Minggu, 20 Juli 2014

Mumpung Masih Muda

Diposting oleh nuratnamukti di 16.39 0 komentar
Sebenernya lagi banyak kerjaan dan dikejar deadline, tapi bosen, jenuh dan akhirnya buka-buka foto lama dan kutemukan foto-foto ini.. hahaa

Aku bersyukur hidup di tengah - tengah sahabat yang sangat baik seperti kalian.
Sahabat yang baik adalah sahabat yang ada saat kita sedih dan menangis, tidak hanya ada saat kita sedang bahagia. Yah, kalo kita sedang bahagia juga siapa aja suka kan dekat-dekat dengan kita. Tapi kalau kita ada masalah, kalau kita sedih, kalau kita sakit, akan kelihatan siapa yang benar-benar ada untuk kita. 

Aku ingat ketika aku sakit, siapa yang mengantarkan aku ke rumah sakit, siapa yang menungguiku di rumah sakit saat orang tua ku belum datang, siapa yang menghiburku, siapa yang menemaniku saat check up, siapa yang datang memberikan semangat sebelum aku operasi.. dan kelihatan, siapa yang aku kira sahabat tapi di saat aku butuh justru pergi, dan kelihatan siapa yang aku kira tidak peduli tapi ternyata sangat peduli, dan sangat terlihat orang-orang yang dateng saat dia ada maunya. hahaa..

Aku ingat juga saat kita saling berpelukan menghibur sahabat kita yang sedang patah hati. Aku ingat saat kita berpanas-panasan mengantarkan sahabat kita survey penelitian skripsi. Aku ingat ketika ulang tahun siapa yang memberikan kita kue. Aku ingat semuanya..

Teman itu datang silih berganti, tapi sahabat akan selamanya di hati :D
Terimakasih yang telah menemaniku selama ini. Entahlah, selepas kelulusan ini mungkin kita akan berpisah. tapi aku harap, silaturahim tetap terjaga..


Terimakasih untuk :
Ranella Deliana yang bingungan dan rempong
Rischa Oktari Sari si Duta Difabel yang cantik dan cempreng
Rizka Fadhilah Adnin yang rame, tapi gak sabaran dan kadang emosional
Nurul Fitriyani yang muda tapi dewasa dan kalo kurus pasti lebih cantik
Laella Nuzulia yang kadang ribet dan suka curhat dimana-mana
Gita Amalia Octavianingrum yang lucu polos dan lugu
Yeda Nurul yang kalem, rajin, tapi selalu ketinggalan info up to date
Dhyah Puspita Dewi yang kayaknya kalem tapi ternyata sadis
Nuskhiya Asfi yang heboh dan sok sibuk banget gamau diganggu kecuali weekend
Ratri Septi Adiana yang rempongnya sama kayak aku, dan lebih cantik aura terpancar sejak berhijab


you know, I call them : Family






Mumpung masih muda.. 
Bersenang-senanglah, karena hari ini akan kita rindukan..
Sebuah kisah klasik untuk masa depan (Sheila on 7)


Photo by : Jonas Photo, Semarang

Rabu, 09 Juli 2014

Sekilas tentang Perumahan di Malaysia

Diposting oleh nuratnamukti di 16.57 2 komentar

Perumahan merupakan agenda utama bagi setiap negara di dunia, termasuk di Malaysia. Ini adalah karena perumahan bukan saja merupakan struktur fisik yang menyediakan perlindungan kepada penghuninya tetapi juga terkait erat dengan sosio ekonomi, politik (Bourne,1981).
Dasar perumahan negara adalah untuk menyediakan perumahan yang mencukupi, berkualitas dan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat terutama bagi golongan yang berpendapatan rendah. Oleh itu kerajaan di Malaysia telah membentuk dasar dan program–program tertentu bagi mencapai tujuan terkait perumahan tersebut.
Pihak yang bertanggung jawab di dalam pembangunan perumahan di Malaysia bernama Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan. Kementerian ini memainkan peranan utama dalam melaksanakan dasar-dasar Kerajaan, khususnya pembangunan rumah kos rendah dan rumah kos sederhana rendah bagi warga golongan berpendapatan rendah dan sederhana rendah agar mampu memiliki rumah. Rumah kos rendah di Malaysia juga seringkali dikenali sebagai rumah kerajaan, rumah murah, rumah kilat dan sebagainya.

a.        Perkembangan Permukiman
Pemukiman penduduk di Malaysia ini berawal dari pembangunan pelabuhan di kawasan semenanjung Malaya kemudian seiring dengan perkembangan pelabuhan yang pesat, dibangun pemukiman penduduk dalam kawasan pelabuhan ini. Lalu lambat laun permukiman penduduk tersebut menjadi sebuah kota yang cukup megah kala itu. Pembangunan pemukiman penduduk negara Malaysia kian berkembang setelah negara ini meraih kemerdekaan pada tanggal 31 Agustus 1957 dengan arsitektur gedung pemukiman penduduk cukup modern, meski pemukiman penduduk masih didominasi rumah pribadi saat itu. Pasca Malaysia meraih kemerdekaan pembangunan pemukiman penduduk di Malaysia cepat berkembang begitu pesat apalagi memasuki tahun 1980-an di bawah pemerintahan PM Mahathir Muhammad pembangunan pemukiman penduduk di negara ini memasuki fase baru melalui pelbagai megaproyek pemukiman penduduk seperti :perumahan,real estate, apartement, villa dan megaproyek menara kembar petronas,istana pemerintahan Putrajaya yang mewah dan inovatif. Pembangunan pemukiman pada masa Mahathir Muhammad boleh dibilang fantatis dan inovatif dengan pelbagai pembangunan pemukiman yang cukup mewah, megah dan dengan model bangunan pemukiman yang menjulang tinggi bagai pencakar langit seperti apartement, rumah susun, perumahan, real estate misalnya tidak kalah dengan negara lain. Pembangunan pemukiman penduduk memasuki 2002-an atau 10 tahun terakhir di kawasan Malaysia terus mengalami kemajuan yang berarti dengan pertumbuhan proyek propety yang cukup tinggi dengan arsitektur yang mewah, megah dan inovatif mencakup hampir seluruh wilayah Malaysia.

b.        Sistem Penyediaan Rumah
Sistem penyediaan rumah di Malaysia dikelola oleh MHSG (Ministry of Housing and Local Government). MHSG ini memiliki tujuan untuk menciptakan lingkungan permukiman yang nyaman serta melayani masyarakat dengan sebaik mungkin untuk menciptakan permukiman yang berkualitas dan seimbang secara sosial ekonomi.
Di Malaysia ini, arah pembangunan rumah sudah ke rusun meskipun masih banyak landed house. Rumah susun tersebut biasanya cenderung diperuntukkan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah. Sedangkan untuk rumah biasa (landed house) biasanya diperuntukkan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas.




Rumah susun di Kuala Lumpur Malaysia, untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah





Dalam perlaksanaan program perumahan, pemerintah bukan saja melibatkan sektor publik tetapi juga sektor swasta. Sektor publik berperan melaksanakan program perumahan terutama bagi golongan berpendapatan rendah. Sedangkan pihak swasta lebih kepada pembangunan perumahan khususnya bagi golongan sederhana dan penghasilan tinggi. Berbeda dengan apa yang terjadi di Negara Indonesia dimana sistim penyediaan perumahan sosial hampir 70 persen dimiliki oleh  sektor swasta, yang akhirnya menyebaban harga rumah meningkat dengan tinggi. Sehingga para calon pemilik rumah merasa tidak mampu untuk memiliki rumah tersebut.
Pihak kerajaan dan pihak swasta selalu menjadi aktor utama yang memberikan pengaruh terhadap penyediaan perumahan sosial, baik dalam proses pengambilan keputusan, juga dalam proses penjualan perumahan. Pihak penting lainnya yang berengaruh dalam proses penyediaan perumahan ini ialah professional, seperti para arsitek, engineer dan quantity surveyor. Dengan adanya campur tangan kerajaan diharapkan bahawa masyarakat dapat memliki perumahan yang affordable, sehingga permasalahan penyediaan perumahan akan terpecahkan. Penyerahan perumahan kepada sistim mekanisme pasar akan menjadikan harga rumah semakin mahal. Pihak-pihak kerajaan menyatakan bahwa penyediaan perumahan sosial oleh pihak swasta merupakan suatu hal yang tidak boleh dihindari, hal ini dikarenakan permasalahan stagnasi ekonomi, dan permasalahan kewangan kerajaan yang tidak meningkat sesuai dengan pertumbuhan masyarakat.
Dengan adanya pembagian ranah kerja antara sektor pemerintah dan sektor swasta tersebut, maka setiap warga negara Malaysia dapat memiliki rumah sesuai dengan kemampuannya. Hal tersebut menjadikan Malaysia tidak memiliki perumahan illegal atau kumuh seperti yang banyak dijumpai di Indonesia.

c.         Sarana dan Prasarana Pendukung Permukiman
Salah satu peran utama MHLG adalah untuk menciptakan perumahan yang layak dan harmonis serta penyediaan mata pencaharian masyarakat yang lebih baik, dan yang dilengkapi dengan fasilitas sosial dan fasilitas rekreasi.
Pembangunan pemukiman di negara ini juga dilengkapi fasilitas modern poliklinik, sekolah, bank, swalayan, kantor pos dan juga penghijauan kota dengan pembangunan taman-taman kota yang inovatif membuat panorama alam daerah pemukiman penduduk indah serta asri.

d.        Sistem Kepemilikan Tanah dan Bangunan
Sistem kepemilikan tanah di Malaysia dimiliki sepenuhnya oleh kerajaan. Sehingga masyarakat terutama yang tinggal di rumah susun hanya memiliki hak taas rumah saja. Selain itu, jika ingin memiliki rumah harus mengajukan izin terlebih dahulu kepada kementrian terkait.

e.         Slum and Squatter Area
Pemerintah telah memutuskan bahwa rumah yang akan dibangun oleh MHLG yaitu Program Perumahan Rakyat (PPR). Selain itu, MHLG harus memastikan bahwa 40% rumah tangga dengan penghasilan kurang dari 2500 RM per bulannya dan penghuni perumahan liar dapat memiliki rumah permanen yang lebih nyaman, santai dan lingkungan yang sehat. Ini adalah salah satu rencana alaysia bahwa pemerintah tidak hanya telah menyediakan perumahan bagi masyarakat sejak kemerdekaan negara itu pada tahun 1957 tetapi juga untuk menjaga value chain.
Solusi yang Malaysia keluarkan untuk mengatasi permukiman kumuh adalah adanya pembangunan rumah susun. Pengembangan rumah susun ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan permukiman kumuh di Malaysia.
Malaysia dapat dibilang sukses menyelesaikan masalah permukiman kumuh. Malaysia memulai menata dan membina masyarakat yang tinggal di kawasan kumuh sejak 1998 dalam program 'visi malaysia bebas kumuh 2005'.
Dengan kesadaran sendiri masyarakat pun bersedia menempati rumah susun milik dan sewa yang telah dipersiapkan secara matang oleh pemerintah. Meski banyak yang menentang, Malaysia pun berhasil mewujudkan visinya hanya dalam tujuh tahun.



f.         Penyediaan Rumah bagi yang Tidak Mampu
Di Malaysia, prinsip yang selalu dipegang dalam penyediaan perumahan adalah affordability. Kata Affordable housing sudah merupakan kata yang sangat awam untuk didengar, akan tetapi apa sebenarnya arti dari affordable tersebut, pihak kerajaan mengatakan bahwa konsep affordable housing berarti tersedianya rumah yang berkualitas dan dapat meningkatkan kualitas kehidupan penguninya untuk setiap golongan masyarakat.
Agar dapat terjangkau untuk semua masyarakat Malaysia, pemerintah kerajaan Malaysia juga memberikan subsidi perumahan untuk masyarakatnya. Subsidi perumahan dari aspek penawaran dibuat dalam dua cara:
a.         Merendahkan harga dan risiko bagi pemberi pinjaman swasta dalam memberi pinjaman perumahan samada untuk perumahan berpendapatan rendah dan sederhana.  Misalnya penarikan pajak yang tidak bermotifkan keuntungan, peruntukan pinjaman di bawah harga pasaran, dan kredit.
b.         Peminjaman Kerajaan secara langsung yaitu yang berkaitan pembiayaan, penyediaan infrastuktur, penyediaan tanah dan pembinaan dan pengurusan perumahan yang disubsidi untuk tujuan penyewaan dan kepemilikan.

Minggu, 09 Maret 2014

Sustainable Shopping Center di Singapore, Malaysia dan Indonesia

Diposting oleh nuratnamukti di 14.18 0 komentar
Shopping center (pusat perbelanjaan) adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan (tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi) di bidang barang maupun jasa yang sifat kegiatannya untuk melayani umum dan lingkungan sekitarnya atau dapat juga diartikan sebagai tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek. Definisi lain shopping center adalah suatu wadah yang berisi sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari shopping center ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani. Semakin besar pelayanan pasar seperti contohnya melayani masyarakat internasional maka semakin luas shopping center ini dan sebaliknya.
Menurut International Council of Shopping Center (ICSC) bentuk pusat perbelanjaan secara umum dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu :  strip center dan mall.  Strip center adalah pusat perbelanjaan berbentuk  outlet yang berjejer dan bersatu sebagai gabungan dari kegiatan  perdagangan eceran,  bagian depan toko umumnya  dilengkapi dengan  kanopi. Sedangkan mall adalah bangunan tertutup dengan  pengatur suhu, memiliki koridor dengan posisi toko yang saling berhadapan, umumnya bentuk mall ini dibangun dalam standar pusat perbelanjaan tipe regional center atau  super regional center. Berbeda dengan strip center yang  cenderung  bersifat  terbuka (outdoor), mall adalah pusat perbelanjaan yang  sifatnya  tertutup (indoor).
Bagi sebagian pihak, pembangunan pusat perbelanjaan dianggap memberikan dampak positif bagi kota, terutama jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, seperti penyerapan tenaga kerja dan sumbangan pajak, selain itu, keberadaan pusat perbelanjaan juga dianggap berkontribusi pada perkembangan kota, terutama pusat perbelanjaan modern.
Walaupun secara fungsional shopping center dibangun sebagai pusat kegiatan ekonomi, namun shopping center juga dapat dilihat dari segi sosialnya. Dari segi sosialnya, shopping center tidak hanya sebagai tempat untuk membeli produk atau  jasa tetapi dapat juga sebagai tempat untuk melihat-lihat, tempat bersenang-senang, tempat rekreasi, tempat yang dapat menimbulkan  rangsangan yang mendorong orang untuk membeli, tempat bersantai dan bersosialisasi. Namun,  keberadaan  shopping center juga memiliki beberapa dampak negatif bagi suatu kota terutama dalam hal lingkungan. Seperti kemacetan lalu lintas, hal ini disebabkan oleh sifat dari pusat perbelanjaan sebagai konsentrasi massa dan lokasi berdirinya yang dekat dengan jalan raya, apalagi jika jarak antar pusat perbelanjaan berdekatan, tentu saja kemacetan lalu lintas akan menjadi semakin parah dan perdampak pula pada polusi asap kendaraan bermotor. Selain itu, keberadaan pusat perbelanjaan modern juga kerap memberikan masalah bagi lingkungan terkait dengan konversi daerah resapan air dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi kegiatan perdagangan dan jasa. Namun walaupun demikian pembangunan shopping center kini sangat berkembang di berbagai kota karena memiliki daya tarik tersendiri. Hal tersebut terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, maupun negara maju seperti Singapore dan Malaysia.
Di Singapore, dapat dengan mudah dijumpai pusat perbelanjaan, baik mal ataupun market atau strip center. Salah satu shopping center yang terkenal di Singapore adalah kawasan Orchard Road. Orchard road merupakan salah satu jalan yang ada di Singapore dimana merupakan kompleks mal – mal besar, megah dan terkenal dengan barang – barang kelas atas dan mahal. Sedangkan shopping center tradisional yang terkenal terdapat Chinatown, Bugis Street, dan Mustafa Centre. Barang-barang yang dijual di tempat tersebut jauh lebih murah daripada di kawasan Orchard Road. Berbeda dengan Orchard Road yang menjual pakaian, sepatu, atau jam tangan dengan brand ternama, Chinatown, Bugis Street dan Mustafa Centre, barang yang dijual dengan harga murah dan rata-rata merupakan souvenir atau oleh-oleh khas Singapore.
Ini di depan kompleks China Town Singapore (maap gak sempet rotate picture haha)

Komplek Chinatown Singapore

Bersama Teman - teman di Bagian Depan Kompleks Chinatown Singapore

Dilihat dari aspek sustainable development, shopping center di Singapore sangat sustainable. Secara ekonomi jelas sangat mendukung perekonomian Singapore dimana tempat-tempat ini banyak dikunjungi warga dari berbagai belahan dunia untuk wisata belanja. Secara sosial, telah disinggung di atas bahwa shopping center dapat dijadikan sebagai tempat bersantai dan bersosialisasi. Sebagai contoh banyak di kawasan Chinatown maupun Orchard Road disediakan sitting group sebagai tempat bersantai dan duduk-duduk.
Di Singapore tidak tampak adanya kemacetan lalu lintas di sekitar shopping center seperti yang tampak di Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat Singapore yang memang lebih banyak menggunakan transportasi public daripada kendaraan pribadi. Selain itu pemerintah Singapore juga telah menyediakan stasiun MRT di setiap titik – titik pusat perbelanjaan tersebut. Tak hanya itu, dilengkapi juga dengan halte – halte bus sehingga menjadikan orang-orang dengan mudah menjangkau pusat perbelanjaan tersebut serta aman, nyaman dan ramah lingkungan. Selain itu di tepi jalan kawasan Orchard Road pun ditanami pepohonan yang memberikan kesan sejuk bagi para pedestrian.

Kawasan Orchard Road, Singapore

Begitupun dengan di Malaysia, akan banyak ditemukan pusat – pusat perbelanjaan terutama di Kuala Lumpur, Selangor dan Johor. Mal dapat ditemukan di pusat kota seperti di KLCC berdekatan dengan Twin Tower, atau Johor Premium Outlet dimana berisi outlet – outlet fashion atau asesoris dengan brand ternama namun outlet tersebut tidak disatukan dalam bangunan mal melainkan outlet–outlet yang berjajar dalam satu kawasan yang didesain dengan menarik. Sedangkan untuk pasar tradisionalnya, terdapat Central Market (Pasar Seni) dan Chinatown (Petaling Street). Di sana banyak menjual berbagai macam oleh–oleh atau cinderamata khas Malaysia.
Hampir sama dengan Singapore, Malaysia sudah berusaha membuat shopping centre yang sustainable. Seperti contohnya Johor Premium Outlet yang memilki konsep outlet yang berjajar dimana bagian luar didesain banyak taman – taman, kolam, sehingga Ruang Terbuka Hijau tetap terjaga. Secara sosial d Johor Premium Otlet juga memiliki ruang – ruang interaksi seperti sitting group dan cafĂ©. Walaupun transportasi umum seperti MRT belum menjangkau kawasan ini, namun Johor Premium Outlet ini dibangun di lahan yang luas serta jalan untuk mengaksesnya juga lebar sehingga tidak menyebabkan kemacetan.

Outlet- Outlet di Komplek Johor Premium Outlet, Malaysia

Namun di Central Market yang letaknya di pusat kota Kuala Lumpur menjadikan jalan di sekitar kawasan Central Market ini menjadi padat kendaraan. Begitupun dengan lahan parkir yang kurang mencukupi para pengunjung sehingga terdapat mobil yang parkir di tepi jalan, bukan di lahan parkir yang disediakan. Hal ini mungkin yang menjadikan Central Market kurang sustainable secara lingkungan.

Pintu Masuk Central Market, Malaysia

Sedangkan di Indonesia, khususnya di Semarang juga memiliki kawasan shopping center yaitu di kawasan Simpang Lima dimana terdapat mal – mal. Selain itu juga di Jalan Pemuda dimana terdapat DP mal dan Paragon. Dikaji dari sustainability-nya, apa yang ada di Semarang jauh berbeda dibandingkan apa yang terjadi di Malaysia dan Singapore. Secara ekonomi mungkin keberadaan shopping center ini jelas mampu memberikan pendapatan baik masyarakat maupun pemerintah, namun di sisi lain adanya shopping center ini menimbulkan adanya pelaku – pelaku ekonomi informal, dimana banyak terdapat pedagang kaki lima yang akhirnya membuat kesan tidak rapi, kurang bersih dan kumuh di lingkungan bagian luar mal. Ditinjau dari segi lingkungannya pun di kawasan simpang lima masih terganggu oleh masalah kemacetan. Apalagi jika pada hari – hari weekend sangat terlihat kemacetan kendaraan bermotor di sepanjang jalan di Simpang Lima. Selain itu manajemen parkir yang kurang ter-manage dengan baik sehingga trotoar atau badan jalan kerap digunakan sebagai lahan parkir. Hal ini jelas mengganggu sirkulasi dan menambah kemacetan. Kondisi Indonesia yang memang sangat berbeda dengan Malaysia dan Singapore menjadikan karakteristik yang berbeda pula. Jika di Indonesia masyarakat masih banyak menggunakan kendaraan pribadi maka seharusnya pembangunan shopping center mampu melayani kebutuhan tempat parkir tersebut. Sehingga tidak mengganggu atau menambah masalah yang lain.
Kawasan Simpang Lima, Semarang

Dengan demikian, ukuran sustainable di masing – masing negara dapat berbeda – beda sesuai kondisinya. Jika di Singapore dan Malaysia memang  kondisi negaranya yang sudah sustainable, sehingga konsep shopping center pun dibuat sustainable. Berbeda dengan Indonesia yang kurang sustainable sehingga sampai hal kecil pun tidak didesain dan dikelola secara sustainable.

