Sabtu, 19 Januari 2013

Pengembangan Industri Kecil dan Menengah melalui Pendekatan Klaster

Diposting oleh nuratnamukti di 07.29

Di dalam tulisan ini penulis akan menyampaikan suatu opini bahwa perekonomian daerah dapat ditingkatkan dengan cara mengembangkan industri – industri kecil menengah (IKM) yang ada di daerah tersebut. Hal ini yang sekarang banyak dipikirkan oleh pemerintah daerah di Indonesia. Oleh karena itu munculah suatu konsep pengembangan potensi lokal melalui pendekatan klaster industri kecil menengah untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Menurut BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), klaster industri merupakan kelompok usaha spesifik yang dihubungkan oleh jaringan mata rantai proses penciptaan / peningkatan nilai tambah, baik melalui hubungan bisnis maupun non bisnis. Adanya pengembangan klaster industri, merupakan solusi yang dinilai paling efektif dalam pengembangan ekonomi lokal suatu daerah. Sebab dengan pengembangan klaster industri, berarti mengembangkan industri yang bersifat luas (broad base) dan terfokus (spesialisasi) pada jenis-jenis produk yang berpeluang memiliki daya saing internasional yang tinggi di pasar domestik dan global. Sehingga daerah tersebut memiliki daya saing tersendiri terhadap daerah lain. (BPPT)
Sektor industri kecil dan menengah dinilai dapat meningkatkan perekonomian daerah sejak tahun 1970-an dimana muncul krisis ekonomi di Indonesia ini. Krisis ekonomi yang muncul menjadikan efek yang buruk bagi perekonomian di Indonesia, khususnya industri besar. Namun hal itu tidak berpengaruh pada industri kecil menengah, dimana IKM tersebut justru mengalami peningkatan. Oleh karena itu peluang tersebut muncul untuk meningkatkan produktifitas IKM untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Indonesia ini memiliki industri kecil menengah yang jumlahnya banyak, sesuai dengan data dari BPS bahwa industri kecil menengah mendominasi struktur industri di Indonesia. Sehingga jika dikembangkan secara intensif dan berkelanjutan, cepat atau lambat hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Industri kecil menengah ini merupakan industri berbasis masyarakat, artinya diproduksi dan dikelola oleh masyarakat, maka hasil yang akan diperoleh pun berdampak langsung pada masyarakat. Jika di setiap daerah IKM dikembangkan secara baik, maka tak ayal perekonomian masyarakat meningkat, yang akhirnya pendapatan daerah pun meningkat. Alferd Marshall juga telah melihat potensi klater industri yang di dalamnya terdapat IKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Oleh karena itu, pemerintah mengusulkan konsep untuk mengembangkan industri kecil menengah tersebut, salah satunya melalui klaster industri ini. Klaster digunakan karena sebagian besar IKM tersebut cenderung mengelompok di dalam wilayah tertentu. Ada berbagai macam jenis klaster industri khususnya di Jawa Tengah seperti klaster batik di Pekalongan, klaster ukiran kayu di Jepara, klaster industri knalpot di Purbalingga, klaster industri meubel di Blora dan sebagainya.
Klaster tidak hanya ada pengelompokan industri – industri tersebut, tapi harus ada keterkaitan. Yaitu keterkaitan antara industri inti dengan industri terkait, industri pemasok, industri pendukung, dan pembeli, yang kesemuanya didukung oleh institusi pendukung. Namun tidak semua klaster dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Di sinilah yang terkadang membuat klaster industri kecil di Indonesia kurang berkembang, yaitu karena kurangnya koordinasi antar industri dan kurangnya pelibatan pemerintah dalam pengembangan klaster. Pemerintah cenderung lepas tangan. setelah menciptakan klaster - klaster industri, pemerintah kurang mengontrol keberjalanan industri ini.  Selain itu kurangnya inovasi juga berpengaruh pada tidak optimalnya klaster, sehingga klaster yang telah terbentuk kurang bersaing di pasar. Misalnya yang sering terjadi yaitu barang produksi lokal tergerus oleh adanya barang-barang dari luar.
Sehingga, agar pengembangan klaster dapat optimal, diharuskan peran dari berbagai pihak. Pemerintah perlu mendorong adanya teknologi baru sebagai inovasi di dalam industri kecil menengah tersebut, agar proses produksi pun dapat meningkat baik secara kuantitas dan kualitas, sehingga dapat bersaing di pasar baik nasional maupun internasional. Sedangkan yang kini ada di lapangan bahwa hasil produksi klaster kurang bersaing di pasar, namun justru saling bersaing antar industri di dalam suatu klaster tersebut. Hal ini contohnya seperti pada klaster batik Pekalongan atau klaster Cibaduyut. Sehingga diperlukan pemahaman kembali kepada setiap aktor yang terlibat dalam klaster agar bekerja bersama-sama tanpa saling menjatuhkan. Dengan demikian tercipta suatu klaster IKM yang produktif, dapat bersaing di pasar nasional dan internasional tanpa saling menjatuhkan satu sama lain. Jika hal demikian bisa terjadi maka klaster IKM dapat berkembang, sehingga masyarakat yang terlibat langsung pun ikut merasakan dampaknya. Sehingga jika setiap daerah menerapkan pendekatan semacam ini, maka seluruh daerah bisa jadi mengalami peningkatan perekonomian.
Dengan demikian, jelaslah sudah bahwa perekonomian suatu daerah dapat mengalami peningkatan melalui cara mengembangkan kembali klaster – klaster industri kecil dan menengah. Dengan catatan, perlu pelibatan banyak aktor yang fokus menjalankan pengembangan IKM tersebut.

