Perjalanan ke Jakarta itu mungkin perjalanan yang paling aku ingat. Karena perjalanan itu yang paling bersejarah bagiku. Mengapa? karena bagian itu adalah salah satu mimpiku. Naik pesawat. Sampai usiaku yang ke-19, aku belum pernah naik pesawat. Harap maklum sih ya, rumahku dekat dari Semarang, tak perlu menyeberang lautan.
Dan akhirnya tanggal 10 November 2012 tepat di hari pahlawan, Allah mengahdiahkan ku mimpi itu. Naik pesawat. Boleh lah kalian tertawa menertawakan mimpiku itu. Tapi itulah aku, sesederhana itu, sampai naik pesawat pun ada di list mimpiku. Satu yang spesial di sini adalah pertama kalinya naik pesawat, tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis, karena semua biaya transportasi dan akomodasi telah ditanggung oleh panitia. Dan satu lagi yang menarik, sekalinya naik pesawat, pakenya Garuda Indonesia Airlines. Hehee..
Kalo nggak percaya nih tiketnya, hahaa..
SMG - CGK
Kode-kode kota lokasi Bandara yang artinya dari Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang ada di Cengkareng. Dulu aku sempat berfikir, SMG itu singkatan dari Semarang. Sedangkan CGK apa? kenapa tidak JKT atau TGR (Tangerang maksudnya) hehe.. Sempet berfikir juga, CGK itu Citi Great apa lah gitu, atau Center bla bla bla.. Tapi ternyata itu CENGKARENG hahaa.. Dan tahukah darimana aku mendapatkan jawabannya? Ketika aku iseng-iseng check in menggunakan forusquare, ada tulisa Cengkareng gitu, baru lah aku ngeh!
Haduh maaf ya, terserah sih pada mau bilang aku apa, katro, kampungan, kemseupay, ndeso, whatever. Ya memang kenyataannya begitu, hehee.. Anggap saja ini adalah suatu proses.
Yang membuat ku menarik, transportasi udara memiliki jadwal yang teratur dan disiplin. Sudah sangat jelas, bahkan tertulis di tiketnya, kalau batas check in jam segini, pesawat mulai terbang jam segini, sampai di kota tujuan jam segini. Dan siapapun yang telat ditinggal. Bayangkan jika angkutan darat seperti angkot, bis, yang ada di Indonesia memiliki sistem manajemen seperti ini. Lebih teratur. Kita tak usah lama menunggu angkot sampai setengah jam, karena kita telah memiliki jadwal kapan angkot itu datang di halte. dan kita dapat memprediksi jam berapa kita sampai di tujuan. Beda dengan angkot sekarang yang waktu tempuh itu tergantung supirnya. Kalau masih muda ya cepet, kalo udah tua ya lama. Begitu kan?
Tapi aku yakin, suatu saat akan ada sistem tersebut yang diterapkan di Indonesia. Ini tugas kita, planner! :)
Semua orang pun jelas nggak ingin ketinggalan pesawat. Kita juga. Closing check in itu jam 05.30. Aku berangkat jam 04.00 dari Tembalang. Selesai sholat shubuh aku langsung memesan taxi dan meluncur. Wah pertama kali ke Bandara A. Yani apa yang aku pikirkan? Biasa aja. Hehe, peace. Yah, aku merasa ini seperti terminal, hanya lebih besar dan sedikit lebih bagus.
45 menit perjalanan. Sangat singkat. Tapi menarik, aku bisa melihat kota dari atas langsung. Biasanya aku melihatnya dari foto citra, foto udara, kini aku melihat langsung, melihat pemukiman-pemukiman, sawah, dan lautan dengan perahu-perahu. Di dalam pesawat pun disediakan hiburan. Di depan kursi kita terdapat layar kecil yang kita dapat melihat berbagai macam video, film, lagu dari situ.
Sesampainya di Jakarta, aku aktifkan lagi handphone ku. Banyak SMS dan whatsapp yang masuk. Menanyakan berangkat jam berapa, sudah sampai apa belum, dan banyak pula yang mendoakan kita juara. yang pertama kali aku balas adalah sms dari ibuku yang menanyakan, "Pesawatnya udah berangkat?" aku membalas, "Sudah sampai bu.." Ibuku membalas lagi, "Sudah sampai mana? Jakarta? cepet banget.." :)
tapi sayang banget nih, nggak ada moment yang aku jepret selama perjalanan ini. padahal kan bisa buat pamer lagi ya, hahaaa.. :D
Soekarno Hatta International Airport. Jauh jauh lebih besar dari A.Yani. Jelas, ini di ibukota! Selain lebih besar, juga lebih banyak orang dari berbagai suku ras budaya, kulit hitam, putih, coklat, rambut hitam, coklat, merah, putih, hidung mancung, pesek dan sebagainya. Intinya ini bandara rame deh!! hehee..
Akhirnya kita naik taxi menuju ke Hotel yang telah disebutkan panitia, Millenium Hotel Sirih Jakarta. Dan kami juga terkagum ketiak pertama kali melihatnya dari jendela taxi. Aku ingat Tony berkata padaku, "Wuih nung, lihat deh hotelnya keren!" wow, memang keren. Berhubung aku juga tidak menjepret hotel tersebut dari luar, aku kasih foto hasil searching aja yah, hehee...
Taraaa.. keren nggak tuh. Bintang 4 meen! 15 lantai meen.. dan kamar kita ada di lantai 10! Nih aku tunjukin juga bentuk kamarnya.. :)
Dengan AC yang dingin, kasur empuk, TV dengan banyak channel, air hangat, dan fasilitas yang lengkap banget, kita hari itu benar-benar dimanjakan. It's so different with kos-kosan kita! hahaa.. :D
Dan yang aku suka, kita dapat melihat kota Jakarta dari atas! dan tampak pemandangan-pemandangan khas Jakarta, gedung - gedung tinggi, macet, pemukiman padat...
Ini diambil di pagi hari. Masih sepi coy! tuh liat, skyline dar gedung-gedung tingginya keliatan jelas.
Millenium Hotel terletak di perempatan nih. Masih pagi jadi juga maish sepi jalanannya..
Jakarta di malam hari. Untung hotel kita tidak terletak di pusat kemacetan, jadi nggak terlalu bising :)
Gedung-gedung tinggi dan pemukiman padat
Di Jakarta, bukan kita dibangunkan oleh ayam berkokok, tapi kita dibangunkan oleh suara mesin dan klakson kendaraan bermotor. Oh Jakarta... Ibukota Indonesia..
Hotel Bintang 4 ini memang bisa dibilang mewah banget. Apalagi untuk ukuran aku yang anak kampung, hihi.. Menurutku ini adalah suatu kenikmatan dunia, semuanya di sini sudah tersedia, kita tinggal menggunakannya, tanpa harus membayarnya. Udah kayak orang kaya, orang prnting gitu deh :D
Awalnya sejak aku baru datang ke Hotel Millenium ini, kita sempat bingung. Soalnya dari panitia pun tidak ada yang menyambut, hehe. jadilah kita kayak orang ilang di Hotel mewah ini. Akhirnya kita duduk deh di cafe lounge di dekat lobby. Tiba-tiba ada pelayan yang menawarkan minum. Ups, padahal kita nggak niat minum, hanya mau numpang duduk. Dengan sok - sokan kita minta daftar menu yang dibawa oleh pelayan tersebut.
dan... Taraaaa!!!!
Itu cuma sebagian yang berhasil ditangkap kamera, masih ada lho yang harganya jutaan rupiah, biasanya semacam wine gitu. cuma minum doang ngeluarin duit segitu banyak yaah, ckckck.. orang kayaa.. orang kayaaa..
terus kita milih apa? Akhirnya kita bilang ke mbak pelayan yang ramah dan murah senyum itu, "Nggak jadi deh mbaak.." sambil muka polos lama-lama rata deh tuh muka gue. lihat ekspresi mbaknya juga luntur deh senyumnya. Akhirnya dia ambil balik daftar menu dan pergi, hehee.. maaf ya mbaa. budget kita segitu nggak cuma buat minum doang, hahaaa.. :D
Okey, itu tadi cerita baru sebagian kecil dari inti ceritaku. Ini baru cerita tentang perjalanan mimpi dan di hotel. Ntar gue lanjutin lagi tentang presentasi, kawan baru, dan cerita lainnya yaaa :D