Minggu, 20 Juli 2014

Mumpung Masih Muda

Diposting oleh nuratnamukti di 16.39 0 komentar
Sebenernya lagi banyak kerjaan dan dikejar deadline, tapi bosen, jenuh dan akhirnya buka-buka foto lama dan kutemukan foto-foto ini.. hahaa

Aku bersyukur hidup di tengah - tengah sahabat yang sangat baik seperti kalian.
Sahabat yang baik adalah sahabat yang ada saat kita sedih dan menangis, tidak hanya ada saat kita sedang bahagia. Yah, kalo kita sedang bahagia juga siapa aja suka kan dekat-dekat dengan kita. Tapi kalau kita ada masalah, kalau kita sedih, kalau kita sakit, akan kelihatan siapa yang benar-benar ada untuk kita. 

Aku ingat ketika aku sakit, siapa yang mengantarkan aku ke rumah sakit, siapa yang menungguiku di rumah sakit saat orang tua ku belum datang, siapa yang menghiburku, siapa yang menemaniku saat check up, siapa yang datang memberikan semangat sebelum aku operasi.. dan kelihatan, siapa yang aku kira sahabat tapi di saat aku butuh justru pergi, dan kelihatan siapa yang aku kira tidak peduli tapi ternyata sangat peduli, dan sangat terlihat orang-orang yang dateng saat dia ada maunya. hahaa..

Aku ingat juga saat kita saling berpelukan menghibur sahabat kita yang sedang patah hati. Aku ingat saat kita berpanas-panasan mengantarkan sahabat kita survey penelitian skripsi. Aku ingat ketika ulang tahun siapa yang memberikan kita kue. Aku ingat semuanya..

Teman itu datang silih berganti, tapi sahabat akan selamanya di hati :D
Terimakasih yang telah menemaniku selama ini. Entahlah, selepas kelulusan ini mungkin kita akan berpisah. tapi aku harap, silaturahim tetap terjaga..


Terimakasih untuk :
Ranella Deliana yang bingungan dan rempong
Rischa Oktari Sari si Duta Difabel yang cantik dan cempreng
Rizka Fadhilah Adnin yang rame, tapi gak sabaran dan kadang emosional
Nurul Fitriyani yang muda tapi dewasa dan kalo kurus pasti lebih cantik
Laella Nuzulia yang kadang ribet dan suka curhat dimana-mana
Gita Amalia Octavianingrum yang lucu polos dan lugu
Yeda Nurul yang kalem, rajin, tapi selalu ketinggalan info up to date
Dhyah Puspita Dewi yang kayaknya kalem tapi ternyata sadis
Nuskhiya Asfi yang heboh dan sok sibuk banget gamau diganggu kecuali weekend
Ratri Septi Adiana yang rempongnya sama kayak aku, dan lebih cantik aura terpancar sejak berhijab


you know, I call them : Family






Mumpung masih muda.. 
Bersenang-senanglah, karena hari ini akan kita rindukan..
Sebuah kisah klasik untuk masa depan (Sheila on 7)


Photo by : Jonas Photo, Semarang

Rabu, 09 Juli 2014

Sekilas tentang Perumahan di Malaysia

Diposting oleh nuratnamukti di 16.57 2 komentar

Perumahan merupakan agenda utama bagi setiap negara di dunia, termasuk di Malaysia. Ini adalah karena perumahan bukan saja merupakan struktur fisik yang menyediakan perlindungan kepada penghuninya tetapi juga terkait erat dengan sosio ekonomi, politik (Bourne,1981).
Dasar perumahan negara adalah untuk menyediakan perumahan yang mencukupi, berkualitas dan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat terutama bagi golongan yang berpendapatan rendah. Oleh itu kerajaan di Malaysia telah membentuk dasar dan program–program tertentu bagi mencapai tujuan terkait perumahan tersebut.
Pihak yang bertanggung jawab di dalam pembangunan perumahan di Malaysia bernama Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan. Kementerian ini memainkan peranan utama dalam melaksanakan dasar-dasar Kerajaan, khususnya pembangunan rumah kos rendah dan rumah kos sederhana rendah bagi warga golongan berpendapatan rendah dan sederhana rendah agar mampu memiliki rumah. Rumah kos rendah di Malaysia juga seringkali dikenali sebagai rumah kerajaan, rumah murah, rumah kilat dan sebagainya.

a.        Perkembangan Permukiman
Pemukiman penduduk di Malaysia ini berawal dari pembangunan pelabuhan di kawasan semenanjung Malaya kemudian seiring dengan perkembangan pelabuhan yang pesat, dibangun pemukiman penduduk dalam kawasan pelabuhan ini. Lalu lambat laun permukiman penduduk tersebut menjadi sebuah kota yang cukup megah kala itu. Pembangunan pemukiman penduduk negara Malaysia kian berkembang setelah negara ini meraih kemerdekaan pada tanggal 31 Agustus 1957 dengan arsitektur gedung pemukiman penduduk cukup modern, meski pemukiman penduduk masih didominasi rumah pribadi saat itu. Pasca Malaysia meraih kemerdekaan pembangunan pemukiman penduduk di Malaysia cepat berkembang begitu pesat apalagi memasuki tahun 1980-an di bawah pemerintahan PM Mahathir Muhammad pembangunan pemukiman penduduk di negara ini memasuki fase baru melalui pelbagai megaproyek pemukiman penduduk seperti :perumahan,real estate, apartement, villa dan megaproyek menara kembar petronas,istana pemerintahan Putrajaya yang mewah dan inovatif. Pembangunan pemukiman pada masa Mahathir Muhammad boleh dibilang fantatis dan inovatif dengan pelbagai pembangunan pemukiman yang cukup mewah, megah dan dengan model bangunan pemukiman yang menjulang tinggi bagai pencakar langit seperti apartement, rumah susun, perumahan, real estate misalnya tidak kalah dengan negara lain. Pembangunan pemukiman penduduk memasuki 2002-an atau 10 tahun terakhir di kawasan Malaysia terus mengalami kemajuan yang berarti dengan pertumbuhan proyek propety yang cukup tinggi dengan arsitektur yang mewah, megah dan inovatif mencakup hampir seluruh wilayah Malaysia.

b.        Sistem Penyediaan Rumah
Sistem penyediaan rumah di Malaysia dikelola oleh MHSG (Ministry of Housing and Local Government). MHSG ini memiliki tujuan untuk menciptakan lingkungan permukiman yang nyaman serta melayani masyarakat dengan sebaik mungkin untuk menciptakan permukiman yang berkualitas dan seimbang secara sosial ekonomi.
Di Malaysia ini, arah pembangunan rumah sudah ke rusun meskipun masih banyak landed house. Rumah susun tersebut biasanya cenderung diperuntukkan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah. Sedangkan untuk rumah biasa (landed house) biasanya diperuntukkan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas.




Rumah susun di Kuala Lumpur Malaysia, untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah





Dalam perlaksanaan program perumahan, pemerintah bukan saja melibatkan sektor publik tetapi juga sektor swasta. Sektor publik berperan melaksanakan program perumahan terutama bagi golongan berpendapatan rendah. Sedangkan pihak swasta lebih kepada pembangunan perumahan khususnya bagi golongan sederhana dan penghasilan tinggi. Berbeda dengan apa yang terjadi di Negara Indonesia dimana sistim penyediaan perumahan sosial hampir 70 persen dimiliki oleh  sektor swasta, yang akhirnya menyebaban harga rumah meningkat dengan tinggi. Sehingga para calon pemilik rumah merasa tidak mampu untuk memiliki rumah tersebut.
Pihak kerajaan dan pihak swasta selalu menjadi aktor utama yang memberikan pengaruh terhadap penyediaan perumahan sosial, baik dalam proses pengambilan keputusan, juga dalam proses penjualan perumahan. Pihak penting lainnya yang berengaruh dalam proses penyediaan perumahan ini ialah professional, seperti para arsitek, engineer dan quantity surveyor. Dengan adanya campur tangan kerajaan diharapkan bahawa masyarakat dapat memliki perumahan yang affordable, sehingga permasalahan penyediaan perumahan akan terpecahkan. Penyerahan perumahan kepada sistim mekanisme pasar akan menjadikan harga rumah semakin mahal. Pihak-pihak kerajaan menyatakan bahwa penyediaan perumahan sosial oleh pihak swasta merupakan suatu hal yang tidak boleh dihindari, hal ini dikarenakan permasalahan stagnasi ekonomi, dan permasalahan kewangan kerajaan yang tidak meningkat sesuai dengan pertumbuhan masyarakat.
Dengan adanya pembagian ranah kerja antara sektor pemerintah dan sektor swasta tersebut, maka setiap warga negara Malaysia dapat memiliki rumah sesuai dengan kemampuannya. Hal tersebut menjadikan Malaysia tidak memiliki perumahan illegal atau kumuh seperti yang banyak dijumpai di Indonesia.

c.         Sarana dan Prasarana Pendukung Permukiman
Salah satu peran utama MHLG adalah untuk menciptakan perumahan yang layak dan harmonis serta penyediaan mata pencaharian masyarakat yang lebih baik, dan yang dilengkapi dengan fasilitas sosial dan fasilitas rekreasi.
Pembangunan pemukiman di negara ini juga dilengkapi fasilitas modern poliklinik, sekolah, bank, swalayan, kantor pos dan juga penghijauan kota dengan pembangunan taman-taman kota yang inovatif membuat panorama alam daerah pemukiman penduduk indah serta asri.

d.        Sistem Kepemilikan Tanah dan Bangunan
Sistem kepemilikan tanah di Malaysia dimiliki sepenuhnya oleh kerajaan. Sehingga masyarakat terutama yang tinggal di rumah susun hanya memiliki hak taas rumah saja. Selain itu, jika ingin memiliki rumah harus mengajukan izin terlebih dahulu kepada kementrian terkait.

e.         Slum and Squatter Area
Pemerintah telah memutuskan bahwa rumah yang akan dibangun oleh MHLG yaitu Program Perumahan Rakyat (PPR). Selain itu, MHLG harus memastikan bahwa 40% rumah tangga dengan penghasilan kurang dari 2500 RM per bulannya dan penghuni perumahan liar dapat memiliki rumah permanen yang lebih nyaman, santai dan lingkungan yang sehat. Ini adalah salah satu rencana alaysia bahwa pemerintah tidak hanya telah menyediakan perumahan bagi masyarakat sejak kemerdekaan negara itu pada tahun 1957 tetapi juga untuk menjaga value chain.
Solusi yang Malaysia keluarkan untuk mengatasi permukiman kumuh adalah adanya pembangunan rumah susun. Pengembangan rumah susun ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan permukiman kumuh di Malaysia.
Malaysia dapat dibilang sukses menyelesaikan masalah permukiman kumuh. Malaysia memulai menata dan membina masyarakat yang tinggal di kawasan kumuh sejak 1998 dalam program 'visi malaysia bebas kumuh 2005'.
Dengan kesadaran sendiri masyarakat pun bersedia menempati rumah susun milik dan sewa yang telah dipersiapkan secara matang oleh pemerintah. Meski banyak yang menentang, Malaysia pun berhasil mewujudkan visinya hanya dalam tujuh tahun.



f.         Penyediaan Rumah bagi yang Tidak Mampu
Di Malaysia, prinsip yang selalu dipegang dalam penyediaan perumahan adalah affordability. Kata Affordable housing sudah merupakan kata yang sangat awam untuk didengar, akan tetapi apa sebenarnya arti dari affordable tersebut, pihak kerajaan mengatakan bahwa konsep affordable housing berarti tersedianya rumah yang berkualitas dan dapat meningkatkan kualitas kehidupan penguninya untuk setiap golongan masyarakat.
Agar dapat terjangkau untuk semua masyarakat Malaysia, pemerintah kerajaan Malaysia juga memberikan subsidi perumahan untuk masyarakatnya. Subsidi perumahan dari aspek penawaran dibuat dalam dua cara:
a.         Merendahkan harga dan risiko bagi pemberi pinjaman swasta dalam memberi pinjaman perumahan samada untuk perumahan berpendapatan rendah dan sederhana.  Misalnya penarikan pajak yang tidak bermotifkan keuntungan, peruntukan pinjaman di bawah harga pasaran, dan kredit.
b.         Peminjaman Kerajaan secara langsung yaitu yang berkaitan pembiayaan, penyediaan infrastuktur, penyediaan tanah dan pembinaan dan pengurusan perumahan yang disubsidi untuk tujuan penyewaan dan kepemilikan.

Minggu, 09 Maret 2014

Sustainable Shopping Center di Singapore, Malaysia dan Indonesia

Diposting oleh nuratnamukti di 14.18 0 komentar
Shopping center (pusat perbelanjaan) adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan (tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi) di bidang barang maupun jasa yang sifat kegiatannya untuk melayani umum dan lingkungan sekitarnya atau dapat juga diartikan sebagai tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek. Definisi lain shopping center adalah suatu wadah yang berisi sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari shopping center ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani. Semakin besar pelayanan pasar seperti contohnya melayani masyarakat internasional maka semakin luas shopping center ini dan sebaliknya.
Menurut International Council of Shopping Center (ICSC) bentuk pusat perbelanjaan secara umum dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu :  strip center dan mall.  Strip center adalah pusat perbelanjaan berbentuk  outlet yang berjejer dan bersatu sebagai gabungan dari kegiatan  perdagangan eceran,  bagian depan toko umumnya  dilengkapi dengan  kanopi. Sedangkan mall adalah bangunan tertutup dengan  pengatur suhu, memiliki koridor dengan posisi toko yang saling berhadapan, umumnya bentuk mall ini dibangun dalam standar pusat perbelanjaan tipe regional center atau  super regional center. Berbeda dengan strip center yang  cenderung  bersifat  terbuka (outdoor), mall adalah pusat perbelanjaan yang  sifatnya  tertutup (indoor).
Bagi sebagian pihak, pembangunan pusat perbelanjaan dianggap memberikan dampak positif bagi kota, terutama jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, seperti penyerapan tenaga kerja dan sumbangan pajak, selain itu, keberadaan pusat perbelanjaan juga dianggap berkontribusi pada perkembangan kota, terutama pusat perbelanjaan modern.
Walaupun secara fungsional shopping center dibangun sebagai pusat kegiatan ekonomi, namun shopping center juga dapat dilihat dari segi sosialnya. Dari segi sosialnya, shopping center tidak hanya sebagai tempat untuk membeli produk atau  jasa tetapi dapat juga sebagai tempat untuk melihat-lihat, tempat bersenang-senang, tempat rekreasi, tempat yang dapat menimbulkan  rangsangan yang mendorong orang untuk membeli, tempat bersantai dan bersosialisasi. Namun,  keberadaan  shopping center juga memiliki beberapa dampak negatif bagi suatu kota terutama dalam hal lingkungan. Seperti kemacetan lalu lintas, hal ini disebabkan oleh sifat dari pusat perbelanjaan sebagai konsentrasi massa dan lokasi berdirinya yang dekat dengan jalan raya, apalagi jika jarak antar pusat perbelanjaan berdekatan, tentu saja kemacetan lalu lintas akan menjadi semakin parah dan perdampak pula pada polusi asap kendaraan bermotor. Selain itu, keberadaan pusat perbelanjaan modern juga kerap memberikan masalah bagi lingkungan terkait dengan konversi daerah resapan air dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi kegiatan perdagangan dan jasa. Namun walaupun demikian pembangunan shopping center kini sangat berkembang di berbagai kota karena memiliki daya tarik tersendiri. Hal tersebut terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, maupun negara maju seperti Singapore dan Malaysia.
Di Singapore, dapat dengan mudah dijumpai pusat perbelanjaan, baik mal ataupun market atau strip center. Salah satu shopping center yang terkenal di Singapore adalah kawasan Orchard Road. Orchard road merupakan salah satu jalan yang ada di Singapore dimana merupakan kompleks mal – mal besar, megah dan terkenal dengan barang – barang kelas atas dan mahal. Sedangkan shopping center tradisional yang terkenal terdapat Chinatown, Bugis Street, dan Mustafa Centre. Barang-barang yang dijual di tempat tersebut jauh lebih murah daripada di kawasan Orchard Road. Berbeda dengan Orchard Road yang menjual pakaian, sepatu, atau jam tangan dengan brand ternama, Chinatown, Bugis Street dan Mustafa Centre, barang yang dijual dengan harga murah dan rata-rata merupakan souvenir atau oleh-oleh khas Singapore.
Ini di depan kompleks China Town Singapore (maap gak sempet rotate picture haha)

Komplek Chinatown Singapore

Bersama Teman - teman di Bagian Depan Kompleks Chinatown Singapore

Dilihat dari aspek sustainable development, shopping center di Singapore sangat sustainable. Secara ekonomi jelas sangat mendukung perekonomian Singapore dimana tempat-tempat ini banyak dikunjungi warga dari berbagai belahan dunia untuk wisata belanja. Secara sosial, telah disinggung di atas bahwa shopping center dapat dijadikan sebagai tempat bersantai dan bersosialisasi. Sebagai contoh banyak di kawasan Chinatown maupun Orchard Road disediakan sitting group sebagai tempat bersantai dan duduk-duduk.
Di Singapore tidak tampak adanya kemacetan lalu lintas di sekitar shopping center seperti yang tampak di Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat Singapore yang memang lebih banyak menggunakan transportasi public daripada kendaraan pribadi. Selain itu pemerintah Singapore juga telah menyediakan stasiun MRT di setiap titik – titik pusat perbelanjaan tersebut. Tak hanya itu, dilengkapi juga dengan halte – halte bus sehingga menjadikan orang-orang dengan mudah menjangkau pusat perbelanjaan tersebut serta aman, nyaman dan ramah lingkungan. Selain itu di tepi jalan kawasan Orchard Road pun ditanami pepohonan yang memberikan kesan sejuk bagi para pedestrian.

Kawasan Orchard Road, Singapore

Begitupun dengan di Malaysia, akan banyak ditemukan pusat – pusat perbelanjaan terutama di Kuala Lumpur, Selangor dan Johor. Mal dapat ditemukan di pusat kota seperti di KLCC berdekatan dengan Twin Tower, atau Johor Premium Outlet dimana berisi outlet – outlet fashion atau asesoris dengan brand ternama namun outlet tersebut tidak disatukan dalam bangunan mal melainkan outlet–outlet yang berjajar dalam satu kawasan yang didesain dengan menarik. Sedangkan untuk pasar tradisionalnya, terdapat Central Market (Pasar Seni) dan Chinatown (Petaling Street). Di sana banyak menjual berbagai macam oleh–oleh atau cinderamata khas Malaysia.
Hampir sama dengan Singapore, Malaysia sudah berusaha membuat shopping centre yang sustainable. Seperti contohnya Johor Premium Outlet yang memilki konsep outlet yang berjajar dimana bagian luar didesain banyak taman – taman, kolam, sehingga Ruang Terbuka Hijau tetap terjaga. Secara sosial d Johor Premium Otlet juga memiliki ruang – ruang interaksi seperti sitting group dan cafĂ©. Walaupun transportasi umum seperti MRT belum menjangkau kawasan ini, namun Johor Premium Outlet ini dibangun di lahan yang luas serta jalan untuk mengaksesnya juga lebar sehingga tidak menyebabkan kemacetan.

Outlet- Outlet di Komplek Johor Premium Outlet, Malaysia

Namun di Central Market yang letaknya di pusat kota Kuala Lumpur menjadikan jalan di sekitar kawasan Central Market ini menjadi padat kendaraan. Begitupun dengan lahan parkir yang kurang mencukupi para pengunjung sehingga terdapat mobil yang parkir di tepi jalan, bukan di lahan parkir yang disediakan. Hal ini mungkin yang menjadikan Central Market kurang sustainable secara lingkungan.

Pintu Masuk Central Market, Malaysia

Sedangkan di Indonesia, khususnya di Semarang juga memiliki kawasan shopping center yaitu di kawasan Simpang Lima dimana terdapat mal – mal. Selain itu juga di Jalan Pemuda dimana terdapat DP mal dan Paragon. Dikaji dari sustainability-nya, apa yang ada di Semarang jauh berbeda dibandingkan apa yang terjadi di Malaysia dan Singapore. Secara ekonomi mungkin keberadaan shopping center ini jelas mampu memberikan pendapatan baik masyarakat maupun pemerintah, namun di sisi lain adanya shopping center ini menimbulkan adanya pelaku – pelaku ekonomi informal, dimana banyak terdapat pedagang kaki lima yang akhirnya membuat kesan tidak rapi, kurang bersih dan kumuh di lingkungan bagian luar mal. Ditinjau dari segi lingkungannya pun di kawasan simpang lima masih terganggu oleh masalah kemacetan. Apalagi jika pada hari – hari weekend sangat terlihat kemacetan kendaraan bermotor di sepanjang jalan di Simpang Lima. Selain itu manajemen parkir yang kurang ter-manage dengan baik sehingga trotoar atau badan jalan kerap digunakan sebagai lahan parkir. Hal ini jelas mengganggu sirkulasi dan menambah kemacetan. Kondisi Indonesia yang memang sangat berbeda dengan Malaysia dan Singapore menjadikan karakteristik yang berbeda pula. Jika di Indonesia masyarakat masih banyak menggunakan kendaraan pribadi maka seharusnya pembangunan shopping center mampu melayani kebutuhan tempat parkir tersebut. Sehingga tidak mengganggu atau menambah masalah yang lain.
Kawasan Simpang Lima, Semarang

Dengan demikian, ukuran sustainable di masing – masing negara dapat berbeda – beda sesuai kondisinya. Jika di Singapore dan Malaysia memang  kondisi negaranya yang sudah sustainable, sehingga konsep shopping center pun dibuat sustainable. Berbeda dengan Indonesia yang kurang sustainable sehingga sampai hal kecil pun tidak didesain dan dikelola secara sustainable.

 

live and life Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea