
Kecamatan Kalibawang merupakan salah satu wilayah di bagian utara Kabupaten Kulon Progo. Kecamatan Kalibawang ini terdiri dari 4 desa yaitu Desa Banjarharjo, Banjaroyo, Banjararum dan Banjarasri. Kecamatan Kalibawang ini memiliki luas wilayah sebesar 5296,37 Ha.
Kami sebagai perencana masa depan, melihat adanya potensi yang dimiliki Kecamatan Kalibawang ini untuk membangun Kabupaten Kulon Progo secara menyeluruh. Hal ini untuk mengatasi permasalahan yang ada di Kabupaten Kulon Progo yaitu adanya ketidakseimbangan pembangunan antara Kulon Progo bagian selatan dengan Kulon Progo bagian utara.

Lebih jelasnya, klik http://sadastudio.wordpress.com

It's originally project of SadaStudio
Kelompok 1 Studio Kelas B
Angkatan 2010
PWK Universitas Diponegoro 

Pengembangan Industri Kecil dan Menengah melalui Pendekatan Klaster

Diposting oleh Anonim di 07.29 0 komentar

Di dalam tulisan ini penulis akan menyampaikan suatu opini bahwa perekonomian daerah dapat ditingkatkan dengan cara mengembangkan industri – industri kecil menengah (IKM) yang ada di daerah tersebut. Hal ini yang sekarang banyak dipikirkan oleh pemerintah daerah di Indonesia. Oleh karena itu munculah suatu konsep pengembangan potensi lokal melalui pendekatan klaster industri kecil menengah untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Menurut BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), klaster industri merupakan kelompok usaha spesifik yang dihubungkan oleh jaringan mata rantai proses penciptaan / peningkatan nilai tambah, baik melalui hubungan bisnis maupun non bisnis. Adanya pengembangan klaster industri, merupakan solusi yang dinilai paling efektif dalam pengembangan ekonomi lokal suatu daerah. Sebab dengan pengembangan klaster industri, berarti mengembangkan industri yang bersifat luas (broad base) dan terfokus (spesialisasi) pada jenis-jenis produk yang berpeluang memiliki daya saing internasional yang tinggi di pasar domestik dan global. Sehingga daerah tersebut memiliki daya saing tersendiri terhadap daerah lain. (BPPT)
Sektor industri kecil dan menengah dinilai dapat meningkatkan perekonomian daerah sejak tahun 1970-an dimana muncul krisis ekonomi di Indonesia ini. Krisis ekonomi yang muncul menjadikan efek yang buruk bagi perekonomian di Indonesia, khususnya industri besar. Namun hal itu tidak berpengaruh pada industri kecil menengah, dimana IKM tersebut justru mengalami peningkatan. Oleh karena itu peluang tersebut muncul untuk meningkatkan produktifitas IKM untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Indonesia ini memiliki industri kecil menengah yang jumlahnya banyak, sesuai dengan data dari BPS bahwa industri kecil menengah mendominasi struktur industri di Indonesia. Sehingga jika dikembangkan secara intensif dan berkelanjutan, cepat atau lambat hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Industri kecil menengah ini merupakan industri berbasis masyarakat, artinya diproduksi dan dikelola oleh masyarakat, maka hasil yang akan diperoleh pun berdampak langsung pada masyarakat. Jika di setiap daerah IKM dikembangkan secara baik, maka tak ayal perekonomian masyarakat meningkat, yang akhirnya pendapatan daerah pun meningkat. Alferd Marshall juga telah melihat potensi klater industri yang di dalamnya terdapat IKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Oleh karena itu, pemerintah mengusulkan konsep untuk mengembangkan industri kecil menengah tersebut, salah satunya melalui klaster industri ini. Klaster digunakan karena sebagian besar IKM tersebut cenderung mengelompok di dalam wilayah tertentu. Ada berbagai macam jenis klaster industri khususnya di Jawa Tengah seperti klaster batik di Pekalongan, klaster ukiran kayu di Jepara, klaster industri knalpot di Purbalingga, klaster industri meubel di Blora dan sebagainya.
Klaster tidak hanya ada pengelompokan industri – industri tersebut, tapi harus ada keterkaitan. Yaitu keterkaitan antara industri inti dengan industri terkait, industri pemasok, industri pendukung, dan pembeli, yang kesemuanya didukung oleh institusi pendukung. Namun tidak semua klaster dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Di sinilah yang terkadang membuat klaster industri kecil di Indonesia kurang berkembang, yaitu karena kurangnya koordinasi antar industri dan kurangnya pelibatan pemerintah dalam pengembangan klaster. Pemerintah cenderung lepas tangan. setelah menciptakan klaster - klaster industri, pemerintah kurang mengontrol keberjalanan industri ini.  Selain itu kurangnya inovasi juga berpengaruh pada tidak optimalnya klaster, sehingga klaster yang telah terbentuk kurang bersaing di pasar. Misalnya yang sering terjadi yaitu barang produksi lokal tergerus oleh adanya barang-barang dari luar.
Sehingga, agar pengembangan klaster dapat optimal, diharuskan peran dari berbagai pihak. Pemerintah perlu mendorong adanya teknologi baru sebagai inovasi di dalam industri kecil menengah tersebut, agar proses produksi pun dapat meningkat baik secara kuantitas dan kualitas, sehingga dapat bersaing di pasar baik nasional maupun internasional. Sedangkan yang kini ada di lapangan bahwa hasil produksi klaster kurang bersaing di pasar, namun justru saling bersaing antar industri di dalam suatu klaster tersebut. Hal ini contohnya seperti pada klaster batik Pekalongan atau klaster Cibaduyut. Sehingga diperlukan pemahaman kembali kepada setiap aktor yang terlibat dalam klaster agar bekerja bersama-sama tanpa saling menjatuhkan. Dengan demikian tercipta suatu klaster IKM yang produktif, dapat bersaing di pasar nasional dan internasional tanpa saling menjatuhkan satu sama lain. Jika hal demikian bisa terjadi maka klaster IKM dapat berkembang, sehingga masyarakat yang terlibat langsung pun ikut merasakan dampaknya. Sehingga jika setiap daerah menerapkan pendekatan semacam ini, maka seluruh daerah bisa jadi mengalami peningkatan perekonomian.
Dengan demikian, jelaslah sudah bahwa perekonomian suatu daerah dapat mengalami peningkatan melalui cara mengembangkan kembali klaster – klaster industri kecil dan menengah. Dengan catatan, perlu pelibatan banyak aktor yang fokus menjalankan pengembangan IKM tersebut.

Nur Ratna Mukti
Tugas MKP Pengembangan Lokal

The Final Presentation

Diposting oleh Anonim di 07.10 0 komentar
Okay, now I will continue my story to all of you, I'm sorry make all of you waiting (maybe :p)..
Ini adalah kelanjutan dari cerita sebelumnya. Di sini aku ceritakan bagaimana tim kami melakukan presentasi final.
Presentasi ini dilakukan di ruang rapat di Hotel Millenium Sirih Jakarta. Tak hanya kami di sini. Ada 4 tim lain yang berjuang bersama kami, lawan yang tangguh bisa dibilang, tapi mereka kawan baru kami yang baik. Mereka adalah tim dari UGM, ITS, ITB dan UB (Universitas Brawijaya). Jelas bahwa ini bukan hanya perjuangan kami satu tim (Aku, Tony, Ariga, Asfi dan Dewi). Tapi ini bisa dibilang pertarungan antara universitas. Dan kami berlima membawa almamater besar Universitas Diponegoro. Hal yang berat memang. Memang banyak dukungan, namun banyak pula tekanan.
But, it's okay. everything will be fine.
Dari tim kawan memang sangat kreatif dalam mendesain ruang terbuka mereka. Misalnya, dari ITB mereka membuat ruang terbuka di atas sungai di Bandung, mereka menamakannya Flying Space. ITS juga keren, mereka membuat ruang terbuka hijau di tengah-tengah kawasan pemukiman padat penduduk dengan cara penghijauan di dindng-dindingnya, dan mereka beri nama Green Wall. Untuk UGM yang mereka ternyata mahasiswa S2 membuat runag terbuka di tepi Pantai, pokoknya unik-unik. Sedangkan kami yang cukup puas dengan usaha kami tapi ternyata di sini mungkin tampaknya biasa saja, hahahaa.. tapi kami dengan Taman Tata Krama kami tetap berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik, hasil usaha kami beberapa minggu.
Saat pengundian nomor urut presentasi, kami mendapatkan nomor urut 1. Entah, kami harus bahagia karena langsung lega atau kami harus sedih karena tak ada waktu untuk berlatih kembali (perlu diketahui, kami hanya latihan presentasi 1 kali saja). Tapi ya sudahlah, It's our turn!!
Setelah kami diskusikan sejak di Semarang, kami telah memutuskan aku dan Tony yang akan menjadi presentator dalam presentasi final ini. Kenapa aku dan Tony? yang jelas ini bukan hasil gambreng atau kocokan atau undian.. hehee.. Dari teman-teman memang mempercayaiku untuk berbicara, mungkin di kelas aku pun sering dipercayai atau mungkin kena ZONK untuk presentasi tugas. Lalu Tony dipilih karena di yang membuat desain dan siteplan, jadi paling tidak dia lebih mengerti daripada kami.
Untuk menghilangkan ketegangan, seperti biasa, kami berfoto saja sambil tetap berdoa untuk yang terbaik bagi kami :p


Foto ini diambil pada saat sebelum acara dimulai

Asfi, Tony dan Aku. Deg-degan sih, tapi kalau buat foto, tetep senyum dong! :p

Semua personel, dari 5 tim, dewan juri, serta panitia dari Ditjen Penataan Ruang

Tim UNDIP yang selalu eksis :p

Ini dia, waktu kami untuk presentasi mengenai konsep desain taman kami.
Aku sebagai presentatornya, Tony sebagai operator dan Ariga, Asfi dan Dewi yang akan membantu kami menjawab pertanyaan.

Sedikit tegang? iya sih..

