Saat ini adalah tahun ketigaku di masa perkuliahan ini.
Tahun pertama aku lewati dengan mudah. Aku bilang mudah karena perjuangan di tahun
ini tidaklah sesulit perjuangan di tahun berikutnya. Tahun pertama pun aku
belum disibukkan dengan berbagai aktivitas selain kuliah. Di semester pertama
memang masih ada rangkaian ospek, di jurusan kami biasa menyebutnya prosesi. Sedikit
disibukkan dengan tugas-tigas dari senior, atau banyaknya kumpul di akhir
pekan, masih memakai atribut yang menandakan bahwa kami anak baru. Semester
kedua, prosesi sudah berakhir, kini aku telah memasuki dunia selain perkuliahan,
organisasi. Dulu aku semangat sekali berorganisasi. Itu berkat para orang-orang
yang bilang bahwa softskill sangat penting, dan softskill tidak bisa didapatkan
di bangku kuliah, namun di organisasi. Dulu aku memilih 4 organisasi yang aku
tekuni periode 1 tahun itu. Awalnya aku merasa agak kewalahan, tapi akhirnya
bisa berjalan dengan baik. karena saat tahun pertama di organisasi pun aku hany
asebagai staf sehingga amanah pun blm begitu berat. Sehingga tahun pertama,
semester 1 dan semester 2 ku sangat lah mudah aku lewati dengan mulus. Ini
dapat dilihat dari nilai-nilaiku yang bersinar, IP ku yang cumlaude yang membuat
aku boleh sedikit bangga dengan diriku sendiri.
Tahun kedua adalah tahun yang berat, mungkin 2 kali lebih
berat dari tahun pertama. Organisasi memang sudah aku kurangi. Aku hanya
memegang 2 posisi dalam 2 organisasi, namun masing-masing memiliki amanah dan
tanggung jawab yang lebih besar. Apalagi semester 3 dan 4 memiliki mata kuliah
yang berat. Dalam satu semester ada beberapa mata kuliah yang berbobot 4 sks.
Tahun kedua ini bisa kubilang walaupun berat, tapi mengesan. Dimana kita sudah
mulai jarang tidur, hobi (mungkin bukan hobi, tapi paksaan ya..) kita lembur,
tidak pulang ke kosan beberapa hari untuk menyelesaikan tugas, banyak survey
sampai ke luar kota. Bisa dibilang tahun kedua tahun yang amat sangat
melelahkan. Tapi karena banyaknya tuntutan tugas perkuliahan, organisasiku pun
sedikit goyah. Jujur, saat itu aku lebih nyaman hidup bersama teman-teman
kuliah, ya walaupun susah mengerjakan tugas, tapi aku sangat menikmati,
daripada di organisasi. Aku sangat paham bahwa amanah itu sangat penting,
sangat berat, karena ini bukan hanya dipertanggungjawabkan oleh senat, bukan
hanya tanggung jawab di dunia, tapi di akhirat, tanggung jawab di hadapan
Allah. Namun entah kenapa, hasrat dan semangatku di organisasi sangat memudar.
Banyak orang, yang aku tahu, sangat kecewa terhadapku. Jadlah saya yang mungkin
bsia dibilang berkepribadian ganda. Aku yang rame, antusias dalam hal akademis,
prestasi, nilai, kuliah, namun kurang antusias dalam organisasi. Saat itu
seringkali aku hanya menampakkan diri secara fisik saat rapat-rapat itu, namun
tak pernah pikiran dan otakku di rapat. Astaghfirullah.. Dan kini aku tahu
bahwa jika ketika kita memilih untuk fokus ke kuliah kita, tanpa memikirkan
pekerjaan lain, tidak menjamin akademis kita yang nomer satu. Ya, tahun kedua,
tepatnya semester 4, nilai ku turun, anjlok, bahkan aku mulai menemukan nilai C
dalam transkrip nilaiku. Sedih? Pasti. Tapi, ini semua jadi bahan
introspeksiku. Mungkin ini akibat aku
yang lalai dari amanah dan tanggung jawab, atau mungkin aku yang mendzalimi
diriku dan teman-teman bahkan mendzalimi Allah ketika aku lari dari berbagai
amanah. Dan satu yang ku ingat, semester 4, masalahku bertambah banyak.
Kini setengah dari tahun ketiga ku sudah kulalui. Semester 5
kemarin baru saja lewat. Lagi-lagi nilaiku tak seperti yang kuharapkan,
walaupun tak sejelek semester 4, namun ini cukup membuatku kecewa dan membuatku
merasa gagal di semester 5 ini. padahal, aku berjuang mati-matian, berusaha
untuk yang terbaik dalam akademis dan prestasiku. Tapi mungkin inilah Allah
menegurku. Lebih dari semester 4 mungkin, semester 5 adalah puncak kejenuhan ku
dalam organisasi, sudah banyak aku bolos rapat, banyak juga proker-proker yang
merupakan tanggung jawabku tidak terlaksana, aku juga jarang hadir dalam agenda
organisasiku, sudah banyak pula yang memperingatkanku. Tapi inilah aku, aku
memang susah diperingatkan oleh orang lain, apalagi oleh orang yang aku anggap
bukan siapa-siapa. Aku terlalu keras kepala. Dan saat itu aku memang sedang
menikmati masa-masa kuliahku yang sibuk, sulit, melelahkan namun aku rasa
sangat menyenangkan. Apalagi dengan teman-teman kuliah yang sangat berbeda dari
teman di organisasiku. Menurutku mereka lebih menyenangkan, menggembirakan,
lebih ramai, lebih dekat dan lebih perhatian dan saling tolong menolong antara
satu sama lain. Bukan berarti teman di organisasiku tidka menyenangkan, bukan,
tapi mungkin karena intensitasku lebih besar dengan teman – teman satu timku
itulah yang membuat aku tak sungkan berlama-lama dengan mereka. Mungkin juga
karena organisasi ku merupakan organisasi keislaman sehingga sangat terbatas obrolan
dengan lawan jenis, mungkin bercanda kita juga nggak kebangetan seperti
bercanda dengan teman-teman kuliah.
Dan kini, aku menyelesaikan tahun ketigaku. Saat ini aku baru
akan memasuki semester keenamku. Dan aku masih memegang amanah di satu organisasi.
Ya memang cuma 1 secara lembaga. Tapi 1 itu adalah posisi yang sangat berat,
dan walaupun aku hanya ada dalam 1 saja organisasi, tapi juga memiliki tanggung
jawab di lain hal yang tak dapat ditinggalkan begitu saja. Dan kini, aku merasa
titik kejenuhanku. Aku merasa menemukan passion lain, sehingga aku belum begitu
semangat menyambut semester enamku ini. Banyak sekali terlintas aku ingin
melepasakan semua amanah dan tanggung jawabku. Sangat kebalikan dengan tahun
pertama, dimana aku sangat semangat berorganisasi. Aku hanya ingin fokus pada
kuliahku saja. Titik. Aku hanya ingin cepat lulus. Kerja. Dan menghadapi
kehidupan yang baru. Entah kenapa aku jenuh dengan masa-masa ini sebenarnya.
Tapi aku sadar, aku harus menghadapi semuanya. Aku tak boleh
egois dengan semua keinginanku dengan semua passionku. Semester enam ini akan
jadi semester yang melelahkan secara fisik. Tapi aku berharap ia tak melelahkan
jiwa dan batinku. Aku ingin aku menyenangi apa yang ada di depan ku semua,
perkuliahanku yang makin sibuk, organisasiku dengan posisi yang sebenernya
sangat aku hindari tapi kali ini harus aku hadapi, aku harus mengemban semua
amanah dan tanggung jawabku dengan tetap memeluk passionku.
Aku tahu mengapa nilai ku di semester 4 dan 5 menurun, itu
karena aku lalai. Banyak hal yang aku lalaikan, yang aku lupakan. Walaupun aku
berusaha keras dalam akademisku, tapi aku lalai pada amanahku.
Astaghfirullah. Aku tak ingin semua berulang. Aku ingin
dengan aku yang tetap berjuang keras dan berusaha keras dalam memperbaiki
akademis dan prestastiku, tapi aku tak ingin lalaikan hal yang lain, amanah dan
tanggung jawabku. Aku yakin keduanya bisa berjalan selaras, aku yakin..
Barangsiapa menolong agama Allah, pasti Allah akan menolong
mu.. Surat Muhammad ayat 7 ini menggema.
Allah, ingatkan hambamu yang lalai ini. jangan buat aku
lalai lagi, jangan buat aku terperosok terlalu jauh ke dalam kenyamanan dan
kebahagiaan yang dapat melalaikanku. Bantu aku untuk dapat memegang amanah yang
berat ini. karena aku tahu, semua amanah dan tanggung jawab di dunia ini,
sekecil apapun amanah dan tanggung jawab itu, Allah semua yang memberikannya,
dan kepada Allah lah kembali tanggung jawab itu.
Di rintik hujan ini, aku berdoa, mudahkan semua urusanku ya
Allah.. ampuni dosa-dosaku ya Allah.. izinkan aku merajut mimpi-mimpi ku tanpa
lalai sedikitpun dengan amanah yang kau berikan. Amin..
Di tengah rintik hujan dan petir yang menyambar sore yang
mulai gelap, di langit Banjarnegara.
Hari terakhir di februari 2013
Dari aku yang ingin bangkit, ingat dan berubah