Nur Ratna Mukti
Tugas MKP Pengembangan Lokal

0 komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 19 Januari 2013

Pengembangan Industri Kecil dan Menengah melalui Pendekatan Klaster

Diposting oleh nuratnamukti di 07.29

Di dalam tulisan ini penulis akan menyampaikan suatu opini bahwa perekonomian daerah dapat ditingkatkan dengan cara mengembangkan industri – industri kecil menengah (IKM) yang ada di daerah tersebut. Hal ini yang sekarang banyak dipikirkan oleh pemerintah daerah di Indonesia. Oleh karena itu munculah suatu konsep pengembangan potensi lokal melalui pendekatan klaster industri kecil menengah untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Menurut BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), klaster industri merupakan kelompok usaha spesifik yang dihubungkan oleh jaringan mata rantai proses penciptaan / peningkatan nilai tambah, baik melalui hubungan bisnis maupun non bisnis. Adanya pengembangan klaster industri, merupakan solusi yang dinilai paling efektif dalam pengembangan ekonomi lokal suatu daerah. Sebab dengan pengembangan klaster industri, berarti mengembangkan industri yang bersifat luas (broad base) dan terfokus (spesialisasi) pada jenis-jenis produk yang berpeluang memiliki daya saing internasional yang tinggi di pasar domestik dan global. Sehingga daerah tersebut memiliki daya saing tersendiri terhadap daerah lain. (BPPT)
Sektor industri kecil dan menengah dinilai dapat meningkatkan perekonomian daerah sejak tahun 1970-an dimana muncul krisis ekonomi di Indonesia ini. Krisis ekonomi yang muncul menjadikan efek yang buruk bagi perekonomian di Indonesia, khususnya industri besar. Namun hal itu tidak berpengaruh pada industri kecil menengah, dimana IKM tersebut justru mengalami peningkatan. Oleh karena itu peluang tersebut muncul untuk meningkatkan produktifitas IKM untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Indonesia ini memiliki industri kecil menengah yang jumlahnya banyak, sesuai dengan data dari BPS bahwa industri kecil menengah mendominasi struktur industri di Indonesia. Sehingga jika dikembangkan secara intensif dan berkelanjutan, cepat atau lambat hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Industri kecil menengah ini merupakan industri berbasis masyarakat, artinya diproduksi dan dikelola oleh masyarakat, maka hasil yang akan diperoleh pun berdampak langsung pada masyarakat. Jika di setiap daerah IKM dikembangkan secara baik, maka tak ayal perekonomian masyarakat meningkat, yang akhirnya pendapatan daerah pun meningkat. Alferd Marshall juga telah melihat potensi klater industri yang di dalamnya terdapat IKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Oleh karena itu, pemerintah mengusulkan konsep untuk mengembangkan industri kecil menengah tersebut, salah satunya melalui klaster industri ini. Klaster digunakan karena sebagian besar IKM tersebut cenderung mengelompok di dalam wilayah tertentu. Ada berbagai macam jenis klaster industri khususnya di Jawa Tengah seperti klaster batik di Pekalongan, klaster ukiran kayu di Jepara, klaster industri knalpot di Purbalingga, klaster industri meubel di Blora dan sebagainya.
Klaster tidak hanya ada pengelompokan industri – industri tersebut, tapi harus ada keterkaitan. Yaitu keterkaitan antara industri inti dengan industri terkait, industri pemasok, industri pendukung, dan pembeli, yang kesemuanya didukung oleh institusi pendukung. Namun tidak semua klaster dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Di sinilah yang terkadang membuat klaster industri kecil di Indonesia kurang berkembang, yaitu karena kurangnya koordinasi antar industri dan kurangnya pelibatan pemerintah dalam pengembangan klaster. Pemerintah cenderung lepas tangan. setelah menciptakan klaster - klaster industri, pemerintah kurang mengontrol keberjalanan industri ini.  Selain itu kurangnya inovasi juga berpengaruh pada tidak optimalnya klaster, sehingga klaster yang telah terbentuk kurang bersaing di pasar. Misalnya yang sering terjadi yaitu barang produksi lokal tergerus oleh adanya barang-barang dari luar.
Sehingga, agar pengembangan klaster dapat optimal, diharuskan peran dari berbagai pihak. Pemerintah perlu mendorong adanya teknologi baru sebagai inovasi di dalam industri kecil menengah tersebut, agar proses produksi pun dapat meningkat baik secara kuantitas dan kualitas, sehingga dapat bersaing di pasar baik nasional maupun internasional. Sedangkan yang kini ada di lapangan bahwa hasil produksi klaster kurang bersaing di pasar, namun justru saling bersaing antar industri di dalam suatu klaster tersebut. Hal ini contohnya seperti pada klaster batik Pekalongan atau klaster Cibaduyut. Sehingga diperlukan pemahaman kembali kepada setiap aktor yang terlibat dalam klaster agar bekerja bersama-sama tanpa saling menjatuhkan. Dengan demikian tercipta suatu klaster IKM yang produktif, dapat bersaing di pasar nasional dan internasional tanpa saling menjatuhkan satu sama lain. Jika hal demikian bisa terjadi maka klaster IKM dapat berkembang, sehingga masyarakat yang terlibat langsung pun ikut merasakan dampaknya. Sehingga jika setiap daerah menerapkan pendekatan semacam ini, maka seluruh daerah bisa jadi mengalami peningkatan perekonomian.
Dengan demikian, jelaslah sudah bahwa perekonomian suatu daerah dapat mengalami peningkatan melalui cara mengembangkan kembali klaster – klaster industri kecil dan menengah. Dengan catatan, perlu pelibatan banyak aktor yang fokus menjalankan pengembangan IKM tersebut.

Nur Ratna Mukti
Tugas MKP Pengembangan Lokal

0 komentar on "Pengembangan Industri Kecil dan Menengah melalui Pendekatan Klaster"

Posting Komentar

 

live and life Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea