Demonstrasi dalam kamus bahasa Indonesia ada dua makna, yaitu pernyataan protes yang dikemukakan secara massal atau unjuk rasa, yang kedua adalah peragaan yang dilakukan oleh sebuah lembaga atau kelompok, misalnya demo masak, dan sebagainya. Oke, saat ini saya lebih membahas demo pada pengertian yang pertama. Yup, betul karena saya sama sekali tidak bisa memasak #gaknyambung
Aksi atau demonstrasi memang bukanlah satu-satunya jalan, bukan solusi. Tapi menyuarakan aspirasi rakyat adalah keharusan kita sebagai mahasiswa perantara antara masyarakat dengan pemerintah. Ada juga pendapat yang mengemukakan bahwa ada cara yang lebih elegan, yaitu dengan menulis. Yup, sepakat! menulis dalam suatu surat kabar berisi kritikan - kritikan atau masukan - masukan untuk pemerintah merupakan hal yang cerdas. Namun, apakah tulisan tersebut dapat sesuai tepat sasaran obyek tulisan kita? Apakah presiden misalnya, sempat membaca keluh kesah kita sebagai masyarakat tertindas? #lebaydikit
Ya, mungkin dengan demokrasi itulah kita dapat langsung berhadapan dan berbicara dengan birokrasi atau wakil rakyat di DPR..
Akhir Maret 2012 kemarin meungkin saat - saat ramainya aksi demonstrasi di setiap kota. Mulai dari buruh, sampai mahasiswa, dari mahasiswa yang suka rusuh, maupun yang damai - damai saja, semua turun ke jalanan. Semua menyuarakan aspirasinya, satu suara, satu komando. MENOLAK KENAIKAN BBM!!
Depan kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah saat itu terlihat ramai. Yup, ada aksi aliansi gerakan di Semarang menolak kenaikan BBM. And you know? i'm one of them! Yup, aku ikut aksi, bersama puluhan mahasiswa lain, yang peduli terhadap bangsa ini. Aku ikut aksi bukan sekedar ikut-ikutan. tapi malu, malu tidak ikut berkontribusi, mau tidak menyuarakan aspirasi, malu bila tidak peduli.
Dengan jaket merah, aku turun ke jalan, ke Jalan Pahlawan, depan kantor gubernur dan DPRD Jawa Tengah. Satu suara, tolak kenaikan BBM. Ya, benar, mungkin memang dengan demonstrasi, kita bisa secara langsung berkomunikasi dengan yang katanya wakil kita, wakil rakyat, dari berbagai fraksi. Mereka berbicara kepada kami, untuk mempertimbangkan penundaan kenaikan BBM. "Kita minta tolak kenaikan BBM pak, bukan menunda!" sahut demonstran di depanku. Dan kini, sampai detik ini, alhamdulillah kenaikan BBM ditunda. Namun demikian, aliran demonstran tidak berhenti, bukan penundaan yang diminta masyarakat, tapi penolakan..
Demonstrasi mungkin memang bukan solusi, namun inspirasi. Aku memang bukan tipe mahasiswa yang rajin demonstrasi, namun aku peduli.
Salam perjuangan! mulut kami tak akan bungkam dalam menyuarakan jeritan hati rakyat..
0 komentar:
Posting Komentar