Sayangnya waktu yang diberikan sangat singkat. Sehingga sangat disayangkan, tidak semua slide habis terpresentasikan.

Tidak hanya aku dan Tony di depan yang tegang, lihat deh, muka mereka juga serius.

Dan inilah 3 dari 5 juri dari berbagai macam bidang.


Mungkin inilah kenikmatan bagi orang yang maju pertama. Ya, setelah itu kami jadi memiliki waktu istirahat, bersantai, bermain dan yang pasti berfoto yang lama. hehee..

Di saat yang lain masih tegang dan sibuk dengan latihan dan persiapan presentasi, kami sudah asyik bersantai dengan kamera kami, hehehe

Ternyata cukup banyak obyek background untuk kami berfoto. Foto di atas salah satunya, kami berfoto dengan obyek restoran masakan Jepang, hehe

Sampai di kamar pun masih saja kami berfoto. Dari kelima tim kami, memang kami yang paling sering foto, sehingga banyak kawan yang mengatakan kami sebagai tim eksis, hahaa

Mungkin hari ini memang belum sepenuhnya kami lega. Karena belum ada pengumuman pemenang. Pemenang akan diumumkan esok hari, Minggu tanggal 11 November 2012 di Plaza Arsipel TMII yang sekaligus sebagai puncak Hari Tata Ruang. Jadi esoknya, kami semua digiring ke TMII. ternyata saat kami datang, di sana sudah cukup ramai. Kami disuguhkan dengan berbagai macam hiburan, mulai dari artis lokal milik Kementrian PU, artis ibukota yang kami tidak kenal, adalagi artis berdandan heboh yang katanya dari Republik Cinta Managemen, dan satu yang terheboh dan mungkin tidak ada yang tidak pernah dengar, Seventeen Band. Selain itu juga ada perlombaan anak-anak SD yaitu lomba debat yang temanya tentu berkaitan dengan Tata Ruang. Banyak juga di sana pameran-pameran terkait dengan tata ruang dan semacamnya. Pokoknya itu acara kita bangeeet! Plano bangeeet meen :D

Kemegahan panggung Festival Haritaru 2012 sebagai puncak acara Hari Tata Ruang


Maket di Stand Dinas Tata Ruang DKI Jakarta

Poster ini semaca poster tugas Studio hehee

Saat bosan, kami berjalan-jalan ke sekeliling Plaza Arsipel. Dan ini berada di kawasan Sulawesi Selatan

Saat yang ditunggu, pengumuman pemenang. Alhamdulillah, juara Harapan 1 adalah rezeki kami, yang terbaik dari Allah :) Juara 1 adalah ITS, juara 2 adalah UB, juara 3 adalah ITB, juara Harapan 1 adalah kami, dan juara Harapan 2 adalah UGM. Selamat!! :D

Saat pemberian hadiah. 

\
Yes! Finally.. usaha kami menghasilkan Juara Harapan 1. Tidak sesuai target mungkin, tapi ini yang terbaik, setimpal dengan usaha kami. Yah, paling tidak kami tidak perlu repot mengimplementasikan taman, walaupun sebenarnya ingin, hehheee.. Alhamdulillah. 




Sabtu, 21 Juli 2012

In The End of This Semester

Diposting oleh Anonim di 15.15 0 komentar
in this posting, i just wanna share about our lecture in this hot semester..

Yang aku rasakan dan teman - teman, semester 4 adalah semester yang terberat dari semester - semester sebelumnya, atau bahkan mungkin dengan sesudahnya. Pada semester ini, kami 'hanya' mengambil 6 mata kuliah. Yup hanya enam! Namun beratnya melebihi 12 mata kuliah. Di semester ini kami bergelut dengan Perencanaan Tapak, Studio Proses Perencanaan, Metode Analisis Perencanaan, Sistem Informasi Perencanaan, Perencanaan Wilayah dan Perencanaan Kota. Di semester ini kami pun bergelut dengan Auto CAD, ArcGIS, ArcView GIS, SPSS, Expert Choice, Google Earth, and also Microsoft Excel, Word, Power Point, Corel Draw and so forth. Dan di semester ini pula kami bergelut dengan virus, not responding, laptop yang nge-hang karena ngga pernah dimatikan. Tak lupa di semester ini pula, kami bergelut dengan teman - teman sekelompok yang kadang kacau, bergelut dengan mbak - mbak kos yang kita minta dibukain pintu jam 01.00 malem, bergelut dengan dosen - dosen yang selalu menuntut tugas kita selalu perfect, bergelut dengan asisten yang kadang membuat kami kesal, bergelut dengan kelompok lain waktu kita presentasi, bergelut dengan ibu kontrakan rumah sebelah karena kita yang rame, bergelut dengan tukang print, tukang plotter, tukang jilid, tukang nasi goreng yang lewat depan kontrakan, satpam, hahaaa.. #nostalgila

Semester 4, semester yang paling kacau. pernah nggak pulang kos - kosan 2 hari berturut - turut, ke kampus nggak mandi. kuliah jam 7 bangun jam setengah 8. nggak tidur 2 hari berturut - turut. organisasi terbengkalai.  semua itu ada di semester 4 ini..

di akhir semester yang penuh perjuangan ini, aku hanya berharap, muncul keajaiban. semester empat, ip empat.. wow.. 

Jumat, 13 April 2012

ANALISIS CLUSTER

Diposting oleh Anonim di 07.03 2 komentar

1.        Definisi dan konsep dari analisis yang akan dilakukan
Analisis Cluster adalah suatu analisis statistik multivariate yang bertujuan untuk mengetahui struktur data dengan menempatkan kesamaan obyek observasi ke dalam satu kelompok data sehingga dapat dibedakan antara kelompok satu dengan kelompok yang lain atau dengan cara memisahkan kasus/obyek ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai sifat berbeda antar kelompok yang satu dengan yang lain. Dalam analisis ini tiap-tiap kelompok bersifat homogen antara anggota dalam kelompoknya atau dapat dikatakan variasi obyek/individu dalam satu kelompok yang terbentuk sekecil mungkin (Anderberg,1973).
Dengan kata lain yang lebih mudah dipahami, analisis cluster adalah analisis yang dilakukan untuk mengelompokkan objek – objek berdasarkan kesamaan karakteristik di antara objek – objek tersebut. Diharapkan dengan terbentuknya kelompok – kelompok tersebut akan lebih mudah dalam menganalisa dan lebih tepat pengambilan keputusan yang sehubungan dengan masalah tersebut. Perbedaan analisis cluster dengan analisis faktor adalah bahwa analisis cluster terfokus pada pengelompokan objek sedangkan analisis faktor terfokus pada kelompok variabel.
Adapun tujuan analisis cluster adalah :
-          menyederhanakan data dan untuk menyajikannya ke dalam bentuk grafik atau dendogram.
-          mengelompokkan obyek – obyek menjadi kelompok – kelompok yang mempunyai sifat yang homogen atau variasi obyek yang terbentuk sekecil mungkin.
-          selain itu, analisis cluster digunakan untuk membedakan dengan jelas antara satu kelompok cluster dengan kelompok yang lain.

2.       Kegunaan analisis tersebut dalam perencanaan, terutama dalam perencanaan wilayah dan kota
Secara umum, analisis cluster ini memiki manfaat sebagai berikut :
a.       Untuk menerapkan dasar – dasar pengelompokan dengan lebih konsisten.
b.      Untuk mengembangkan suatu metode generalisasi secara induktif, yaitu pengambilan kesimpulan secara umum dengan berdasarkan fakta – fakta khusus.
c.       Menemukan tipologi yang cocok dengan karakter obyek yang diteliti.
d.      Mendeskripsikan sifat – sifat atau karakteristik dari masing – masing kelompok (cluster).
Analisis cluster ini dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang keilmuan. Misalnya dalam analisis pemasaran, maka dapat digunakan untuk mengetahui target pasar, mengetahui pengembangan produk baru, dan sebagainya.
Selanjutnya adalah dalam bidang pendidikan. Sebagai contoh dalam pendidikan. Analisis ini dapat digunakan untuk mengelompokan data mahasiswa. Misalnya data berupa siswa, orang tua, jenis kelamin, atau nilai IPK. Sehingga dapat dikelompokan mahasiswa – mahasiswa yang memiliki nilai IPK tinggi, sedang dan rendah.
Begitu juga dalam bidang perencanaan wilayah dan kota. Analisis cluster ini dapat digunakan dalam mengelompokkan fasilitas – fasilitas umum dari sudut pandang pemakai atau masyarakat. Sebagai contoh, mengelompokkan fasilitas prasarana transportasi seperti terminal. Dengan menganalisis data – data yang ada, maka dapat dikelompokkan terminal yang pelayanannya sudah baik, sedang atau terminal yang tidak baik kualitasnya. Maka terminal – terminal yang memiliki karakteristik yang sama (ditandai dengan nilai yang selisihnya tidak jauh berbeda) akan ditempatkan pada satu kelompok atau cluster.

3.       Data dan jenis data yang dibutuhkan
Berikut adalah data yang akan diangkat sebagai contoh kasus dalam analisis crosstab. Yaitu mengenai data mengenai salon yang ada di suatu Kecamatan Banyumanik. Penilaian mengenai salon ini mengguankan beberapa variabel. Variabel – variabel yang dapat digunakan dalam analisis cluster adalah harga atau biaya salon, kepuasan pelanggan atau pengunjung dalam pelayanan salon, fasilitas – fasilitas yang ada di dalam salon tersebut, serta aksesibilitas salon tersebut (kemudahan dijangkau) oleh pengunjung.
Dari 4 variabel, masing – masing variabel memiliki 4 kriteria penilaian serta akan diberikan pembobotan yang bertingkat, mulai dari 1 sampai dengan 4. Dengan adanya penilaian tersebut, nantinya dari salon – salon di Semarang dapat dikelompokan sesuai karakteristik yang hampir sama.  
Adapun 4 variabel beserta kriteria penilaian per variabel adalah sebagai berikut :
a.       Biaya pelayanan jasa salon
-          Biaya hanya dapat dijangkau oleh kalangan atas - 1
-          Biaya hanya dapat dijangkau oleh kalangan menengah ke atas - 2
-          Biaya standar dapat dijangkau semua kalangan - 3
-          Biaya standar dapat dijangkau semua kalangan, dan ada potongan harga pada waktu tertentu - 4
b.      Kepuasan dalam pelayanan salon
-          Pelayanan baik dan sesuai permintaan pelanggan - 1
-          Pelayanan baik, sesuai permintaan pelanggan dan memuaskan - 2
-          Pelayanan baik dan cepat, sesuai permintaan pelanggan, memuaskan - 3
-          Pelayanan baik dan cepat, sesuai permintaan pelanggan, memuaskan, pegawai ramah dan menyenangkan - 4
c.       Fasilitas yang tersedia
-          Peralatan salon yang lengkap, tempat yang nyaman dan bersih - 1
-          Peralatan salon yang lengkap, tempat nyaman, bersih dan ber-AC - 2
-          Peralatan salon lengkap dan canggih, tempat nyaman bersih dan ber-AC - 3
-          Peralatan salon lengkap, canggih dan terbaru, tempat nyaman, bersih, luas dan ber-AC  - 4
d.      Aksesibilitas
-     Terletak bukan di tepi jalan, kurang mudah dijangkau alat transportasi umum, jauh dari pusat kota - 1
-          Terletak di tepi jalan lingkungan, mudah dijangkau alat transportasi, namun jauh dari pusat kota - 2
-          Terletak di tepi jalan utama, mudah dijangkau alat transportasi, dekat dengan pusat kota - 3
-          Terletak di tepi jalan raya utama, mudah dijangkau oleh semua moda moda transportasi, terletak tepat di pusat kota (CBD)  - 4

Berikut adalah tabel penilaian salon di Kota Semarang :
No.
Nama Salon
Jumlah Pengunjung/hari
Biaya
Kepuasan
Fasilitas
Aksesibilitas
1
Salon A
10
4
1
1
2
2
Salon B
25
3
3
3
2
3
Salon C
33
2
4
4
2
4
Salon D
19
4
2
2
4
5
Salon E
31
1
3
4
3
6
Salon F
29
1
3
3
4
7
Salon G
40
2
4
4
3
8
Salon H
38
3
4
3
4
9
Salon I
16
1
2
4
3
10
Salon J
18
1
2
3
4
11
Salon K
28
3
4
2
3
12
Salon L
21
2
1
2
2
13
Salon M
19
2
2
3
3
14
Salon N
39
3
3
4
2
15
Salon O
38
4
2
3
3

Data – data di  atas adalah data yang akan diolah menggunakan analisis cluster. Sehingga nantinya kelima belas salon di Kota Semarang akan dikelompokkan sesuai denga kondisi yang  hampir sama dalam satu kelompok (cluster). Berikut adalah tahapan – tahapan analisis cluster :

4.      Tahapan analisis
1.        Memasukkan data yang akan dianalisis ke dalam lembar kerja SPSS.
2.       Melakukan analisis dengan cara klik analyze, lalu classify, selanjutnya pilih Hierarchichal Cluster.
3.       Memasukkan 4 variabel tadi, ke dalam kotak variabel.
4.      Menganalisis cluster degan bantuan SPSS, dengan meng-klik option yang ada di kotak dialog. Ada statistic, plot, method.
5.       Pada pilihan statistic, pilih Agglomeration schedule. Cluster membershipnya diisi 2 hingga 4, berarti kemungkinan cluster yang nanti akan terbentuk adalah 2 – 4 kelompok.
6.      Pada pilihan plots, aktifkan dendogram, lalu pada icicle, pilih none, sehingga tidak ada icicle yan gdiperlihatkan dalam bagian output.
7.       Pada pilihan Method, pilih between group linkage
8.      Lalu klik OK. Maka akan muncul output yang merupakan hasil analisisnya.

5.       Penjelasan dari output analisis yang dilakukan
Hasil output dari analisis cluster terdapat beberapa tabel. Yaitu Case Processing Summary, matrix priority, average linkage between group, Cluster membership, dan bagan dendogram. Dari masing – masing tabel dapat ditarik kesimpulannya sesuai dengan jenis analisisnya. Setelah itu diambil keputusannya berdasarkan ketentuan yang digunakan.
Dengan tabel – tabel hasil output, maka didapatkan cluster – cluster yang telah memiliki anggota masing – masing sesuai dengan kesamaan karakteristiknya. Dari output analisis yang dilakukan dapat dilihat pembagian clusternya, ada yang terbagi menjadi 2, terbagi menjad 3 atau terbagi menjadi 4. Masing – masing data salon telah menjadi anggota dari cluster – cluster yang terbentuk.
Hasil output analisis pun didapat sebuah dendogram. Dengan dendogram ini, dapat diketahui juga kelompok – kelompok atau cluster – cluster yang terbentuk. Hanya, pada dendogram bentuknya berupa garis – garis, agar lebih mudah memahami. Dari data yang didapat dari dendogram, maka tampak bahwa dari data – data yang dianalisis akan tergabung menajdi satu cluster.
Tampilkan postingan dengan label planologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label planologi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Juli 2014

Sekilas tentang Perumahan di Malaysia

Diposting oleh Anonim di 16.57 2 komentar

Perumahan merupakan agenda utama bagi setiap negara di dunia, termasuk di Malaysia. Ini adalah karena perumahan bukan saja merupakan struktur fisik yang menyediakan perlindungan kepada penghuninya tetapi juga terkait erat dengan sosio ekonomi, politik (Bourne,1981).
Dasar perumahan negara adalah untuk menyediakan perumahan yang mencukupi, berkualitas dan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat terutama bagi golongan yang berpendapatan rendah. Oleh itu kerajaan di Malaysia telah membentuk dasar dan program–program tertentu bagi mencapai tujuan terkait perumahan tersebut.
Pihak yang bertanggung jawab di dalam pembangunan perumahan di Malaysia bernama Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan. Kementerian ini memainkan peranan utama dalam melaksanakan dasar-dasar Kerajaan, khususnya pembangunan rumah kos rendah dan rumah kos sederhana rendah bagi warga golongan berpendapatan rendah dan sederhana rendah agar mampu memiliki rumah. Rumah kos rendah di Malaysia juga seringkali dikenali sebagai rumah kerajaan, rumah murah, rumah kilat dan sebagainya.

a.        Perkembangan Permukiman
Pemukiman penduduk di Malaysia ini berawal dari pembangunan pelabuhan di kawasan semenanjung Malaya kemudian seiring dengan perkembangan pelabuhan yang pesat, dibangun pemukiman penduduk dalam kawasan pelabuhan ini. Lalu lambat laun permukiman penduduk tersebut menjadi sebuah kota yang cukup megah kala itu. Pembangunan pemukiman penduduk negara Malaysia kian berkembang setelah negara ini meraih kemerdekaan pada tanggal 31 Agustus 1957 dengan arsitektur gedung pemukiman penduduk cukup modern, meski pemukiman penduduk masih didominasi rumah pribadi saat itu. Pasca Malaysia meraih kemerdekaan pembangunan pemukiman penduduk di Malaysia cepat berkembang begitu pesat apalagi memasuki tahun 1980-an di bawah pemerintahan PM Mahathir Muhammad pembangunan pemukiman penduduk di negara ini memasuki fase baru melalui pelbagai megaproyek pemukiman penduduk seperti :perumahan,real estate, apartement, villa dan megaproyek menara kembar petronas,istana pemerintahan Putrajaya yang mewah dan inovatif. Pembangunan pemukiman pada masa Mahathir Muhammad boleh dibilang fantatis dan inovatif dengan pelbagai pembangunan pemukiman yang cukup mewah, megah dan dengan model bangunan pemukiman yang menjulang tinggi bagai pencakar langit seperti apartement, rumah susun, perumahan, real estate misalnya tidak kalah dengan negara lain. Pembangunan pemukiman penduduk memasuki 2002-an atau 10 tahun terakhir di kawasan Malaysia terus mengalami kemajuan yang berarti dengan pertumbuhan proyek propety yang cukup tinggi dengan arsitektur yang mewah, megah dan inovatif mencakup hampir seluruh wilayah Malaysia.

b.        Sistem Penyediaan Rumah
Sistem penyediaan rumah di Malaysia dikelola oleh MHSG (Ministry of Housing and Local Government). MHSG ini memiliki tujuan untuk menciptakan lingkungan permukiman yang nyaman serta melayani masyarakat dengan sebaik mungkin untuk menciptakan permukiman yang berkualitas dan seimbang secara sosial ekonomi.
Di Malaysia ini, arah pembangunan rumah sudah ke rusun meskipun masih banyak landed house. Rumah susun tersebut biasanya cenderung diperuntukkan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah. Sedangkan untuk rumah biasa (landed house) biasanya diperuntukkan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas.




Rumah susun di Kuala Lumpur Malaysia, untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah





Dalam perlaksanaan program perumahan, pemerintah bukan saja melibatkan sektor publik tetapi juga sektor swasta. Sektor publik berperan melaksanakan program perumahan terutama bagi golongan berpendapatan rendah. Sedangkan pihak swasta lebih kepada pembangunan perumahan khususnya bagi golongan sederhana dan penghasilan tinggi. Berbeda dengan apa yang terjadi di Negara Indonesia dimana sistim penyediaan perumahan sosial hampir 70 persen dimiliki oleh  sektor swasta, yang akhirnya menyebaban harga rumah meningkat dengan tinggi. Sehingga para calon pemilik rumah merasa tidak mampu untuk memiliki rumah tersebut.
Pihak kerajaan dan pihak swasta selalu menjadi aktor utama yang memberikan pengaruh terhadap penyediaan perumahan sosial, baik dalam proses pengambilan keputusan, juga dalam proses penjualan perumahan. Pihak penting lainnya yang berengaruh dalam proses penyediaan perumahan ini ialah professional, seperti para arsitek, engineer dan quantity surveyor. Dengan adanya campur tangan kerajaan diharapkan bahawa masyarakat dapat memliki perumahan yang affordable, sehingga permasalahan penyediaan perumahan akan terpecahkan. Penyerahan perumahan kepada sistim mekanisme pasar akan menjadikan harga rumah semakin mahal. Pihak-pihak kerajaan menyatakan bahwa penyediaan perumahan sosial oleh pihak swasta merupakan suatu hal yang tidak boleh dihindari, hal ini dikarenakan permasalahan stagnasi ekonomi, dan permasalahan kewangan kerajaan yang tidak meningkat sesuai dengan pertumbuhan masyarakat.
Dengan adanya pembagian ranah kerja antara sektor pemerintah dan sektor swasta tersebut, maka setiap warga negara Malaysia dapat memiliki rumah sesuai dengan kemampuannya. Hal tersebut menjadikan Malaysia tidak memiliki perumahan illegal atau kumuh seperti yang banyak dijumpai di Indonesia.

c.         Sarana dan Prasarana Pendukung Permukiman
Salah satu peran utama MHLG adalah untuk menciptakan perumahan yang layak dan harmonis serta penyediaan mata pencaharian masyarakat yang lebih baik, dan yang dilengkapi dengan fasilitas sosial dan fasilitas rekreasi.
Pembangunan pemukiman di negara ini juga dilengkapi fasilitas modern poliklinik, sekolah, bank, swalayan, kantor pos dan juga penghijauan kota dengan pembangunan taman-taman kota yang inovatif membuat panorama alam daerah pemukiman penduduk indah serta asri.

d.        Sistem Kepemilikan Tanah dan Bangunan
Sistem kepemilikan tanah di Malaysia dimiliki sepenuhnya oleh kerajaan. Sehingga masyarakat terutama yang tinggal di rumah susun hanya memiliki hak taas rumah saja. Selain itu, jika ingin memiliki rumah harus mengajukan izin terlebih dahulu kepada kementrian terkait.

e.         Slum and Squatter Area
Pemerintah telah memutuskan bahwa rumah yang akan dibangun oleh MHLG yaitu Program Perumahan Rakyat (PPR). Selain itu, MHLG harus memastikan bahwa 40% rumah tangga dengan penghasilan kurang dari 2500 RM per bulannya dan penghuni perumahan liar dapat memiliki rumah permanen yang lebih nyaman, santai dan lingkungan yang sehat. Ini adalah salah satu rencana alaysia bahwa pemerintah tidak hanya telah menyediakan perumahan bagi masyarakat sejak kemerdekaan negara itu pada tahun 1957 tetapi juga untuk menjaga value chain.
Solusi yang Malaysia keluarkan untuk mengatasi permukiman kumuh adalah adanya pembangunan rumah susun. Pengembangan rumah susun ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan permukiman kumuh di Malaysia.
Malaysia dapat dibilang sukses menyelesaikan masalah permukiman kumuh. Malaysia memulai menata dan membina masyarakat yang tinggal di kawasan kumuh sejak 1998 dalam program 'visi malaysia bebas kumuh 2005'.
Dengan kesadaran sendiri masyarakat pun bersedia menempati rumah susun milik dan sewa yang telah dipersiapkan secara matang oleh pemerintah. Meski banyak yang menentang, Malaysia pun berhasil mewujudkan visinya hanya dalam tujuh tahun.



f.         Penyediaan Rumah bagi yang Tidak Mampu
Di Malaysia, prinsip yang selalu dipegang dalam penyediaan perumahan adalah affordability. Kata Affordable housing sudah merupakan kata yang sangat awam untuk didengar, akan tetapi apa sebenarnya arti dari affordable tersebut, pihak kerajaan mengatakan bahwa konsep affordable housing berarti tersedianya rumah yang berkualitas dan dapat meningkatkan kualitas kehidupan penguninya untuk setiap golongan masyarakat.
Agar dapat terjangkau untuk semua masyarakat Malaysia, pemerintah kerajaan Malaysia juga memberikan subsidi perumahan untuk masyarakatnya. Subsidi perumahan dari aspek penawaran dibuat dalam dua cara:
a.         Merendahkan harga dan risiko bagi pemberi pinjaman swasta dalam memberi pinjaman perumahan samada untuk perumahan berpendapatan rendah dan sederhana.  Misalnya penarikan pajak yang tidak bermotifkan keuntungan, peruntukan pinjaman di bawah harga pasaran, dan kredit.
b.         Peminjaman Kerajaan secara langsung yaitu yang berkaitan pembiayaan, penyediaan infrastuktur, penyediaan tanah dan pembinaan dan pengurusan perumahan yang disubsidi untuk tujuan penyewaan dan kepemilikan.

Minggu, 09 Maret 2014

Sustainable Shopping Center di Singapore, Malaysia dan Indonesia

Diposting oleh Anonim di 14.18 0 komentar
Shopping center (pusat perbelanjaan) adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan (tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi) di bidang barang maupun jasa yang sifat kegiatannya untuk melayani umum dan lingkungan sekitarnya atau dapat juga diartikan sebagai tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek. Definisi lain shopping center adalah suatu wadah yang berisi sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari shopping center ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani. Semakin besar pelayanan pasar seperti contohnya melayani masyarakat internasional maka semakin luas shopping center ini dan sebaliknya.
Menurut International Council of Shopping Center (ICSC) bentuk pusat perbelanjaan secara umum dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu :  strip center dan mall.  Strip center adalah pusat perbelanjaan berbentuk  outlet yang berjejer dan bersatu sebagai gabungan dari kegiatan  perdagangan eceran,  bagian depan toko umumnya  dilengkapi dengan  kanopi. Sedangkan mall adalah bangunan tertutup dengan  pengatur suhu, memiliki koridor dengan posisi toko yang saling berhadapan, umumnya bentuk mall ini dibangun dalam standar pusat perbelanjaan tipe regional center atau  super regional center. Berbeda dengan strip center yang  cenderung  bersifat  terbuka (outdoor), mall adalah pusat perbelanjaan yang  sifatnya  tertutup (indoor).
Bagi sebagian pihak, pembangunan pusat perbelanjaan dianggap memberikan dampak positif bagi kota, terutama jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, seperti penyerapan tenaga kerja dan sumbangan pajak, selain itu, keberadaan pusat perbelanjaan juga dianggap berkontribusi pada perkembangan kota, terutama pusat perbelanjaan modern.
Walaupun secara fungsional shopping center dibangun sebagai pusat kegiatan ekonomi, namun shopping center juga dapat dilihat dari segi sosialnya. Dari segi sosialnya, shopping center tidak hanya sebagai tempat untuk membeli produk atau  jasa tetapi dapat juga sebagai tempat untuk melihat-lihat, tempat bersenang-senang, tempat rekreasi, tempat yang dapat menimbulkan  rangsangan yang mendorong orang untuk membeli, tempat bersantai dan bersosialisasi. Namun,  keberadaan  shopping center juga memiliki beberapa dampak negatif bagi suatu kota terutama dalam hal lingkungan. Seperti kemacetan lalu lintas, hal ini disebabkan oleh sifat dari pusat perbelanjaan sebagai konsentrasi massa dan lokasi berdirinya yang dekat dengan jalan raya, apalagi jika jarak antar pusat perbelanjaan berdekatan, tentu saja kemacetan lalu lintas akan menjadi semakin parah dan perdampak pula pada polusi asap kendaraan bermotor. Selain itu, keberadaan pusat perbelanjaan modern juga kerap memberikan masalah bagi lingkungan terkait dengan konversi daerah resapan air dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi kegiatan perdagangan dan jasa. Namun walaupun demikian pembangunan shopping center kini sangat berkembang di berbagai kota karena memiliki daya tarik tersendiri. Hal tersebut terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, maupun negara maju seperti Singapore dan Malaysia.
Di Singapore, dapat dengan mudah dijumpai pusat perbelanjaan, baik mal ataupun market atau strip center. Salah satu shopping center yang terkenal di Singapore adalah kawasan Orchard Road. Orchard road merupakan salah satu jalan yang ada di Singapore dimana merupakan kompleks mal – mal besar, megah dan terkenal dengan barang – barang kelas atas dan mahal. Sedangkan shopping center tradisional yang terkenal terdapat Chinatown, Bugis Street, dan Mustafa Centre. Barang-barang yang dijual di tempat tersebut jauh lebih murah daripada di kawasan Orchard Road. Berbeda dengan Orchard Road yang menjual pakaian, sepatu, atau jam tangan dengan brand ternama, Chinatown, Bugis Street dan Mustafa Centre, barang yang dijual dengan harga murah dan rata-rata merupakan souvenir atau oleh-oleh khas Singapore.
Ini di depan kompleks China Town Singapore (maap gak sempet rotate picture haha)

Komplek Chinatown Singapore

Bersama Teman - teman di Bagian Depan Kompleks Chinatown Singapore

Dilihat dari aspek sustainable development, shopping center di Singapore sangat sustainable. Secara ekonomi jelas sangat mendukung perekonomian Singapore dimana tempat-tempat ini banyak dikunjungi warga dari berbagai belahan dunia untuk wisata belanja. Secara sosial, telah disinggung di atas bahwa shopping center dapat dijadikan sebagai tempat bersantai dan bersosialisasi. Sebagai contoh banyak di kawasan Chinatown maupun Orchard Road disediakan sitting group sebagai tempat bersantai dan duduk-duduk.
Di Singapore tidak tampak adanya kemacetan lalu lintas di sekitar shopping center seperti yang tampak di Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat Singapore yang memang lebih banyak menggunakan transportasi public daripada kendaraan pribadi. Selain itu pemerintah Singapore juga telah menyediakan stasiun MRT di setiap titik – titik pusat perbelanjaan tersebut. Tak hanya itu, dilengkapi juga dengan halte – halte bus sehingga menjadikan orang-orang dengan mudah menjangkau pusat perbelanjaan tersebut serta aman, nyaman dan ramah lingkungan. Selain itu di tepi jalan kawasan Orchard Road pun ditanami pepohonan yang memberikan kesan sejuk bagi para pedestrian.

Kawasan Orchard Road, Singapore

Begitupun dengan di Malaysia, akan banyak ditemukan pusat – pusat perbelanjaan terutama di Kuala Lumpur, Selangor dan Johor. Mal dapat ditemukan di pusat kota seperti di KLCC berdekatan dengan Twin Tower, atau Johor Premium Outlet dimana berisi outlet – outlet fashion atau asesoris dengan brand ternama namun outlet tersebut tidak disatukan dalam bangunan mal melainkan outlet–outlet yang berjajar dalam satu kawasan yang didesain dengan menarik. Sedangkan untuk pasar tradisionalnya, terdapat Central Market (Pasar Seni) dan Chinatown (Petaling Street). Di sana banyak menjual berbagai macam oleh–oleh atau cinderamata khas Malaysia.
Hampir sama dengan Singapore, Malaysia sudah berusaha membuat shopping centre yang sustainable. Seperti contohnya Johor Premium Outlet yang memilki konsep outlet yang berjajar dimana bagian luar didesain banyak taman – taman, kolam, sehingga Ruang Terbuka Hijau tetap terjaga. Secara sosial d Johor Premium Otlet juga memiliki ruang – ruang interaksi seperti sitting group dan café. Walaupun transportasi umum seperti MRT belum menjangkau kawasan ini, namun Johor Premium Outlet ini dibangun di lahan yang luas serta jalan untuk mengaksesnya juga lebar sehingga tidak menyebabkan kemacetan.

Outlet- Outlet di Komplek Johor Premium Outlet, Malaysia

Namun di Central Market yang letaknya di pusat kota Kuala Lumpur menjadikan jalan di sekitar kawasan Central Market ini menjadi padat kendaraan. Begitupun dengan lahan parkir yang kurang mencukupi para pengunjung sehingga terdapat mobil yang parkir di tepi jalan, bukan di lahan parkir yang disediakan. Hal ini mungkin yang menjadikan Central Market kurang sustainable secara lingkungan.

Pintu Masuk Central Market, Malaysia

Sedangkan di Indonesia, khususnya di Semarang juga memiliki kawasan shopping center yaitu di kawasan Simpang Lima dimana terdapat mal – mal. Selain itu juga di Jalan Pemuda dimana terdapat DP mal dan Paragon. Dikaji dari sustainability-nya, apa yang ada di Semarang jauh berbeda dibandingkan apa yang terjadi di Malaysia dan Singapore. Secara ekonomi mungkin keberadaan shopping center ini jelas mampu memberikan pendapatan baik masyarakat maupun pemerintah, namun di sisi lain adanya shopping center ini menimbulkan adanya pelaku – pelaku ekonomi informal, dimana banyak terdapat pedagang kaki lima yang akhirnya membuat kesan tidak rapi, kurang bersih dan kumuh di lingkungan bagian luar mal. Ditinjau dari segi lingkungannya pun di kawasan simpang lima masih terganggu oleh masalah kemacetan. Apalagi jika pada hari – hari weekend sangat terlihat kemacetan kendaraan bermotor di sepanjang jalan di Simpang Lima. Selain itu manajemen parkir yang kurang ter-manage dengan baik sehingga trotoar atau badan jalan kerap digunakan sebagai lahan parkir. Hal ini jelas mengganggu sirkulasi dan menambah kemacetan. Kondisi Indonesia yang memang sangat berbeda dengan Malaysia dan Singapore menjadikan karakteristik yang berbeda pula. Jika di Indonesia masyarakat masih banyak menggunakan kendaraan pribadi maka seharusnya pembangunan shopping center mampu melayani kebutuhan tempat parkir tersebut. Sehingga tidak mengganggu atau menambah masalah yang lain.
Kawasan Simpang Lima, Semarang

Dengan demikian, ukuran sustainable di masing – masing negara dapat berbeda – beda sesuai kondisinya. Jika di Singapore dan Malaysia memang  kondisi negaranya yang sudah sustainable, sehingga konsep shopping center pun dibuat sustainable. Berbeda dengan Indonesia yang kurang sustainable sehingga sampai hal kecil pun tidak didesain dan dikelola secara sustainable.

Kamis, 28 Februari 2013

Hanya Nyanyian di Tengah Hujan

Diposting oleh Anonim di 17.02 0 komentar

Saat ini adalah tahun ketigaku di masa perkuliahan ini. Tahun pertama aku lewati dengan mudah. Aku bilang mudah karena perjuangan di tahun ini tidaklah sesulit perjuangan di tahun berikutnya. Tahun pertama pun aku belum disibukkan dengan berbagai aktivitas selain kuliah. Di semester pertama memang masih ada rangkaian ospek, di jurusan kami biasa menyebutnya prosesi. Sedikit disibukkan dengan tugas-tigas dari senior, atau banyaknya kumpul di akhir pekan, masih memakai atribut yang menandakan bahwa kami anak baru. Semester kedua, prosesi sudah berakhir, kini aku telah memasuki dunia selain perkuliahan, organisasi. Dulu aku semangat sekali berorganisasi. Itu berkat para orang-orang yang bilang bahwa softskill sangat penting, dan softskill tidak bisa didapatkan di bangku kuliah, namun di organisasi. Dulu aku memilih 4 organisasi yang aku tekuni periode 1 tahun itu. Awalnya aku merasa agak kewalahan, tapi akhirnya bisa berjalan dengan baik. karena saat tahun pertama di organisasi pun aku hany asebagai staf sehingga amanah pun blm begitu berat. Sehingga tahun pertama, semester 1 dan semester 2 ku sangat lah mudah aku lewati dengan mulus. Ini dapat dilihat dari nilai-nilaiku yang bersinar, IP ku yang cumlaude yang membuat aku boleh sedikit bangga dengan diriku sendiri.

Tahun kedua adalah tahun yang berat, mungkin 2 kali lebih berat dari tahun pertama. Organisasi memang sudah aku kurangi. Aku hanya memegang 2 posisi dalam 2 organisasi, namun masing-masing memiliki amanah dan tanggung jawab yang lebih besar. Apalagi semester 3 dan 4 memiliki mata kuliah yang berat. Dalam satu semester ada beberapa mata kuliah yang berbobot 4 sks. Tahun kedua ini bisa kubilang walaupun berat, tapi mengesan. Dimana kita sudah mulai jarang tidur, hobi (mungkin bukan hobi, tapi paksaan ya..) kita lembur, tidak pulang ke kosan beberapa hari untuk menyelesaikan tugas, banyak survey sampai ke luar kota. Bisa dibilang tahun kedua tahun yang amat sangat melelahkan. Tapi karena banyaknya tuntutan tugas perkuliahan, organisasiku pun sedikit goyah. Jujur, saat itu aku lebih nyaman hidup bersama teman-teman kuliah, ya walaupun susah mengerjakan tugas, tapi aku sangat menikmati, daripada di organisasi. Aku sangat paham bahwa amanah itu sangat penting, sangat berat, karena ini bukan hanya dipertanggungjawabkan oleh senat, bukan hanya tanggung jawab di dunia, tapi di akhirat, tanggung jawab di hadapan Allah. Namun entah kenapa, hasrat dan semangatku di organisasi sangat memudar. Banyak orang, yang aku tahu, sangat kecewa terhadapku. Jadlah saya yang mungkin bsia dibilang berkepribadian ganda. Aku yang rame, antusias dalam hal akademis, prestasi, nilai, kuliah, namun kurang antusias dalam organisasi. Saat itu seringkali aku hanya menampakkan diri secara fisik saat rapat-rapat itu, namun tak pernah pikiran dan otakku di rapat. Astaghfirullah.. Dan kini aku tahu bahwa jika ketika kita memilih untuk fokus ke kuliah kita, tanpa memikirkan pekerjaan lain, tidak menjamin akademis kita yang nomer satu. Ya, tahun kedua, tepatnya semester 4, nilai ku turun, anjlok, bahkan aku mulai menemukan nilai C dalam transkrip nilaiku. Sedih? Pasti. Tapi, ini semua jadi bahan introspeksiku.  Mungkin ini akibat aku yang lalai dari amanah dan tanggung jawab, atau mungkin aku yang mendzalimi diriku dan teman-teman bahkan mendzalimi Allah ketika aku lari dari berbagai amanah. Dan satu yang ku ingat, semester 4, masalahku bertambah banyak.

Kini setengah dari tahun ketiga ku sudah kulalui. Semester 5 kemarin baru saja lewat. Lagi-lagi nilaiku tak seperti yang kuharapkan, walaupun tak sejelek semester 4, namun ini cukup membuatku kecewa dan membuatku merasa gagal di semester 5 ini. padahal, aku berjuang mati-matian, berusaha untuk yang terbaik dalam akademis dan prestasiku. Tapi mungkin inilah Allah menegurku. Lebih dari semester 4 mungkin, semester 5 adalah puncak kejenuhan ku dalam organisasi, sudah banyak aku bolos rapat, banyak juga proker-proker yang merupakan tanggung jawabku tidak terlaksana, aku juga jarang hadir dalam agenda organisasiku, sudah banyak pula yang memperingatkanku. Tapi inilah aku, aku memang susah diperingatkan oleh orang lain, apalagi oleh orang yang aku anggap bukan siapa-siapa. Aku terlalu keras kepala. Dan saat itu aku memang sedang menikmati masa-masa kuliahku yang sibuk, sulit, melelahkan namun aku rasa sangat menyenangkan. Apalagi dengan teman-teman kuliah yang sangat berbeda dari teman di organisasiku. Menurutku mereka lebih menyenangkan, menggembirakan, lebih ramai, lebih dekat dan lebih perhatian dan saling tolong menolong antara satu sama lain. Bukan berarti teman di organisasiku tidka menyenangkan, bukan, tapi mungkin karena intensitasku lebih besar dengan teman – teman satu timku itulah yang membuat aku tak sungkan berlama-lama dengan mereka. Mungkin juga karena organisasi ku merupakan organisasi keislaman sehingga sangat terbatas obrolan dengan lawan jenis, mungkin bercanda kita juga nggak kebangetan seperti bercanda dengan teman-teman kuliah.

Dan kini, aku menyelesaikan tahun ketigaku. Saat ini aku baru akan memasuki semester keenamku. Dan aku masih memegang amanah di satu organisasi. Ya memang cuma 1 secara lembaga. Tapi 1 itu adalah posisi yang sangat berat, dan walaupun aku hanya ada dalam 1 saja organisasi, tapi juga memiliki tanggung jawab di lain hal yang tak dapat ditinggalkan begitu saja. Dan kini, aku merasa titik kejenuhanku. Aku merasa menemukan passion lain, sehingga aku belum begitu semangat menyambut semester enamku ini. Banyak sekali terlintas aku ingin melepasakan semua amanah dan tanggung jawabku. Sangat kebalikan dengan tahun pertama, dimana aku sangat semangat berorganisasi. Aku hanya ingin fokus pada kuliahku saja. Titik. Aku hanya ingin cepat lulus. Kerja. Dan menghadapi kehidupan yang baru. Entah kenapa aku jenuh dengan masa-masa ini sebenarnya.

Tapi aku sadar, aku harus menghadapi semuanya. Aku tak boleh egois dengan semua keinginanku dengan semua passionku. Semester enam ini akan jadi semester yang melelahkan secara fisik. Tapi aku berharap ia tak melelahkan jiwa dan batinku. Aku ingin aku menyenangi apa yang ada di depan ku semua, perkuliahanku yang makin sibuk, organisasiku dengan posisi yang sebenernya sangat aku hindari tapi kali ini harus aku hadapi, aku harus mengemban semua amanah dan tanggung jawabku dengan tetap memeluk passionku.
Aku tahu mengapa nilai ku di semester 4 dan 5 menurun, itu karena aku lalai. Banyak hal yang aku lalaikan, yang aku lupakan. Walaupun aku berusaha keras dalam akademisku, tapi aku lalai pada amanahku.
Astaghfirullah. Aku tak ingin semua berulang. Aku ingin dengan aku yang tetap berjuang keras dan berusaha keras dalam memperbaiki akademis dan prestastiku, tapi aku tak ingin lalaikan hal yang lain, amanah dan tanggung jawabku. Aku yakin keduanya bisa berjalan selaras, aku yakin..

Barangsiapa menolong agama Allah, pasti Allah akan menolong mu.. Surat Muhammad ayat 7 ini menggema.
Allah, ingatkan hambamu yang lalai ini. jangan buat aku lalai lagi, jangan buat aku terperosok terlalu jauh ke dalam kenyamanan dan kebahagiaan yang dapat melalaikanku. Bantu aku untuk dapat memegang amanah yang berat ini. karena aku tahu, semua amanah dan tanggung jawab di dunia ini, sekecil apapun amanah dan tanggung jawab itu, Allah semua yang memberikannya, dan kepada Allah lah kembali tanggung jawab itu.
Di rintik hujan ini, aku berdoa, mudahkan semua urusanku ya Allah.. ampuni dosa-dosaku ya Allah.. izinkan aku merajut mimpi-mimpi ku tanpa lalai sedikitpun dengan amanah yang kau berikan. Amin..

















Di tengah rintik hujan dan petir yang menyambar sore yang mulai gelap, di langit Banjarnegara.
Hari terakhir di februari 2013
Dari aku yang ingin bangkit, ingat dan berubah

Sabtu, 19 Januari 2013

Kalibawang : The Future of Kulon Progo

Diposting oleh Anonim di 08.47 0 komentar

Kabupaten Kulon Progo terdiri dari beberapa kecamatan, dimana setiap kecamatan memiliki kondisi yang berbeda-beda baik kondisi fisik maupun non fisiknya. Berdasarkan karekateristik topografinya, wilayah Kabupaten Kulon Progo di bagi menjadi 3 zona yakni wilayah utara, tengah dan selatan. Wilayah utara terdiri dari Kecamatan Kalibawang, Samigaluh, Nanggulan, dan Girimulyo. Wilayah tengah terdiri dari Kecamatan Kokap, Pengasih dan Sentolo. Wilayah selatan terdiri dari Kecamatan Wates, Temon, Galur, Panjatan dan Lendah. Wilayah utara memiliki ketinggian 500-1000 mdpl, wilayah tengah memiliki ketinggian 100-500 mdpl dan wilayah selatan memiliki ketinggian 0-100 mdpl. Dengan karakteristik topografi demikian menyebabkan perbedaan karakteristik kegiatan ekonomi yang berbeda di tiap zona.
Namun, perbedaan secara jelas terlihat pada wilayah utara dan wilayah selatan. Wilayah selatan cenderung lebih berkembang daripada wilayah utara. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakseimbangan wilayah di Kabupaten Kulon Progo. Maka dari itu, perlu di bahas lebih lanjut mengenai perbedaan karakateristik wilayah tersebut.
Kecamatan Kalibawang merupakan salah satu wilayah di bagian utara Kabupaten Kulon Progo. Kecamatan Kalibawang ini terdiri dari 4 desa yaitu Desa Banjarharjo, Banjaroyo, Banjararum dan Banjarasri. Kecamatan Kalibawang ini memiliki luas wilayah sebesar 5296,37 Ha.
Kami sebagai perencana masa depan, melihat adanya potensi yang dimiliki Kecamatan Kalibawang ini untuk membangun Kabupaten Kulon Progo secara menyeluruh. Hal ini untuk mengatasi permasalahan yang ada di Kabupaten Kulon Progo yaitu adanya ketidakseimbangan pembangunan antara Kulon Progo bagian selatan dengan Kulon Progo bagian utara.

Lebih jelasnya, klik http://sadastudio.wordpress.com

It's originally project of SadaStudio
Kelompok 1 Studio Kelas B
Angkatan 2010
PWK Universitas Diponegoro 

Pengembangan Industri Kecil dan Menengah melalui Pendekatan Klaster

Diposting oleh Anonim di 07.29 0 komentar

Di dalam tulisan ini penulis akan menyampaikan suatu opini bahwa perekonomian daerah dapat ditingkatkan dengan cara mengembangkan industri – industri kecil menengah (IKM) yang ada di daerah tersebut. Hal ini yang sekarang banyak dipikirkan oleh pemerintah daerah di Indonesia. Oleh karena itu munculah suatu konsep pengembangan potensi lokal melalui pendekatan klaster industri kecil menengah untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Menurut BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), klaster industri merupakan kelompok usaha spesifik yang dihubungkan oleh jaringan mata rantai proses penciptaan / peningkatan nilai tambah, baik melalui hubungan bisnis maupun non bisnis. Adanya pengembangan klaster industri, merupakan solusi yang dinilai paling efektif dalam pengembangan ekonomi lokal suatu daerah. Sebab dengan pengembangan klaster industri, berarti mengembangkan industri yang bersifat luas (broad base) dan terfokus (spesialisasi) pada jenis-jenis produk yang berpeluang memiliki daya saing internasional yang tinggi di pasar domestik dan global. Sehingga daerah tersebut memiliki daya saing tersendiri terhadap daerah lain. (BPPT)
Sektor industri kecil dan menengah dinilai dapat meningkatkan perekonomian daerah sejak tahun 1970-an dimana muncul krisis ekonomi di Indonesia ini. Krisis ekonomi yang muncul menjadikan efek yang buruk bagi perekonomian di Indonesia, khususnya industri besar. Namun hal itu tidak berpengaruh pada industri kecil menengah, dimana IKM tersebut justru mengalami peningkatan. Oleh karena itu peluang tersebut muncul untuk meningkatkan produktifitas IKM untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Indonesia ini memiliki industri kecil menengah yang jumlahnya banyak, sesuai dengan data dari BPS bahwa industri kecil menengah mendominasi struktur industri di Indonesia. Sehingga jika dikembangkan secara intensif dan berkelanjutan, cepat atau lambat hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Industri kecil menengah ini merupakan industri berbasis masyarakat, artinya diproduksi dan dikelola oleh masyarakat, maka hasil yang akan diperoleh pun berdampak langsung pada masyarakat. Jika di setiap daerah IKM dikembangkan secara baik, maka tak ayal perekonomian masyarakat meningkat, yang akhirnya pendapatan daerah pun meningkat. Alferd Marshall juga telah melihat potensi klater industri yang di dalamnya terdapat IKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Oleh karena itu, pemerintah mengusulkan konsep untuk mengembangkan industri kecil menengah tersebut, salah satunya melalui klaster industri ini. Klaster digunakan karena sebagian besar IKM tersebut cenderung mengelompok di dalam wilayah tertentu. Ada berbagai macam jenis klaster industri khususnya di Jawa Tengah seperti klaster batik di Pekalongan, klaster ukiran kayu di Jepara, klaster industri knalpot di Purbalingga, klaster industri meubel di Blora dan sebagainya.
Klaster tidak hanya ada pengelompokan industri – industri tersebut, tapi harus ada keterkaitan. Yaitu keterkaitan antara industri inti dengan industri terkait, industri pemasok, industri pendukung, dan pembeli, yang kesemuanya didukung oleh institusi pendukung. Namun tidak semua klaster dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Di sinilah yang terkadang membuat klaster industri kecil di Indonesia kurang berkembang, yaitu karena kurangnya koordinasi antar industri dan kurangnya pelibatan pemerintah dalam pengembangan klaster. Pemerintah cenderung lepas tangan. setelah menciptakan klaster - klaster industri, pemerintah kurang mengontrol keberjalanan industri ini.  Selain itu kurangnya inovasi juga berpengaruh pada tidak optimalnya klaster, sehingga klaster yang telah terbentuk kurang bersaing di pasar. Misalnya yang sering terjadi yaitu barang produksi lokal tergerus oleh adanya barang-barang dari luar.
Sehingga, agar pengembangan klaster dapat optimal, diharuskan peran dari berbagai pihak. Pemerintah perlu mendorong adanya teknologi baru sebagai inovasi di dalam industri kecil menengah tersebut, agar proses produksi pun dapat meningkat baik secara kuantitas dan kualitas, sehingga dapat bersaing di pasar baik nasional maupun internasional. Sedangkan yang kini ada di lapangan bahwa hasil produksi klaster kurang bersaing di pasar, namun justru saling bersaing antar industri di dalam suatu klaster tersebut. Hal ini contohnya seperti pada klaster batik Pekalongan atau klaster Cibaduyut. Sehingga diperlukan pemahaman kembali kepada setiap aktor yang terlibat dalam klaster agar bekerja bersama-sama tanpa saling menjatuhkan. Dengan demikian tercipta suatu klaster IKM yang produktif, dapat bersaing di pasar nasional dan internasional tanpa saling menjatuhkan satu sama lain. Jika hal demikian bisa terjadi maka klaster IKM dapat berkembang, sehingga masyarakat yang terlibat langsung pun ikut merasakan dampaknya. Sehingga jika setiap daerah menerapkan pendekatan semacam ini, maka seluruh daerah bisa jadi mengalami peningkatan perekonomian.
Dengan demikian, jelaslah sudah bahwa perekonomian suatu daerah dapat mengalami peningkatan melalui cara mengembangkan kembali klaster – klaster industri kecil dan menengah. Dengan catatan, perlu pelibatan banyak aktor yang fokus menjalankan pengembangan IKM tersebut.

Nur Ratna Mukti
Tugas MKP Pengembangan Lokal

The Final Presentation

Diposting oleh Anonim di 07.10 0 komentar
Okay, now I will continue my story to all of you, I'm sorry make all of you waiting (maybe :p)..
Ini adalah kelanjutan dari cerita sebelumnya. Di sini aku ceritakan bagaimana tim kami melakukan presentasi final.
Presentasi ini dilakukan di ruang rapat di Hotel Millenium Sirih Jakarta. Tak hanya kami di sini. Ada 4 tim lain yang berjuang bersama kami, lawan yang tangguh bisa dibilang, tapi mereka kawan baru kami yang baik. Mereka adalah tim dari UGM, ITS, ITB dan UB (Universitas Brawijaya). Jelas bahwa ini bukan hanya perjuangan kami satu tim (Aku, Tony, Ariga, Asfi dan Dewi). Tapi ini bisa dibilang pertarungan antara universitas. Dan kami berlima membawa almamater besar Universitas Diponegoro. Hal yang berat memang. Memang banyak dukungan, namun banyak pula tekanan.
But, it's okay. everything will be fine.
Dari tim kawan memang sangat kreatif dalam mendesain ruang terbuka mereka. Misalnya, dari ITB mereka membuat ruang terbuka di atas sungai di Bandung, mereka menamakannya Flying Space. ITS juga keren, mereka membuat ruang terbuka hijau di tengah-tengah kawasan pemukiman padat penduduk dengan cara penghijauan di dindng-dindingnya, dan mereka beri nama Green Wall. Untuk UGM yang mereka ternyata mahasiswa S2 membuat runag terbuka di tepi Pantai, pokoknya unik-unik. Sedangkan kami yang cukup puas dengan usaha kami tapi ternyata di sini mungkin tampaknya biasa saja, hahahaa.. tapi kami dengan Taman Tata Krama kami tetap berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik, hasil usaha kami beberapa minggu.
Saat pengundian nomor urut presentasi, kami mendapatkan nomor urut 1. Entah, kami harus bahagia karena langsung lega atau kami harus sedih karena tak ada waktu untuk berlatih kembali (perlu diketahui, kami hanya latihan presentasi 1 kali saja). Tapi ya sudahlah, It's our turn!!
Setelah kami diskusikan sejak di Semarang, kami telah memutuskan aku dan Tony yang akan menjadi presentator dalam presentasi final ini. Kenapa aku dan Tony? yang jelas ini bukan hasil gambreng atau kocokan atau undian.. hehee.. Dari teman-teman memang mempercayaiku untuk berbicara, mungkin di kelas aku pun sering dipercayai atau mungkin kena ZONK untuk presentasi tugas. Lalu Tony dipilih karena di yang membuat desain dan siteplan, jadi paling tidak dia lebih mengerti daripada kami.
Untuk menghilangkan ketegangan, seperti biasa, kami berfoto saja sambil tetap berdoa untuk yang terbaik bagi kami :p


Foto ini diambil pada saat sebelum acara dimulai

Asfi, Tony dan Aku. Deg-degan sih, tapi kalau buat foto, tetep senyum dong! :p

Semua personel, dari 5 tim, dewan juri, serta panitia dari Ditjen Penataan Ruang

Tim UNDIP yang selalu eksis :p

Ini dia, waktu kami untuk presentasi mengenai konsep desain taman kami.
Aku sebagai presentatornya, Tony sebagai operator dan Ariga, Asfi dan Dewi yang akan membantu kami menjawab pertanyaan.

Sedikit tegang? iya sih..

Sayangnya waktu yang diberikan sangat singkat. Sehingga sangat disayangkan, tidak semua slide habis terpresentasikan.

Tidak hanya aku dan Tony di depan yang tegang, lihat deh, muka mereka juga serius.

Dan inilah 3 dari 5 juri dari berbagai macam bidang.


Mungkin inilah kenikmatan bagi orang yang maju pertama. Ya, setelah itu kami jadi memiliki waktu istirahat, bersantai, bermain dan yang pasti berfoto yang lama. hehee..

Di saat yang lain masih tegang dan sibuk dengan latihan dan persiapan presentasi, kami sudah asyik bersantai dengan kamera kami, hehehe

Ternyata cukup banyak obyek background untuk kami berfoto. Foto di atas salah satunya, kami berfoto dengan obyek restoran masakan Jepang, hehe

Sampai di kamar pun masih saja kami berfoto. Dari kelima tim kami, memang kami yang paling sering foto, sehingga banyak kawan yang mengatakan kami sebagai tim eksis, hahaa

Mungkin hari ini memang belum sepenuhnya kami lega. Karena belum ada pengumuman pemenang. Pemenang akan diumumkan esok hari, Minggu tanggal 11 November 2012 di Plaza Arsipel TMII yang sekaligus sebagai puncak Hari Tata Ruang. Jadi esoknya, kami semua digiring ke TMII. ternyata saat kami datang, di sana sudah cukup ramai. Kami disuguhkan dengan berbagai macam hiburan, mulai dari artis lokal milik Kementrian PU, artis ibukota yang kami tidak kenal, adalagi artis berdandan heboh yang katanya dari Republik Cinta Managemen, dan satu yang terheboh dan mungkin tidak ada yang tidak pernah dengar, Seventeen Band. Selain itu juga ada perlombaan anak-anak SD yaitu lomba debat yang temanya tentu berkaitan dengan Tata Ruang. Banyak juga di sana pameran-pameran terkait dengan tata ruang dan semacamnya. Pokoknya itu acara kita bangeeet! Plano bangeeet meen :D

Kemegahan panggung Festival Haritaru 2012 sebagai puncak acara Hari Tata Ruang


Maket di Stand Dinas Tata Ruang DKI Jakarta

Poster ini semaca poster tugas Studio hehee

Saat bosan, kami berjalan-jalan ke sekeliling Plaza Arsipel. Dan ini berada di kawasan Sulawesi Selatan

Saat yang ditunggu, pengumuman pemenang. Alhamdulillah, juara Harapan 1 adalah rezeki kami, yang terbaik dari Allah :) Juara 1 adalah ITS, juara 2 adalah UB, juara 3 adalah ITB, juara Harapan 1 adalah kami, dan juara Harapan 2 adalah UGM. Selamat!! :D

Saat pemberian hadiah. 

\
Yes! Finally.. usaha kami menghasilkan Juara Harapan 1. Tidak sesuai target mungkin, tapi ini yang terbaik, setimpal dengan usaha kami. Yah, paling tidak kami tidak perlu repot mengimplementasikan taman, walaupun sebenarnya ingin, hehheee.. Alhamdulillah. 




Sabtu, 21 Juli 2012

In The End of This Semester

Diposting oleh Anonim di 15.15 0 komentar
in this posting, i just wanna share about our lecture in this hot semester..

Yang aku rasakan dan teman - teman, semester 4 adalah semester yang terberat dari semester - semester sebelumnya, atau bahkan mungkin dengan sesudahnya. Pada semester ini, kami 'hanya' mengambil 6 mata kuliah. Yup hanya enam! Namun beratnya melebihi 12 mata kuliah. Di semester ini kami bergelut dengan Perencanaan Tapak, Studio Proses Perencanaan, Metode Analisis Perencanaan, Sistem Informasi Perencanaan, Perencanaan Wilayah dan Perencanaan Kota. Di semester ini kami pun bergelut dengan Auto CAD, ArcGIS, ArcView GIS, SPSS, Expert Choice, Google Earth, and also Microsoft Excel, Word, Power Point, Corel Draw and so forth. Dan di semester ini pula kami bergelut dengan virus, not responding, laptop yang nge-hang karena ngga pernah dimatikan. Tak lupa di semester ini pula, kami bergelut dengan teman - teman sekelompok yang kadang kacau, bergelut dengan mbak - mbak kos yang kita minta dibukain pintu jam 01.00 malem, bergelut dengan dosen - dosen yang selalu menuntut tugas kita selalu perfect, bergelut dengan asisten yang kadang membuat kami kesal, bergelut dengan kelompok lain waktu kita presentasi, bergelut dengan ibu kontrakan rumah sebelah karena kita yang rame, bergelut dengan tukang print, tukang plotter, tukang jilid, tukang nasi goreng yang lewat depan kontrakan, satpam, hahaaa.. #nostalgila

Semester 4, semester yang paling kacau. pernah nggak pulang kos - kosan 2 hari berturut - turut, ke kampus nggak mandi. kuliah jam 7 bangun jam setengah 8. nggak tidur 2 hari berturut - turut. organisasi terbengkalai.  semua itu ada di semester 4 ini..

di akhir semester yang penuh perjuangan ini, aku hanya berharap, muncul keajaiban. semester empat, ip empat.. wow.. 

Jumat, 13 April 2012

ANALISIS CLUSTER

Diposting oleh Anonim di 07.03 2 komentar

1.        Definisi dan konsep dari analisis yang akan dilakukan
Analisis Cluster adalah suatu analisis statistik multivariate yang bertujuan untuk mengetahui struktur data dengan menempatkan kesamaan obyek observasi ke dalam satu kelompok data sehingga dapat dibedakan antara kelompok satu dengan kelompok yang lain atau dengan cara memisahkan kasus/obyek ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai sifat berbeda antar kelompok yang satu dengan yang lain. Dalam analisis ini tiap-tiap kelompok bersifat homogen antara anggota dalam kelompoknya atau dapat dikatakan variasi obyek/individu dalam satu kelompok yang terbentuk sekecil mungkin (Anderberg,1973).
Dengan kata lain yang lebih mudah dipahami, analisis cluster adalah analisis yang dilakukan untuk mengelompokkan objek – objek berdasarkan kesamaan karakteristik di antara objek – objek tersebut. Diharapkan dengan terbentuknya kelompok – kelompok tersebut akan lebih mudah dalam menganalisa dan lebih tepat pengambilan keputusan yang sehubungan dengan masalah tersebut. Perbedaan analisis cluster dengan analisis faktor adalah bahwa analisis cluster terfokus pada pengelompokan objek sedangkan analisis faktor terfokus pada kelompok variabel.
Adapun tujuan analisis cluster adalah :
-          menyederhanakan data dan untuk menyajikannya ke dalam bentuk grafik atau dendogram.
-          mengelompokkan obyek – obyek menjadi kelompok – kelompok yang mempunyai sifat yang homogen atau variasi obyek yang terbentuk sekecil mungkin.
-          selain itu, analisis cluster digunakan untuk membedakan dengan jelas antara satu kelompok cluster dengan kelompok yang lain.

2.       Kegunaan analisis tersebut dalam perencanaan, terutama dalam perencanaan wilayah dan kota
Secara umum, analisis cluster ini memiki manfaat sebagai berikut :
a.       Untuk menerapkan dasar – dasar pengelompokan dengan lebih konsisten.
b.      Untuk mengembangkan suatu metode generalisasi secara induktif, yaitu pengambilan kesimpulan secara umum dengan berdasarkan fakta – fakta khusus.
c.       Menemukan tipologi yang cocok dengan karakter obyek yang diteliti.
d.      Mendeskripsikan sifat – sifat atau karakteristik dari masing – masing kelompok (cluster).
Analisis cluster ini dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang keilmuan. Misalnya dalam analisis pemasaran, maka dapat digunakan untuk mengetahui target pasar, mengetahui pengembangan produk baru, dan sebagainya.
Selanjutnya adalah dalam bidang pendidikan. Sebagai contoh dalam pendidikan. Analisis ini dapat digunakan untuk mengelompokan data mahasiswa. Misalnya data berupa siswa, orang tua, jenis kelamin, atau nilai IPK. Sehingga dapat dikelompokan mahasiswa – mahasiswa yang memiliki nilai IPK tinggi, sedang dan rendah.
Begitu juga dalam bidang perencanaan wilayah dan kota. Analisis cluster ini dapat digunakan dalam mengelompokkan fasilitas – fasilitas umum dari sudut pandang pemakai atau masyarakat. Sebagai contoh, mengelompokkan fasilitas prasarana transportasi seperti terminal. Dengan menganalisis data – data yang ada, maka dapat dikelompokkan terminal yang pelayanannya sudah baik, sedang atau terminal yang tidak baik kualitasnya. Maka terminal – terminal yang memiliki karakteristik yang sama (ditandai dengan nilai yang selisihnya tidak jauh berbeda) akan ditempatkan pada satu kelompok atau cluster.

3.       Data dan jenis data yang dibutuhkan
Berikut adalah data yang akan diangkat sebagai contoh kasus dalam analisis crosstab. Yaitu mengenai data mengenai salon yang ada di suatu Kecamatan Banyumanik. Penilaian mengenai salon ini mengguankan beberapa variabel. Variabel – variabel yang dapat digunakan dalam analisis cluster adalah harga atau biaya salon, kepuasan pelanggan atau pengunjung dalam pelayanan salon, fasilitas – fasilitas yang ada di dalam salon tersebut, serta aksesibilitas salon tersebut (kemudahan dijangkau) oleh pengunjung.
Dari 4 variabel, masing – masing variabel memiliki 4 kriteria penilaian serta akan diberikan pembobotan yang bertingkat, mulai dari 1 sampai dengan 4. Dengan adanya penilaian tersebut, nantinya dari salon – salon di Semarang dapat dikelompokan sesuai karakteristik yang hampir sama.  
Adapun 4 variabel beserta kriteria penilaian per variabel adalah sebagai berikut :
a.       Biaya pelayanan jasa salon
-          Biaya hanya dapat dijangkau oleh kalangan atas - 1
-          Biaya hanya dapat dijangkau oleh kalangan menengah ke atas - 2
-          Biaya standar dapat dijangkau semua kalangan - 3
-          Biaya standar dapat dijangkau semua kalangan, dan ada potongan harga pada waktu tertentu - 4
b.      Kepuasan dalam pelayanan salon
-          Pelayanan baik dan sesuai permintaan pelanggan - 1
-          Pelayanan baik, sesuai permintaan pelanggan dan memuaskan - 2
-          Pelayanan baik dan cepat, sesuai permintaan pelanggan, memuaskan - 3
-          Pelayanan baik dan cepat, sesuai permintaan pelanggan, memuaskan, pegawai ramah dan menyenangkan - 4
c.       Fasilitas yang tersedia
-          Peralatan salon yang lengkap, tempat yang nyaman dan bersih - 1
-          Peralatan salon yang lengkap, tempat nyaman, bersih dan ber-AC - 2
-          Peralatan salon lengkap dan canggih, tempat nyaman bersih dan ber-AC - 3
-          Peralatan salon lengkap, canggih dan terbaru, tempat nyaman, bersih, luas dan ber-AC  - 4
d.      Aksesibilitas
-     Terletak bukan di tepi jalan, kurang mudah dijangkau alat transportasi umum, jauh dari pusat kota - 1
-          Terletak di tepi jalan lingkungan, mudah dijangkau alat transportasi, namun jauh dari pusat kota - 2
-          Terletak di tepi jalan utama, mudah dijangkau alat transportasi, dekat dengan pusat kota - 3
-          Terletak di tepi jalan raya utama, mudah dijangkau oleh semua moda moda transportasi, terletak tepat di pusat kota (CBD)  - 4

Berikut adalah tabel penilaian salon di Kota Semarang :
No.
Nama Salon
Jumlah Pengunjung/hari
Biaya
Kepuasan
Fasilitas
Aksesibilitas
1
Salon A
10
4
1
1
2
2
Salon B
25
3
3
3
2
3
Salon C
33
2
4
4
2
4
Salon D
19
4
2
2
4
5
Salon E
31
1
3
4
3
6
Salon F
29
1
3
3
4
7
Salon G
40
2
4
4
3
8
Salon H
38
3
4
3
4
9
Salon I
16
1
2
4
3
10
Salon J
18
1
2
3
4
11
Salon K
28
3
4
2
3
12
Salon L
21
2
1
2
2
13
Salon M
19
2
2
3
3
14
Salon N
39
3
3
4
2
15
Salon O
38
4
2
3
3

Data – data di  atas adalah data yang akan diolah menggunakan analisis cluster. Sehingga nantinya kelima belas salon di Kota Semarang akan dikelompokkan sesuai denga kondisi yang  hampir sama dalam satu kelompok (cluster). Berikut adalah tahapan – tahapan analisis cluster :

4.      Tahapan analisis
1.        Memasukkan data yang akan dianalisis ke dalam lembar kerja SPSS.
2.       Melakukan analisis dengan cara klik analyze, lalu classify, selanjutnya pilih Hierarchichal Cluster.
3.       Memasukkan 4 variabel tadi, ke dalam kotak variabel.
4.      Menganalisis cluster degan bantuan SPSS, dengan meng-klik option yang ada di kotak dialog. Ada statistic, plot, method.
5.       Pada pilihan statistic, pilih Agglomeration schedule. Cluster membershipnya diisi 2 hingga 4, berarti kemungkinan cluster yang nanti akan terbentuk adalah 2 – 4 kelompok.
6.      Pada pilihan plots, aktifkan dendogram, lalu pada icicle, pilih none, sehingga tidak ada icicle yan gdiperlihatkan dalam bagian output.
7.       Pada pilihan Method, pilih between group linkage
8.      Lalu klik OK. Maka akan muncul output yang merupakan hasil analisisnya.

5.       Penjelasan dari output analisis yang dilakukan
Hasil output dari analisis cluster terdapat beberapa tabel. Yaitu Case Processing Summary, matrix priority, average linkage between group, Cluster membership, dan bagan dendogram. Dari masing – masing tabel dapat ditarik kesimpulannya sesuai dengan jenis analisisnya. Setelah itu diambil keputusannya berdasarkan ketentuan yang digunakan.
Dengan tabel – tabel hasil output, maka didapatkan cluster – cluster yang telah memiliki anggota masing – masing sesuai dengan kesamaan karakteristiknya. Dari output analisis yang dilakukan dapat dilihat pembagian clusternya, ada yang terbagi menjadi 2, terbagi menjad 3 atau terbagi menjadi 4. Masing – masing data salon telah menjadi anggota dari cluster – cluster yang terbentuk.
Hasil output analisis pun didapat sebuah dendogram. Dengan dendogram ini, dapat diketahui juga kelompok – kelompok atau cluster – cluster yang terbentuk. Hanya, pada dendogram bentuknya berupa garis – garis, agar lebih mudah memahami. Dari data yang didapat dari dendogram, maka tampak bahwa dari data – data yang dianalisis akan tergabung menajdi satu cluster.
 

live and life Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea